Bagian 24

369 13 0
                                    

Bismillahirrahmanirrahim.

Update on : 12 Oktober 2023

***

Welcome to my imagination.

Vote sebelum baca dan tinggalkan komentar.

Happy reading.

Bagian 24

^^^
Usai acara ijab qobul tadi pagi, kini saatnya acara resepsi digelar di gedung mewah dengan berbagai macam dekorasi disetiap sudutnya. Jalan menuju pelaminan berlapiskan karpet merah dengan hiasan bunga putih diatasnya. Berbagai karangan bunga ucapan selamat atas pernikahan Altaf dan Viola juga berdiri di area depan gedung.

"Kau sangat beruntung Viola, tapi kenapa kau malah menyia-nyiakannya?" batin Nara.

Para tamu yang hadir silih berganti memberikan ucapan selamat kepada Altaf dan juga Nara yang berdiri di atas pelaminan. Termasuk seorang gadis bergamis coklat susu dan kerudung senada, saat memasuki gedung terperangah melihat mempelai wanitanya.

"Naraaaa!!" teriak Dini dengan mata yang membola, seakan tak mempedulikan bahwa dirinya saat ini menjadi pusat perhatian semua tamu undangan.

Dini setengah berlari menuju pelaminan, ia melewati Altaf yang berdiri di samping kanan Nara.

"Ini bukan mimpi?!" Dini mencubit pipinya sendiri, memastikan bahwa ia tidak sedang bermimpi saat ini.

"Kamu beneran Nara kan!?"

"Iya beneran kamu Nara, yaAllah masyaAllah cantik banget,," Dini menghambur ke pelukan Nara.

"Aaaa akhirnyaa,," belum selesai Nara sudah membungkam mulut sahabatnya yang sejak tadi suaranya memekakkan telinga.

"Hussstt, malu ih diliatin sama yang lain!" bisik Nara.

Dini nyengir kuda, menunjukkan giginya yang rata. "Sorry, eh by the way selamat yaa," Dini kembali memeluk Nara.

Melihat dua perempuan yang tampak tak mempedulikan dirinya, Altaf memilih duduk dengan benda pipih yang ada digenggamannya.

"Eh iya lupa, selamat ya Dokter Altaf. Semoga sakinah, mawaddah, wa rohmah."

Altaf hanya tersenyum simpul, "Terimakasih."

"Cepat bikinkan aku keponakan yang lucu please,,"

Ucapan Dini berhasil membuatnya mendapat tatapan tajam dari Nara. "Diniiiii,,!!"

"Ehem, aku ke toilet dulu ya!" pamit Altaf.

Nara hanya mengangguk sambil tersenyum, setelahnya Dini pamit turun untuk menikmati hidangan yang sudah disediakan.

Kini tinggal Nara sendiri, ia duduk sambil membuka ponselnya yang sejak tadi pagi ia abaikan. Kabar ia yang menjadi pengantin pengganti sudah beredar di kalangan rekan kerjanya. Tak jarang rekan kerja yang mencibirnya, mungkin hanya Dini yang paham dengan posisinya saat ini. Setiap orang yang tau tentang berita ini pasti akan menilai Nara hanyalah sekedar istri pengganti bagi Altaf. Namun tidak bagi Nara, istri adalah istri. Ia harus berusaha menjadi istri terbaik untuk Altaf, yang bisa menjadi sayapnya untuk terbang ke surga-Nya.

"Selamat, Ra." Nara mendengar suara lelaki yang memberikan selamat kepadanya, lelaki itu berdiri tepat di hadapannya. Sudah bisa ditebak bahwa lelaki itu adalah Kaffa, lelaki yang sedang berusaha mengejar cintanya.

Kinara dan Luka (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang