Bagian 45

120 5 0
                                    

Bismillahirrahmanirrahim.

Update on : 21 April 2024

***

Welcome to my imagination.

Vote sebelum baca dan tinggalkan komentar.

Happy reading.

Bagian 45


^^^
Sepanjang perjalanan pulang, semua perkataan perempuan tadi berputar di kepala Altaf. Matanya tertuju pada jalanan di depannya, namun pikirannya melayang kemana-mana.

"Dia benar, menghindar bukan sebuah jalan keluar untuk menyelesaikan masalah." gumam Altaf.

"Tapi sebenarnya dia siapa? Kenapa bisa membaca isi pikiranku?!" Altaf memukul setir mobilnya, "Argh!! Kenapa jadi mikirin hal nggak penting sih!" Altaf merutuki kebodohannya.

Kemudian ia menambah kecepatan mobilnya agar bisa sampai di rumah lebih cepat. Ia akan mengikuti saran Gaby untuk menyelesaikan permasalahan rumah tangganya dengan Nara. Walau bagaimanapun ia sebagai suami salah jika membiarkan masalah ini terus berlarut tanpa adanya penyelesaian yang baik diantara mereka.

Altaf memasuki rumahnya sambil mengucap salam, ia berjalan menuju lantai dua untuk mencari keberadaan Nara. Ia mengetuk pintu kamar Nara berulang kali, namun tidak ada sahutan. Ia berusaha mencari ke semua sudut ruangan, namun nihil Nara tidak ada di rumah. Altaf merogoh semua saku bajunya, ia mencari benda pipih berwarna silver miliknya. Di dalam mobil ia tak menemukan ponselnya, lalu kemana benda itu? Atau mungkin memang ketinggalan di kamar? Lalu ia pun berlari menuju kamarnya, dan ternyata benar benda pipih itu sedang tergeletak di atas tempat tidurnya.

Segera ia mencari kontak istrinya untuk ia hubungi dan menanyakan keberadaannya. Namun ternyata Nara mengiriminya sebuah pesan sejak dua jam yang lalu, itu artinya Nara mengirim pesan sebelum Altaf pergi tadi. Altaf tercengang saat membaca isi pesan yang dikirim oleh Nara untuknya.

Benar saja saat tiba di dapur, Altaf melihat ada beberapa makanan dan sebuah kue kesukaannya. Nara membuat semua ini untuknya, bahkan disaat ia sendiri lupa dengan hari spesialnya. Namun Nara sudah mempersiapkan ini semua untuknya. Tanpa sadar mata Altaf mulai berkaca-kaca, setelah perlakuannya selama ini terhadap Nara, gadis itu masih tetap saja memperlakukannya dengan baik.

_____

Cairan bening masih terus mengalir di pipi ranum milik Nara, ia sedang duduk di gazebo belakang rumah Dini. Usai kejadian di cafe tadi, Nara memutuskan untuk pergi ke rumah Dini. Ia butuh seseorang untuk teman bertukar cerita, sangat tidak mungkin jika Nara harus pulang ke rumah orang tuanya. Bukannya menyelesaikan masalah yang ada malah menambah masalah baru. Maka dari itu, Nara kini sedang duduk berdua ditemani oleh Dini di taman belakang rumah.

Nara sudah menceritakan semua yang terjadi hari ini, bahkan ia juga menceritakan perihal ia yang melihat Altaf sedang duduk berdua dengan perempuan di cafe.

"Ada baiknya jika kamu bicarakan masalah ini berdua sama Altaf dengan kepala dingin. Bukannya aku mau membela Altaf, takutnya ini semua hanya salah faham aja diantara kalian." nasihat Dini setelah mendengar cerita dari Nara.

"Lagian kamu mau sampai kapan menghindar dari suami kamu? Coba cek ponsel kamu deh, aku yakin pasti Altaf lagi nyariin kamu sekarang."

Nara merogoh ponselnya dari dalam slingbag yang ia letakkan di sampingnya. Ternyata benar apa yang dibilang Dini, banyak sekali panggilan tak terjawab dan pesan masuk dari Altaf yang menanyakan keberadaannya sekarang. Ponselnya memang sengaja ia atur dalam mode hening, karena Nara sengaja tidak mau diganggu oleh siapapun untuk saat ini. Nara menatap ke arah Dini yang juga menatapnya dengan senyum simpul di bibirnya.

Kinara dan Luka (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang