Bagian 41

268 7 0
                                    

Bismillahirrahmanirrahim.

Update on : 03 Maret 2024

***

Welcome to my imagination.

Vote sebelum baca dan tinggalkan komentar.

Happy reading.

Bagian 41

^^^
Sepanjang perjalanan pikiran Altaf masih tak tenang, ia takut Jihan kembali membahas obrolan mereka tadi yang sempat terputus karena kehadiran Nara.

"Taf, kamu belum jawab pertanyaan mama tadi?!"

Deg...

Benar saja apa yang dipikirkan Altaf, Jihan kembali menanyakan hal itu. Lalu bagaimana ia harus menjawab agar Jihan tidak salah paham dengannya perihal masalah ini.

"Apa yang ada diseberang telepon tadi Viola?"

Altaf berdehem, "Bukan ma, tadi perawat rumah sakit tempat Altaf bekerja lagi konsultasi soal kondisi pasien yang kebetulan namanya Viola." jelas Altaf berusaha setenang mungkin.

"Jadi bukan Viola keponakan mama?"

"Bukan ma," singkat Altaf.

Dari spion kirinya Altaf melihat ada pantulan raut yang sedikit kecewa terpancar dari wajah Jihan. Walau bagaimana pun Jihan dan Irwan selalu berharap Viola kembali lagi di tengah keluarga mereka. Meski mereka juga bingung memikirkan kondisi Nara jika suatu saat nanti Viola benar kembali lagi dalam kehidupan mereka.

"Maafkan Altaf ma, mungkin untuk saat ini lebih baik mama tidak tau soal ini." batin Altaf.

_____

Usai makan siang bersama, Altaf tampak rapi lengkap dengan snelli yang ia gantung di lengan kirinya. Nara yang baru saja menyelesaikan cuci piringnya berjalan menghampiri Altaf.

"Mas kerja hari ini?"

"Iya, banyak pasien yang harus aku tangani. Kamu banyakin istirahat, aku tinggal dulu. Assalamu'alaikum."

Altaf melenggang pergi usai mengucap salam. Nara tersenyum kecut menatap punggung lelaki yang perlahan menjauh dari pandangannya.

"Sadar Nara, dia berlaku manis kalau ada orang yang melihat aja." ujar Nara bermonolog.

Baru saja mau beranjak, tampak Jihan yang menuruni tangga menuju ke arahnya. Dengan wajah teduh dengan senyum manis yang menghiasi wajahnya.

"Altaf kemana kok sepi?" Jihan mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut ruangan.

"Mas Altaf baru saja berangkat kerja ma, banyak pasien yang harus ditangani katanya."

Jihan mengangguk, sebenarnya ia sudah tahu jika Altaf pergi kerja karena ia melihatnya dari lantai dua. Ia juga melihat perlakuan Altaf yang berbeda kepada Nara, Altaf tak terlihat kontak fisik dengan putrinya. Berbeda dengan tadi saat sebelum Altaf mengantarnya pergi berbelanja, menantunya memperlakukan Nara dengan manis. Terlihat dengan cara berpamitan sambil mengecup singkat puncak kepala Nara. Namun berbeda dengan yang baru saja ia lihat, Altaf tak melakukan hal yang sama bahkan ia tak menyentuh Nara walau hanya sekedar bersalaman.

Satu persatu teka-teki mulai bermunculan, mengingat perbincangan antara Altaf dan Hanum kemarin waktu di rumah sakit yang masih menimbulkan pertanyaan besar. Lalu mendengar obrolan Altaf bersama seseorang di telepon tadi yang jelas menyebut nama Viola dengan nada penuh penekanan. Altaf mengatakan bahwa itu hanyalah nama pasiennya, namun Jihan belum bisa percaya seratus persen karena tidak mungkin jika Altaf berbicara mengenai pasien dengan nada penuh penekanan. Dan sekarang ia kembali melihat kejanggalan diantara Altaf dengan putrinya.

Kinara dan Luka (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang