Bagian 17

306 13 1
                                    

Bismillahirrahmanirrahim.

Update on : 09 September 2023

***

Welcome to my imagination.

Vote sebelum baca dan tinggalkan komentar.

Happy reading.

Bagian 17

^^^

Pagi hari usai melaksanakan Sholat Subuh, Nara dikagetkan dengan suara kerikil yang mengenai jendela kacanya. Tampaknya ada seseorang yang sengaja melempar kerikil tersebut ke kamar Nara. Buktinya hal itu tidak terjadi hanya sekali saja, namun beberapa kali. Jika terus dibiarkan terlalu lama bisa pecah jendelanya.

Sebenarnya Nara sudah bisa menebak siapa pelaku dibalik itu semua, tentu saja Altaf orangnya. Siapa lagi jika bukan dia, manusia yang tiada hentinya mengusik kehidupan Nara. Dia juga yang sudah berhasil memporak-porandakan perasaan Nara.

Nara membuka jendelanya, "Kau sengaja mau ngerusak rumah aku?" teriak Nara kesal.

"Hussttttt jangan berisik,"

Selalu saja begitu, dia yang berulah namun orang lain yang dimintanya untuk tidak berisik. Namun jika tidak begitu bukan Altaf namanya.

"Kenapa ponsel kamu mati? Kata mama kamu sakit, sakit apa?"

"Cuma pusing aja," jawab Nara singkat.

"Ah bohong, paling juga kamu iri kan liat aku sudah menemukan pasangan duluan," ledek Altaf.

"Sudah ngomongnya? Atau mau aku aduin ke Viola?" ancam Nara agar Ia tak berlama-lama berbicara dengan Altaf. Karena jujur, saat melihat wajah Altaf rasa sakitnya kembali terasa.

"Yeee ngaduan!!"

Nara tak menggubris omongan Altaf, Ia melenggang masuk ke dalam kamarnya. Altaf yang melihat Nara melenggang pergi tampak berubah raut wajahnya.

"Maafkan aku tuan putri," Altaf bermonolog dan bergegas pergi meninggalkan pelataran rumah Nara.

***

Setelah sarapan bersama, Nara langsung berpamitan untuk berangkat kerja. Baru saja membuka pintu, ia sudah dikagetkan dengan kehadiran seseorang yang untuk saat ini tak ingin ia temui. Altaf sudah berdiri di depan pintu dengan kemeja lengan panjangnya yang terlipat sampai siku.

"Hobi baru ngagetin orang?" omel Nara.

Altaf hanya nyengir kuda, menampilkan gigi rapinya. "Maaf tuan putri,"

"Masuk aja! Viola ada di dalam," ucap Nara sambil berlalu menuju pintu gerbang. Mengingat motornya sedang berada di bengkel sejak kemarin, ia harus menggunakan taxi online pagi ini.

"Aku kesini mau jemput kamu, bukan ketemu Viola," jawab Altaf dengan wajah serius yang berhasil menghentikan langkah Nara.

"Tapi aku sudah pesan,,," belum selesai Nara bicara Altaf sudah memotongnya.

"Sejak kapan Nara pandai berbohong," ucap Altaf dengan memperhatikan punggung gadis yang ada di depannya.

Nara yang tadinya ingin melanjutkan langkahnya kembali terhenti saat mendengar ucapan Altaf.

"Bahkan ponsel kamu belum aktif kan sampai detik ini," Altaf melakukan panggilan telpon ke ponsel Nara dan men-loudspeaker agar Nara turut mendengar suara dari pemberitahuan operator bahwa nomornya sedang tidak aktif.

Kinara dan Luka (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang