Bismillahirrahmanirrahim.
Update on : 22 Juli 2023
***
Welcome to my imagination.
Vote sebelum baca dan tinggalkan komentar.
Happy reading.
Bagian 8
^^^
Bel pintu berbunyi, menandakan ada seorang tamu yang datang. Viola yang sedang duduk bersantai di ruang tamu bergegas membukakan pintu. Saat mengetahui siapa yang datang bertamu, Viola mempersilahkan masuk dan memanggil tantenya yang baru saja selesai mandi. Sambil menunggu tantenya keluar dari kamarnya, Viola berinisiatif membuatkan minuman untuk tamu yang hadir.
"Assalamualaikum," salam Jihan yang baru menampakkan batang hidungnya.
"Wa'alaikumussalam, Jihan maaf ya baru sempat hadir. Kami sekeluarga turut berduka cita ya atas meninggalnya Kinan beserta suami." Hanum memeluk tubuh Jihan untuk menyalurkan kekuatan bagi Jihan.
"Terimakasih ya mbak, sudah repot-repot datang kesini,"
"Kamu yang sabar dan ikhlas ya," ucap Husain pada Jihan.
"InsyaAllah, terimakasih mas,"
Viola muncul dari arah dapur dengan membawa nampan yang berisikan beberapa gelas minuman dan dua toples kue kering untuk keluarga Altaf. Gadis itu berhasil mengalihkan perhatian Altaf, Umi mencubit lengan Altaf yang tak henti-hentinya memandangi Viola.
"Astaghfirullah hal adziim," ucap Altaf spontan saat mendapat cubitan kecil dari uminya.
Viola yang berdiri tepat dihadapan Altaf turut kaget saat mendengar Altaf mengucapkan lafadz tersebut. Dalam hati Viola bertanya-tanya, apa mungkin ada yang salah dengan dirinya sehingga Altaf sampai beristighfar saat melihat dirinya.
"Kenapa kak?" tanya Viola penasaran.
Altaf menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "Emm tidak, ini ada semut gigitnya sakit banget," ungkap Altaf beralibi.
Viola yang mendengar jawaban Altaf hanya tersenyum dan mempersilahkan mereka untuk menikmati hidangan yang sudah ia sediakan.
"Nara sudah berangkat kerja ya, ma?" tanya Altaf pada Jihan untuk mengalihkan perhatian uminya.
"Sudah dari jam delapan tadi, nak."
"Pantesan Altaf kirim pesan berkali-kali nggak direspon,"
Mereka berbincang santai membicarakan banyak hal, dari mulai tentang pekerjaan sampai tentang putra putri mereka. Jihan dan Hanum jika sudah bertemu mereka akan sangat betah sekali membicarakan banyak hal. Apalagi Hanum yang sangat suka dengan fashion sangat cocok dengan Jihan yang memiliki usaha butik syar'i. Waktu berjam-jam tidak akan terasa jika mereka sudah membahas perihal model baju terbaru.
"Ini rencananya Viola mau lanjut kuliah atau gimana?" tanya Abi untuk menghentikan obrolan istrinya beserta Jihan yang tiada henti.
"Saya sama suami maunya seperti itu, Mas. Nanti juga ada Nara yang bisa bantu buat daftarkan Vio kuliah. Tapi kembali lagi semua keputusan ada di Viola, karena dia yang akan menjalani," jawab Jihan.
"Viola ingin kerja aja, bantuin tante di butik. Vio nggak mau tambah ngrepotin Om, Tante sama Kak Nara. Vio diterima tinggal disini saja sudah bersyukur sekali." Jawab Viola dengan senyum di bibir manisnya.
"Tapi nak..."
Belum selesai Jihan berbicara, Viola sudah memutusnya "Viola mohon ya tan, ini keputusan Viola."
"Tapi suatu saat nanti jika kamu berubah pikiran, tolong kasih tau tante ya!" pinta Jihan.
Viola mengangguk pasti, "Karena orang tua kamu sudah meninggal, maka tantemu inilah yang akan menjadi orang tuamu mulai sekarang. Jadi kalau ada apa-apa harus dibicarakan dengan tantemu ini." nasihat Hanum pada Viola yang dijawab dengan anggukan kepala.
**
Saat diperjalanan menuju rumah, Hanum yang berjalan beberapa langkah di depan Altaf mendadak berhenti.
"Kok berhenti, Mi?" tanya Altaf heran.
Bukannya menjawab, Hanum kembali mencubit perut putranya. "Heumm, enak digigit semut?"
"Aawww, sakit umii!"
"Nggak sopan ya, uminya dibilang semut," ucap Hanum gemas sambil terus mencubit putranya.
"Arrghhh iya ampun umi, ampuuun!!"
Tak ada ampun bagi Altaf, Hanum masih saja melanjutkan aksinya mencubit perut putranya yang terkadang memang menyebalkan. Husain yang melihat tingkah kedua orang di depannya hanya menggeleng-gelengkan kepala. Ia sangat paham dengan sifat putranya yang suka sekali menggoda uminya. Entah darimana sifat jail itu diturunkan, bisa jadi dari dirinya.
"Jangan berhenti sebelum ipin tumbuh rambut!" kekeh Husain sebelum berlalu masuk ke dalam rumah lebih dulu.
***
Jangan lupa vote dan berikan komentar
Terima kasih yang sudah membaca
Yuk berteman di Instagram!
By:elvirarismasita
![](https://img.wattpad.com/cover/346591366-288-k763094.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kinara dan Luka (On Going)
Teen FictionTakdir itu terkadang memang tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan, mau tidak mau kita harus memilih jalan ikhlas untuk ditempuh. Ikhlas memang tidaklah mudah, sebagaimana kita membalikkan telapak tangan. Namun jika tidak ikhlas maka akan lebih...