"Nghh.."
Elcie bergerak gelisah dalam tidur lelapnya, rasa dahaga dan tubuh yang menggigil membuatnya tiba-tiba kehilangan kenyamanan dalam tidur. Gadis itu membuka kedua matanya, mengerjap dan melirik jam pada dinding yang menunjukkan pukul 2 malam.
Ia menoleh pada Alice yang tertidur nyaman di sebelahnya, gadis itu mengernyit merasakan kerongkongannya yang sakit kemudian perlahan menegakkan tubuhnya. Netranya mengedar dan menautkan kedua alis kala menyadari tak menemukan ranjang dari kedua bayi nya.
Elcie turun dari ranjang, deru nafasnya terdengar gusar. Gadis itu melangkahkan kaki dengan cepat kala mendengar rengekan samar dari anak-anaknya. Elcie keluar dari kamar dan berjalan kearah kamar kedua kakaknya. Tangannya terangkat, hendak mengetuk namun terhenti kala pintu terlebih dahulu terbuka.
"Astaga.. Elcie.." Kaget Zanetta, Elcie menatapnya sesaat dan melirik kearah kamar.
"Lona laper kak, jam 2 biasanya minum susu" Jelasnya parau, Zanetta menaikkan sebelah alis dan mengangguk.
"Udah kakak duga, ini kakak mau bikinin susu.."
"Biar El aja" Elcie merebut botol susu tersebut dan berbalik kearah kamarnya.
Zanetta hanya diam, tak sempat bereaksi karena kejadian tersebut terlalu cepat baginya, ia membalikkan tubuh dan kembali ke dalam kamar.
"Cup.. cup.. sayang.."
"Mana susunya?" Tanya Anara yang terlihat menggendong Willona, mencoba menenangkannya.
"Elcie yang bikin"
"Elcie?" Beo Anara, Zanetta mengangguk kemudian menatap William yang kini mulai ikut merengek.
"Kak"
Elcie berdiri di ambang pintu dengan 2 botol susu di tangannya, Zanetta melambaikan tangan memintanya masuk namun gadis itu menggelengkan kepala.
"El takut mereka ketularan.."
Zanetta paham, dengan cepat bangkit dan berjalan kearah Elcie, mengambil alih botol susu dari tangan si gadis kemudian kembali kearah Anara dan William. Elcie memperhatikan kedua bayi kembarnya yang kini mulai tenang menikmati susu mereka, ia tersenyum kemudian berbalik keluar dari kamar, tujuannya dapur.
Elcie mengambil segelas air hangat, meneguknya perlahan dengan kening yang mengernyit, tenggorokannya terasa sakit saat ini. Ia terduduk di meja makan, menatap makanan di bawah tudung saji yang sepertinya memang di siapkan untuknya, tangannya mengusap perut yang keroncongan namun menghela nafas kemudian.
"Lo laper?" Elcie menoleh pada Anara yang berjalan kearahnya dan mengangguk.
"Tapi, ekhem.. tenggorokan gue sakit.." Adunya, Anara menempelkan punggung tangan di kening Elcie.
"Gue buatin bubur ya, nanti minum obat"
"Makasih kak.." Ujarnya berbisik, Anara mengangguk kemudian mulai menyiapkan bahan dan menyalakan kompor.
Selagi menunggu, Elcie memainkan ponsel dengan sebelah tangan yang menopang kepalanya. Jemari tangan kanannya menggulirkan layar tanpa tahu apa yang akan ia saksikan atau tonton saat ini, namun tak lama, tatapannya tepaku pada salah satu postingan dari website sekolahnya.
"Kak, ada acara apa di sekolah?" Tanyanya pada Anara tanpa mengalihkan pandangan dari layar ponsel.
"Mana gue tau, kan lo yang masih sekolah" Timpal Anara yang juga tak menatap kearah Elcie, Elcie akhirnya menoleh.
"Ortu lo kan donatur utama disana, masa lo gak tau bocoran info apapun?"
Anara menggulirkan bola mata dengan malas, mematikan kompor dan menatap Elcie.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lamoera's (GxG) (COMPLETED)
Teen FictionBukankah hidup harus terus berjalan? ya, sebuah perjalanan dan bukan pelarian. Tenanglah, aku disini membersamai-mu, melangkah bersamamu dan akan ku pastikan kita sampai pada garis akhir yang menjadi pelabuhan terakhir kita.