#1

4.4K 179 13
                                    











BRAKKK!

PLAK!

Kedua matanya terpejam erat, kedua tangannya sibuk menutup rapat lubang telinga. Tubuhnya meringkuk diatas ranjang, selimut tebal menutup sempurna tubuhnya yang kini di banjiri buliran keringat.

"Ini cuma mimpi.. ini mimpi.." 

Bibirnya bergumam dengan gemetar, berusaha meyakinkan diri bahwa semua yang ia alami hanya kepingan dari mimpi buruk yang Tuhan sematkan.
 

"MATI KAMU MATI!" 

PRANGG!

Dadanya naik turun semakin tak beratur, kedua tangannya semakin erat menutup daun telinga. Meski nyatanya setiap suara yang menyapa pendengarannya tak sedikitpun tersamarkan.

Namun tiba-tiba kedua matanya terbuka sempurna dan membelalak, ia menyingkirkan selimut yang menutupi tubuhnya kemudian bergegas turun dari ranjang dan berlari kearah kamar lainnya, melupakan ketakutan yang sedari tadi merundungnya.

BRAKK!

"K-kak Zetta hiks.. "

"T-takut kak.."

Zetta, yang di panggil kemudian berlari cepat kearah sebuah ranjang. Disana, 2 orang gadis belia tengah saling berpelukan, menangis juga ketakutan. Dengan sigap ia memeluk kedua gadis tersebut, berusaha memberikan ketenangan dan rasa aman pada keduanya.

"Kakak disini.." 

"Hiks.. M-mama kak"

"Sssttt.." 

Zetta memejamkan kedua matanya, pelukan erat dari kedua gadis tersebut terasa sangat menyesakkan namun suara gaduh dan jeritan dari luar kamar mereka pun tak kalah membuat sesak.

Kedua tangannya kini mengusap punggung gadis-gadis di pelukannya. Mencoba membuat mereka tenang dan nyaman, meski ia tak tahu hal itu berhasil atau tidak.

Kegaduhan di luar pun semakin mereda, ia melepaskan pelukan dan menatap kedua gadis di sana bergantian.

"Alice, Elcie kalian coba tidur ya"

"K-kita takut kak" 

"Oke, kak Zetta temenin kalian disini" 

"Mama gimana kak?"

"Mama pasti baik aja, yuk tidur.."  Ia menarik selimut menutupi tubuh kedua gadis tersebut. 
Mengusap kepala mereka bergantian dan berusaha menenangkan perasaannya sendiri.

Satu jam berlalu, kini kedua gadis tersebut telah masuk dalam tidur lelap mereka. Zetta masih setia menatap wajah cantik keduanya yang nampak berantakan karena terlalu banyak menangis.

Beberapa saat yang lalu, ia merasa gagal menjadi sosok kakak pelindung bagi adik kembarnya. Alice dan Elcie, kedua gadis tersebut adalah adik kandungnya, mereka anak kembar yang hanya berjarak 5 menit saja.

Ia sendiri bernama Zanetta, namun lebih akrab di panggil dengan nama Zetta. Gadis berusia 19 tahun yang kini duduk di bangku SMA kelas 3, sedangkan kedua adiknya berada di kelas 2 SMA. Jarak umur yang tak jauh memang, namun tetap saja Zetta harus bisa melindungi dan menjaga mereka dari apapun, itu kewajibannya.

Zetta melirik jam pada dinding yang menunjukkan pukul 2 malam. Ia kembali menatap kedua adiknya, memastikan keduanya tertidur lelap kemudian beranjak perlahan dari ranjang dan keluar dari kamar.

Hening, tak ada lagi suara gaduh yang sedari tadi membuat mereka takut dan gemetar. Gadis itu membawa langkahnya kearah tangga, mencoba mencari tahu apa yang seharusnya tak ia ketahui.

Namun langkahnya terhenti kala melihat 2 orang pria berbaju hitam yang jelas ia kenali berjalan menuju pintu keluar dengan membawa seorang wanita yang nampak tak sadarkan diri. Gadis itu membekap mulutnya dengan tangan, kedua matanya kembali mengembun saat menyadari banyak bercak darah yang menetes dari tubuh wanita tersebut.

Zetta menggelengkan kepala dan berbalik. Berlari cepat memasuki kamar si kembar, mengunci pintu tersebut. Tubuhnya melemas, ia terduduk dengan bibir yang terkatup rapat menahan isakan.

Air matanya jelas mengalir deras, membayangkan bagaimana kondisi wanita tadi yang tak lain adalah ibu kandungnya.

"Mah.. hiks.. jangan tinggalin Zetta.." 

Gumamnya perih dan lirih, ia menunduk, menyembunyikan tangisannya di antara lutut yang ia dekap. Tak ingin membuat kedua adiknya kembali menangis dengan sesuatu yang menyakitkan.

Suasana malam terasa semakin tenang, hawa dingin yang cukup menyesakkan, gelapnya kamar yang sengaja tak ia beri penerangan.

Zetta mengusap wajahnya, menyudahi tangis perihnya kemudian bangkit, berjalan lunglai kearah ranjang.

Ia menatap wajah tenang Alice dan Elcie, membungkukkan tubuhnya kemudian mendaratkan kecupan di kening keduanya bergantian.

"Kakak bakal jagain kalian dari apapun termasuk dari si iblis itu!" Bisiknya teramat pelan, ia membenahi selimut mereka kemudian ikut masuk kedalam selimut dan memejamkan mata lelahnya.

Bersiap menyambut hari esok yang nampaknya tak akan secerah seperti hari-hari sebelumnya.








































Dudududu..



The Lamoera's (GxG) (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang