Bismillahirrahmanirrahim.
Update on : 22 Agustus 2023
***
Welcome to my imagination.
Vote sebelum baca dan tinggalkan komentar.
Happy reading.
Bagian 15
^^^
Tetesan embun pagi membasahi dedaunan, kicau burung seakan bernyanyi menyambut pagi hari yang sangat cerah. Langit biru yang dihiasi awan putih dengan semburat cahaya dari ufuk timur, menandakan senyum matahari yang tampak akan bersinar cerah hari ini.
Nara membuka lebar jendela kamarnya, menghirup udara segar sambil memejamkan mata. Bibirnya tak henti-hentinya mengucapkan syukur kepada Allah karena masih diberikan rezeki dan kesempatan menikmati seluruh ciptaannya yang ada di alam semesta ini.
Setelah puas menikmati udara pagi yang sejuk, Nara bergegas turun ke dapur untuk membantu Jihan menyiapkan sarapan. Namun saat tiba di tangga terakhir Nara heran melihat Jihan yang tampak kesusahan membawa barang belanjaannya.
"Loh mama tumben belanja banyak banget, memang stok di kulkas habis ma?" tanya Nara yang turut membantu membawa tas yang berisi beberapa sayuran.
"Nanti malam ada tamu spesial, jadi mama mau masak banyak hari ini." jawab Jihan sambil menata sayur dan bahan dapur yang sudah ia beli.
"Bau-bau ada yang mau dilamar nih sepertinya," sahut Viola yang baru menampakkan batang hidungnya.
"Ah ngarang kamu,"
"Iya sudah kalau nggak percaya tanya aja sama mama, iya kan ma?" Viola berusaha meyakinkan Nara.
"Iya sayang, nanti malam ada yang mau melamar salah satu anak mama," jawab Jihan.
"Tuh kan, Viola nggak ngarang. Kak Nara aja yang nggak percayaan,"
Hening beberapa detik, "Ngomong-ngomong siapa sih ma?" tanya Viola.
"Nanti juga kalian bakal tau, sudah sekarang waktunya kalian bantu mama masak-masak yaa!"
"Siap boss," jawab Nara dan Viola serentak diikuti Irwan yang tak mau kalah.
Dalam hati Nara masih bertanya-tanya, siapakah yang akan datang bertamu ke rumahnya nanti malam? Apakah benar Altaf beserta orang tuanya yang akan datang melamarnya, atau justru orang lain. Nara membayangkan betapa bahagianya jika benar Altaf yang akan datang melamarnya. Ia yang akan menjadi imamnya, dan memilih Nara sebagai makmum. Mereka akan hidup bahagia bersama dengan keluarga kecil mereka.
"Kak!" panggil Viola mengagetkan.
"Astaghfirullah, kenapa?"
"Ngelamunin apa sih kok sampe senyum-senyum sendiri gitu?"
"Kepoo!"
Suasana dapur Jihan pagi ini cukup riweh. Jihan yang fokus dengan masak menu utama dibantu oleh Viola, dan Nara yang mendapat tugas bagian membuat kudapan yang akan disuguhkan untuk tamu mereka nanti malam. Irwan yang tidak tahu perihal dapur, hanya bisa melihat kesibukan para kaum perempuan yang sedang sibuk mengolah masakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kinara dan Luka (On Going)
Teen FictionTakdir itu terkadang memang tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan, mau tidak mau kita harus memilih jalan ikhlas untuk ditempuh. Ikhlas memang tidaklah mudah, sebagaimana kita membalikkan telapak tangan. Namun jika tidak ikhlas maka akan lebih...