Sinar matahari menerobos masuk pada jendela yang semalaman terbuka. Riuh mesin kendaraan terdengar saling beradu dan memekakkan. Kedua orang gadis masih tertidur lelap di atas sofa, masih dengan tubuh sang saling menghimpit erat dan hangat.
Tok..Tok..
Namun tak lama salah satu gadis tersebut mengerjapkan matanya, ketukan di pintu membuatnya terganggu dan memaksa kesadarannya terkumpul.
Alice perlahan memindahkan lengan Elcie yang berada di tubuhnya. Gadis itu bangkit dan berjalan kearah pintu seraya mengikat rambut panjangnya dan mengusap wajah.
Cklek!
"Selamat pagi.."
"Pagi dok,"
"Maaf mengganggu, saya mau cek kondisi pasien" Alice mengangguk, ia mempersilahkan sang dokter masuk kemudian berjalan ke arah Anara yang masih tertidur.
"Biarkan saja, kasihan.." Ujar sang dokter melihat Alice yang mencoba membangunkan Anara namun gadis tersebut masih dalam tidur lelapnya.
"Baik dok.."
Gadis itu berdiri di samping tubuh Anara, memperhatikan sang dokter yang tengah mengecek kondisi sang kakak. Seorang perawat tiba-tiba masuk, mengganti kantong infus Zetta kemudian menyuntikan sesuatu pada cairan infusnya.
"Itu apa?" Tanya Alice, sang perawat menoleh.
"Ini hanya antibiotik tambahan, agar saat bangun, pasien tidak akan merasakan kesakitan" Alice hanya mengangguk paham pada penjelasan sang perawat.
Gadis itu mengalihkan pandangan pada wajah sang kakak dan tersenyum lebar.
"Kak Zetta bangun, dok.."
Dokter mengangguk dan kembali memeriksa Zanetta yang kini telah membuka kedua matanya. Alice dengan perasaan bahagia melirik Zanetta dan dokter bergantian.
"Zetta.. Zanetta.." Panggil sang dokter melambaikan tangan di depan wajah Zetta.
"I-iya" Jawabnya teramat pelan, dokter dan perawat tersenyum kemudian menoleh pada Alice.
"Syukurlah kakak kamu semakin membaik"
"K-kak Zetta.."
"Kalo gitu saya permisi. Ohya, beritahu suster jika cairan infus ini habis" Alice mengangguk paham, tatapannya masih lekat pada wajah sang kakak yang kini menatapnya dengan senyuman.
"Saya permisi"
Alice dengan cepat berpindah ke sisi lain ranjang. Perlahan memeluk tubuh sang kakak dan mengecup keningnya.
"Makasih udah mau bangun kak.." Bisiknya dengan mata yang berkaca-kaca.
"Kalian baik-baik aja kan?" Alice mengangguk cepat.
Zetta hendak mengusap wajah sang adik namun tangan kirinya tertahan. Gadis itu kembali menoleh kearah tangannya dan tersenyum melihat Anara yang tertidur seraya menggenggam tangannya yang berada di pipi sang gadis.
"Anara?" Tanya Zetta heran menatap Alice, Alice mengangguk.
"Semalem Al minta kak Nara kesini, Al takut kak"
"Iya, kakak paham kok"
Ia kembali mengalihkan pandangan pada gadis tercintanya, ibu jarinya perlahan bergerak, mengusap pipi Anara. Tak lama, kedua mata si gadis terlihat bergerak, Anara mengerjap kemudian membuka matanya.
"Selamat pagi.." Anara mengangkat kepalanya dan terdiam melihat Zetta yang tersenyum padanya.
"Z-Zetta.."
"Bangun, kebo!"
Grep!
"A-akkhh.." Zetta merintih kesakitan karena Anara tiba-tiba memeluknya.
"K-kak.. shhh.." Alice pun ikut meringis, ia menyentuh punggung Nara menyuruhnya melonggarkan pelukan.
"S-sorry Tta, gue kelewat seneng.."
"Sak-it bego!" Kesal Zanetta, Anara menatapnya sesal.
"Kan gue bilang sorry, Tta.."
Alice menggelengkan kepala, ia beranjak dari sana menuju sofa. Gadis itu terduduk di sebelah tubuh Elcie yang masih tertidur. Tangannya terangkat dan mengusap pipi si adik kembarnya.
"Bangun, Elcie.."
"Hmm.."
"Bangun, udah siang.." Bisik Alice tepat di telinganya, Elcie mengalungkan kedua tangan di leher Alice dan mendekapnya.
"E-Elcie!!" Gadis itu berusaha melepaskan pelukan erat Elcie karena kedua orang disana menatap mereka.
"Diem Al!"
"K-kak Zetta!" Elcie seketika membuka matanya lebar, ia melepaskan tubuh Alice kemudian bangkit dan menoleh pada ranjang Zanetta.
"Kak Zetta.."
"Pagi cantik.." Balas Zetta dengan senyuman, gadis itu berdiri, hendak berlari kearah Zetta namun Alice menahannya.
"Cuci muka lo! noh bekas iler!" Tunjuknya pada sudut bibir Elcie, Alice sebenarnya hanya menjahili Elcie.
"Bacod banget Alice! gue gak ileran yah!"
"Udah sana cuci muka!!" Alice mendorong tubuh Elcie kearah kamar mandi, menutup pintunya dan tertawa mendengar gerutuan Elcie dari dalam sana.
"Iseng banget sih Al.."
"Suka banget bikin El ngamok"
"Hehe, lucu tau kak" Timpal Alice seraya mengingat wajah Elcie yang menggemaskan saat sedang marah. Anara dan Zetta hanya tersenyum kemudian saling pandang.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lamoera's (GxG) (COMPLETED)
Teen FictionBukankah hidup harus terus berjalan? ya, sebuah perjalanan dan bukan pelarian. Tenanglah, aku disini membersamai-mu, melangkah bersamamu dan akan ku pastikan kita sampai pada garis akhir yang menjadi pelabuhan terakhir kita.