Bismillahirrahmanirrahim.
Update on : 30 April 2024
***
Welcome to my imagination.
Vote sebelum baca dan tinggalkan komentar.
Happy reading.
Bagian 48
^^^
Lelah berkeliling di salah satu mall terbesar di daerah Bogor. Nara sudah ingin cepat-cepat pulang ke rumah dan merebahkan tubuhnya di atas kasur empuk miliknya. Namun berbeda dengan Altaf, ia masih tampak menikmati momen hari ini.
"Ra, mampir ke toko buku ya?!" tanya Altaf menyadari raut wajah istrinya yang tampak masam.
"Cape mas, pulang aja yuk!" rengek Nara.
"Pokoknya harus mau." Altaf menggandeng tangan istrinya dan mengajaknya masuk ke dalam toko buku.
Nara membuang napas kesal, percuma saja melontarkan kalimat tawaran kalau akhirnya tetap saja memaksa.
"Bentar aja ya, jangan lama-lama!" peringat Nara.
Altaf sudah berjalan lebih dulu menuju ke arah rak buku tentang agama, sedangkan Nara lebih memilih memanjakan matanya di depan rak novel best seller. Tak terasa Nara terus menjelajahi deretan rak yang menampilkan banyak novel-novel terbaik karya dari penulis handal yang beberapa novelnya sudah ia miliki.
Nara terkejut saat Altaf tiba-tiba berdiri tepat di belakangnya dan ia membantu Nara untuk mengambil sebuah novel yang berada di rak paling atas. Bukannya tadi Altaf sedang mencari buku tentang agama yang letak raknya ada di paling ujung.
"Mau ini?" tanya Altaf menyerahkan novel bertema islami dengan sampul berwarna merah muda.
"Kok mas disini? Bukannya tadi di-" ucapan Nara mengambang di udara.
Altaf mengangguk, "Iya, ini udah ketemu semua buku yang aku cari." menunjukkan dua buah buku tebal yang ada di tangannya.
Altaf turut melihat-lihat novel yang terpajang, "Sepertinya ini bagus," tutur Altaf mengambil sebuah novel bertema romance.
"Aku sudah punya itu di rumah, Mas." jawab Nara tak mengalihkan perhatiannya ke arah lawan bicaranya, ia masih sibuk memilah judul novel yang mau ia beli.
Novel itu sudah kembali pada tempatnya, "Jadi kamu mau beli yang mana?"
"Emm tunggu ya, masih bingung pilih yang mana." tutur Nara diakhiri dengan menampilkan jajaran giginya.
Altaf mengusap puncak kepala istrinya, "Gitu tadi bilang 'bentar aja ya', nyatanya dia sendiri yang betah." omel Altaf yang sengaja untuk menggoda istrinya.
"Kalo bingung, ambil aja semua yang kamu mau!" saran Altaf.
Hubungan Nara dengan Altaf semakin membaik, mungkin ini semua akan menjadi awal yang baik untuk rumah tangga mereka ke depannya. Sehingga tak ada lagi sandiwara rumah tangga harmonis yang harus mereka tunjukkan di hadapan orang, sedangkan kenyataannya tidak seperti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kinara dan Luka (On Going)
Teen FictionTakdir itu terkadang memang tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan, mau tidak mau kita harus memilih jalan ikhlas untuk ditempuh. Ikhlas memang tidaklah mudah, sebagaimana kita membalikkan telapak tangan. Namun jika tidak ikhlas maka akan lebih...