#70

443 32 2
                                    

"Kak, maaf ya Elcie belum bisa masuk kantor." Ujar Elcie penuh sesal, Zanetta tersenyum dan mengusap pundak sang adik

"Kamu gak perlu mikirin itu, Alice dan si kembar butuh kamu.."

"Tapi kak Zetta sendirian"

"Kakak gak sendirian, Om Aris dan Om Nathan bantuin kakak kok." Elcie terdiam menatap lekat wajah sang kakak.

"Kakak berangkat ya, kabarin kalo ada apa-apa. Kakak titip Alice dan si kembar" 

"Iya kak, kakak tenang aja dan hati-hati di jalan." Elcie masuk ke dalam pelukan Zanetta membuat si kakak terkekeuh.

"Kakak cuma mau ke kantor bukan ke luar negri, El.." 

Elcie ikut terkekeuh, "Iya juga ya, haha.." 

Pelukan terlepas, Zanetta menepuk puncak kepala sang adik kemudian berbalik dan pergi meninggalkan area rumah sakit. Elcie menghela nafas panjang dan kembali masuk ke dalam ruang rawat William, gadis itu tersenyum mendapati Alice yang tertidur di atas sofa dan menghampirinya.

Elcie berjongkok tepat di hadapan wajah Alice, menatapnya lekat dengan tatapan penuh cinta. Tak ingin mengganggu tidur sang kakak tersayang, gadis itu bangkit dan terduduk di sofa bagian lainnya, memainkan ponsel sesekali melirik ke arah ranjang William, memastikan sang anak tidur dengan nyenyak.

Pagi ini begitu tenang, terlebih setelah mereka mendapatkan kabar bahwa Willona telah dalam keadaan yang semakin baik untuk melakukan operasi. Membuat keresahan mereka sedikit memuai dan bisa tertidur pulas, seperti Alice saat ini. 

Elcie bangkit dan berjalan ke arah ranjang William, di tatapnya lekat wajah tampan si bayi kemudian menyematkan kecupan kasih sayang pada keningnya. Ia berbalik dan keluar dari ruangan, berjalan santai menyusuri koridor hingga sampai di salah satu ruangan yang memiliki jendela kaca lebar. 

Gadis itu menaruh telapak tangannya pada kaca, tersenyum haru melihat bayi perempuannya yang kini terlihat tengah menikmati susu dalam botol yang di berikan seorang perawat. Kedua bola mata bening milik Willona terlihat bergerak-gerak hingga tanpa sengaja bertemu dengan tatapan Elcie.

Senyuman Elcie mengembang sempurna, ia melambaikan tangan berusaha mengambil perhatian si bayi dan berhasil, Willona nampak menyadari kehadiran sang Mommy dan begitu antusias menggerakan kedua tangan mungilnya membuat si perawat ikut menoleh dan tersenyum pada Elcie.

"Mommy tau kamu kuat sayang.." Gumam Elcie pelan.

Cukup lama Elcie berdiri di sana hingga akhirnya Willona tertidur di dekapan sang perawat. Ia menarik nafas lega dan melanjutkan langkah menuju kafetaria yang berada di belakang gedung utama rumah sakit. Elcie mengedarkan pandangan dan berjalan menuju sebuah kedai yang menjual beragam masakan khas nusantara.

"Bu, saya mau nasi rawon 1 porsi, nasi gudeg sama pindang telur ya."

"Makan sini non?" 

"Di bungkus aja" Balas Elcie kemudian terduduk di depan meja menanti pesanannya seraya kembali memainkan ponsel.

Keningnya berkerut melihat beberapa laporan dari perusahaan yang masuk ke email pribadinya, Elcie membacanya satu persatu kemudian menghela nafas lega dan tersenyum lebar.

"Akhirnyaa.." Gumamnya penuh syukur entah tentang apa.

"Non, pesenannya"

"Oh iya.." Gadis itu bangkit menghampiri kedai, membayar pesanan dengan barcode dan berlalu dari sana setelah berterimakasih pada si ibu penjual.

Srettt..

Elcie tersenyum dan berjalan ke arah sofa, Alice masih memejamkan mata dengan lelap. Gadis itu terduduk di sisi lain sofa, membuka makanan yang ia bawa kemudian mencoba membangunkan Alice.

The Lamoera's (GxG) (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang