Bismillahirrahmanirrahim.
Update on : 21 April 2024
***
Welcome to my imagination.
Vote sebelum baca dan tinggalkan komentar.
Happy reading.
Bagian 46
^^^"Apa tuan putri mau maafin aku?" tatapan mata Altaf sangat dalam sekali.
"Tapi-" perkataan Nara menggantung.
"Tapi apa?" tanya Altaf menunggu Nara yang tak kunjung melanjutkan perkataannya.
Nara mengurungkan niatnya untuk bertanya soal perempuan di cafe tadi. Mungkin ada baiknya jika ia cari tahu sendiri siapa perempuan itu dan ada hubungan apa dia dengan suaminya.
"Bagaimana soal Kak Kaffa? Apa benar dia yang kirim bunga itu?" Nara mengalihkan topiknya pada pembicaraan lain.
"Kamu tenang aja, nanti aku coba cari tau kebenarannya."
"Mas udah percaya kalo aku nggak ada hubungan apa-apa dengan Kak Kaffa?" pertanyaan yang membuat hati Nara terasa sakit saat mengingat bahwa suaminya menuduhnya mempunyai hubungan dengan lelaki lain.
Altaf melihat ada perubahan mimik wajah Nara, perempuan itu tampak sendu dan menundukkan kepalanya.
"Maaf kalo aku menuduhmu melakukan hal itu, a..aku...hanya takut kehilangan...kamu." tutur Altaf terbata tak berani menatap lawan bicaranya. Nara yang mendengar hal itu sontak mendongakkan kepalanya, apa mungkin ia salah dengar. Ini hanya sekedar mimpi atau memang benar terjadi?
"Sekali lagi maaf, kasih aku kesempatan untuk perbaiki ini semua ya?!" mohon Altaf.
"Kita mulai semua ini lagi dari awal." imbuh Altaf dengan tatapan memohon.
Nara mengangguk pasti dengan senyum manis di bibirnya. Ucapan terima kasih berulang kali Altaf lontarkan dengan sesekali mengecup punggung tangan kanan Nara. Entah terbuat dari apa hati Nara, kenapa ia bisa semudah itu memaafkan semua kesalahan Altaf selama ini. Bahkan ia dengan mudah memberikan Altaf kesempatan kedua. Setulus itu kah perasaan Nara terhadap Altaf?
Perasaan lega menghampiri Nara, rumah tangga yang ia pikir akan tenggelam di tengah samudra, nyatanya masih bisa diselamatkan dan kembali berlayar menuju ke tepian.
Mereka menikmati makan malam dengan suasana yang bisa dibilang romantis, suasana malam itu menjadi kado spesial di hari yang spesial bagi Altaf.
Berulang kali Nara mengucap syukur dalam hatinya, karena Allah kembali mengabulkan doanya untuk meluluhkan hati Altaf agar bisa menerimanya sebagai istri yang sesungguhnya bukan hanya sekedar istri pengganti.
"Mas?" panggil Nara ditengah kegiatan mengunyahnya.
Altaf menatapnya dengan alis yang terangkat, menandakan bahwa ia menunggu perkataan Nara selanjutnya.
"Tadi aku lihat barang-barang mas di kamar aku, kamar mas bermasalah?" tanya Nara dengan polosnya.
Altaf tertawa ringan, melihat ekspresi Nara yang kebingungan membuat istrinya terlihat menggemaskan. Nara mencebikkan bibirnya, kedua alisnya beradu sama persis seperti tokoh kartun Angry Birds yang ada di televisi. Melihat hal itu Altaf terpaksa menghentikan tawanya, ia berdeham.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kinara dan Luka (On Going)
Novela JuvenilTakdir itu terkadang memang tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan, mau tidak mau kita harus memilih jalan ikhlas untuk ditempuh. Ikhlas memang tidaklah mudah, sebagaimana kita membalikkan telapak tangan. Namun jika tidak ikhlas maka akan lebih...