Bismillahirrahmanirrahim.
Update on : 02 Desember 2023
***
Welcome to my imagination.
Vote sebelum baca dan tinggalkan komentar.
Happy reading.
Bagian 31
^^^
Hari demi hari berlalu, misi pencarian Viola berkedok bulan madu masih berlanjut. Setiap hari Altaf selalu disibukkan dengan mencari keberadaan Viola, hingga tak jarang ia lupa akan keberadaan Nara di sampingnya. Pergi pagi, hingga larut malam Altaf baru menginjakkan kakinya di rumah yang sudah beberapa hari ini ia tempati bersama Nara.
Dari awal Altaf yang meminta Nara untuk menemaninya dalam pencarian ini, namun akhir-akhir ini Altaf memilih pergi sendiri tanpa Nara di sampingnya. Setiap Altaf pulang, Nara selalu menanyakan hasil pencariannya. Hasilnya nihil, Altaf belum mendapatkan petunjuk apapun tentang keberadaan Viola. Entah kemana perginya gadis itu, hampir seluruh wilayah Bogor sudah Altaf kelilingi, tapi tak ada satu pun orang yang berhasil menemukan Viola. Rasanya Altaf ingin menyerah, dan berusaha menerima semua takdir yang sudah terjadi. Membuka lembaran baru, dan menjalani kehidupan rumah tangganya bersama Nara. Namun, bukan Altaf namanya jika ia harus berhenti di tengah jalan. Bagaimana pun caranya ia harus bisa menemukan Viola, dan mencari tahu apa alasan dibalik semua ini.
Pintu terbuka, suara langkah kaki terdengar mendekat. Nara sudah bisa menebak siapa yang datang, dan benar saja lelaki itu dengan wajah lusuhnya datang menghampiri Nara di dapur.
"Assalamu'alaikum," salam Altaf sambil menarik kursi makan untuk ia duduki.
"Wa'alaikumussalam, gimana?" tanya Nara sambil mengulurkan segelas air untuk Altaf.
Altaf menggelengkan kepala samar, "Nihil, Raa." ia meneguk air itu sampai habis tak tersisa.
"Iya sudah nggak apa, nanti kita cari bareng-bareng yaa??!" tutur Nara yang sibuk menyendokkan nasi beserta lauk untuk suaminya.
"Nggak perlu, kamu diam saja di rumah!" tolak Altaf.
"Apa salahnya kita cari berdua, siapa tau dengan begitu akan lebih mudah ketemunya."
Jeda sepersekian detik, "Bukannya waktu itu juga kamu sendiri yang bilang kalau kita bakal cari bareng-bareng?"
"Raa, tolong aku cape!" tutur Altaf mengakhiri perdebatan.
Tok,, tok,, tok...
Suara ketukan pintu mengalihkan perhatian Nara, Altaf masih sibuk melanjutkan makan malamnya. Ketika pintu terbuka, menampilkan sosok seorang gadis yang tidak asing di mata Nara. Tapi siapa dia? Dan untuk apa malam-malam ke rumahnya?
"Assalamu'alaikum, mohon maaf kak malam-malam mengganggu waktunya." salam gadis yang berdiri di depan pintu.
"Wa'alaikumussalam, iya ada yang bisa saya bantu?" ucap Nara dengan mimik wajah bertanya-tanya.
Gadis itu tampak mengulurkan sebuah piring yang berisi beberapa potong brownies coklat dengan topping keju di atasnya.
"Emm ini, tadi saya iseng bikin brownies dan cukup banyak jadi tidak ada salahnya berbagi dengan tetangga baru, itung-itung sebagai ucapan selamat datang kak,"
"Dan juga sebagai ucapan terimakasih karena waktu itu kakak pernah bantu ibu saya di supermarket,"
Nara mengingat sesuatu, "MasyaAllah iya pantesan sepertinya tidak asing dan pernah bertemu, jadi merepotkan." Ia membuka akses masuk untuk tamunya,
KAMU SEDANG MEMBACA
Kinara dan Luka (On Going)
Teen FictionTakdir itu terkadang memang tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan, mau tidak mau kita harus memilih jalan ikhlas untuk ditempuh. Ikhlas memang tidaklah mudah, sebagaimana kita membalikkan telapak tangan. Namun jika tidak ikhlas maka akan lebih...