Elcie terbangun dari tidur lelapnya karena tangisan salah satu bayi, ia bangkit dan bergegas menghampiri ranjang si kembar dan tersenyum saat mengetahui bahwa popok salah satu anaknya terlihat basah dan membuat tak nyaman.
Dengan telaten Elcie menggantikan popok baby William, seraya berusaha menenangkannya dan melirik Alice, memastikan kakak kembarnya tak terganggu oleh tangisan William. Gadis itu tersenyum lega, William kembali nyaman dalam tidurnya.
Elcie meregangkan tubuhnya, hendak kembali menaiki ranjang namun terhenti dan kembali kearah ranjang bayi. Kini Willona yang terlihat menangis kencang, ia menyentuh popok si bayi yang tak basah, perlahan Elcie mengangkat tubuh si mungil dan menimangnya.
"Cup.. cup.. sayang.."
"Apa yang ganggu kamu, hm?"
Tangisannya enggan mereda, Elcie menaruh Willona pada ranjang dan membuatkan susu formula untuknya. Menggendong kembali bayi tersebut seraya memberinya susu dan menimangnya perlahan.
"Tidur lagi ya cantik.. Mommy disini, Lona jangan takut.."
Elcie masih menikmati wajah mungil si bayi yang kini terlihat bersemangat menghisap susu dari botolnya. Senyuman manis tak sedikitpun ia lunturkan, hingga botol susu tersebut kosong dan Willona telah kembali tertidur lelap, Elcie pun merebahkan si bayi di ranjang semula.
"Hah.. Jam 3.." Desahnya lemas, ia kembali naik kearas ranjang dan memejamkan mata lelahnya.
Deringan alarm pada ponsel membuat tidur lelap Elcie kembali terganggu, gadis itu meraih ponsel di atas nakas dan mematikannya. Ia memaksakan kedua matanya untuk terbuka dan menoleh kearah Alice yang ternyata telah terbangun dan kini terlihat menggendong salah satu bayi.
"Morning sayang.." Sapa Alice dengan senyuman indah. Elcie tersenyum, ia bangkit dan mendaratkan kecupan di pipi Alice.
Alice menggelengkan kepala melihat Elcie yang berjalan terhuyung kearah kamar mandi, bahkan beberapa kali gadis tersebut menabrak meja dan lemari hingga akhirnya berhasil masuk ke dalam kamar mandi.
"Lelah banget ya El.." Lirih Alice mengiba.
Terhitung sudah lebih dari seminggu sejak Elcie memutuskan untuk membantu Zanetta di perusahaannya. Membuat Elcie jelas merasa kelelahan oleh aktivitas sekolah dan kantor, belum lagi gadis itu selalu terjaga di malam hari karena tangisan bayi kembar mereka.
Elcie memang tak pernah mengeluh atau pun menunjukkan wajah masam pada siapapun, ia selalu tersenyum dan bersemangat namun baik Alice, Zanetta maupun Anara tahu bahwa Elcie teramat kelelahan bahkan kantung matanya mulai menghitam.
Seperti saat ini, Elcie terduduk lesu di meja makan, menyantap sarapan paginya dengan kedua mata layu. Zanetta, Anara dan Alice menatapnya iba, Alice menyentuh lengan Elcie membuat si gadis menoleh.
"Pulang sekolah langsung pulang ya.." Ujarnya seraya melirik Zetta meminta persetujuan.
"Gue ke kantor dulu.."
"Alice bener, kamu langsung pulang aja, kakak bisa handle sendiri." Elcie menoleh pada Zanetta kemudian menggeleng dengan senyuman.
"Elcie harus selsein apa yang Elcie mulai, kak"
"Tapi gue gak mau lo sakit" Si gadis menatap Alice, menggenggam tangannya dan mengusapnya lembut.
"Percaya sama gue, gue gak akan sakit. Dan lagi, lusa kan tanggal merah, gue bisa istirahat seharian."
"Tapi-.."
"Udah ya, gue berangkat.." Elcie bangkit, ia mencium kening Alice, mencium punggung tangan kedua kakaknya dan berlalu dengan senyuman meninggalkan rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lamoera's (GxG) (COMPLETED)
Teen FictionBukankah hidup harus terus berjalan? ya, sebuah perjalanan dan bukan pelarian. Tenanglah, aku disini membersamai-mu, melangkah bersamamu dan akan ku pastikan kita sampai pada garis akhir yang menjadi pelabuhan terakhir kita.