Bagian 63

182 12 3
                                    

Bismillahirrahmanirrahim.

Update on : 01 November 2024

***

Welcome to my imagination.

Vote sebelum baca dan tinggalkan komentar.

Happy reading.

Bagian 63

^^^
Usai pertengkaran hari itu dan ucapan Altaf perihal perceraian, mereka tak lagi bertemu. Altaf yang lebih memilih tinggal di rumah sakit, sedangkan Nara lebih memilih pulang ke rumah orang tuanya dengan alasan ingin merawat Jihan selama masa penyembuhan. Namun tanpa mereka berdua sadari bahwa keluarga mereka sudah mengetahui jika mereka sedang ada masalah, hanya saja orang tua mereka tidak tahu alasan mereka bertengkar karena apa.

Setelah menyelesaikan semua pekerjaan rumah, Nara bersiap-siap untuk pergi ke supermarket untuk belanja bahan dapur yang sudah mulai kosong. Perihal pekerjaan Nara di kampus ia sudah memutuskan untuk resign dan lebih memilih fokus merawat Jihan.

"Ma, Nara ke supermarket dulu ya. Mama nggak apa-apa kan ditinggal dulu?" pamit Nara pada Jihan yang sedang duduk di halaman belakang rumahnya.

Jihan mengangguk, "Tenang aja sayang, bawa aja mobil mama!"

"Nggak usah, Nara sudah pesan taksi online kok."

"Iya sudah Nara berangkat dulu ya, taksinya sudah nunggu di depan. Assalamu'alaikum." mengecup punggung tangan Jihan.

"Wa'alaikumussalam, hati-hati ya sayang."

Taksi yang ditumpangi Nara mulai melaju menuju supermarket. Di tengah perjalanan Nara mendengar ponsel dalam tasnya berbunyi. Kening Nara berkerut sebelum ibu jarinya menggeser panel berwarna hijau yang mengambang di layar.

"Assalamu'alaikum, iya kak ada apa?"

"Wa'alaikumussalam. Emm Nara ada dimana? Lagi sibuk?" Tanya Kaffa basa-basi.

"Nara sedang di perjalanan mau ke supermarket kak, ada apa?" Sahut Nara.

"Emmm gimana ya..." Hening sejenak.

Hingga suara lelaki di seberang telepon mulai terdengar lagi, "Aku bingung, aku nggak tahu hal ini pantas aku beri tahu ke kamu atau tidak. Tapi jika tidak, ini sangat mengganggu pikiranku." tutur Kaffa lirih.

"Memangnya soal apa kak? Soal Mas Altaf ya?" tebak Nara.

Kaffa mengangguk, ia lupa bahwa Nara tidak bisa melihatnya mengangguk saat ini.

"Iya, tapi gimana ya ngomongnya.. Emmm," Kaffa tampak kebingungan dari suaranya.

"Kak Kaffa ngomong aja, memangnya ada apa dengan Mas Altaf?" desak Nara.

"Maaf, Ra... Aku ta-tadi lihat emmm lihat..." ujar Kaffa terbata.

"Iya lihat apa kak?" Nara semakin penasaran.

Tak sengaja netra hazelnya menangkap objek yang berhasil membuat bola matanya hampir lepas. Detik selanjutnya Nara mengakhiri teleponnya dengan Kaffa secara sepihak, tanpa menghiraukan hal penting yang sedang Kaffa katakan.

Kinara dan Luka (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang