Bismillahirrahmanirrahim.
Update on : 19 Juli 2023
***
Welcome to my imagination.
Vote sebelum baca dan tinggalkan komentar.
Happy reading.
Bagian 6
^^^
Usai sarapan, Nara membantu Viola untuk membereskan barang-barang yang ia bawa untuk diletakkan pada kamar tamu yang mulai saat ini akan menjadi miliknya. Nara sangat antusias sekali menyambut kehadiran sepupunya itu, karena dengan adanya sepupunya ia akan memiliki teman baru di rumah sehingga tak melulu tentang Altaf dalam hidupnya. Semoga dengan kehadiran Viola di rumahnya bisa menjadikan sebuah alasan untuk Nara menjauh secara perlahan dari Altaf.
"Semoga Vio betah ya tinggal disini," ucap Nara yang sibuk membantu merapikan baju-baju Viola.
"Pastinya kak, terimakasih ya sudah mau menerima Vio untuk tinggal di rumah ini,"
"Kayak sama siapa aja kamu ini, kan tadi mama sudah bilang kalau kita ini keluarga kamu. Jadi mulai sekarang kita kakak beradik,"
Viola menghambur ke dalam pelukan Nara, setelah kepergian orang tuanya ia tak merasakan kebahagiaan seperti yang ia rasakan saat ini. Ia seakan menemukan rumah baru yang nantinya akan menjadi tempat berlindung dari pahitnya kehidupan.
"Habis beres-beres ini kita jalan yuk, cari hiburan. Mau kan?" tanya Nara pada Viola.
"Wahh ide bagus kak, Vio rasa memang butuh healing." Jawab Viola antusias, "Ini biar Vio yang lanjutkan, kakak siap-siap dulu aja!"
"Yakin nggak apa aku tinggal?"
Dijawab anggukan kepala oleh Viola, "Iya sudah aku ke kamar dulu ya, kalau butuh apa-apa jangan sungkan."
Setelah Viola naik ke jok belakang motor Nara, lalu ia mulai melajukan motornya meninggalkan pelataran rumah. Namun baru saja keluar dari pagar rumahnya, ada seseorang yang sedang berdiri di pinggir jalan mengalihkan atensi Nara. Perempuan paruh baya itu tampak menunggu seseorang sambil membawa dua papper bag.
"Assalamualaikum, Umi." salam Nara saat menghentikan motornya dan turun menghampiri perempuan yang lebih akrab dengan sebutan Umi.
"Wa'alaikumussalam, Nara?!" Hanum heran saat melihat kehadiran seorang gadis asing yang sedang bersama dengan Nara, "Loh ini kok ada gadis cantik, temennya Nara?"
"Oh iya kenalin umi, ini Viola sepupu Nara. Keponakan mama,"
"Viola anaknya Kinan?" tanya Hanum memastikan.
"Iya, saya Viola anaknya Mama Kinan, tante." Viola mencium punggung tangan Hanum.
"Panggil umi aja, biar sama kayak Nara. Gimana kabar mama sama papa kamu? Sehat kan?"
Hening sejenak, "Papa dan mama meninggal beberapa minggu yang lalu, karena kecelakaan umi." Jawab Viola lirih.
Jujur setiap mengingat kejadian itu hati Viola masih sangat sakit dan belum sepenuhnya bisa menerima kenyataan ini. Baginya ini merupakan ujian yang sangat berat, karena ia harus kehilangan orang yang paling ia sayang secepat ini. Namun walau bagaimana pun perjalanan hidupnya harus terus berjalan, mau tidak mau ia harus ikhlas melepas kepergian orang tuanya dan memulai lembaran baru tanpa mereka disampingnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/346591366-288-k763094.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kinara dan Luka (On Going)
Teen FictionTakdir itu terkadang memang tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan, mau tidak mau kita harus memilih jalan ikhlas untuk ditempuh. Ikhlas memang tidaklah mudah, sebagaimana kita membalikkan telapak tangan. Namun jika tidak ikhlas maka akan lebih...