Kring~ Kringgg~
"Tta, alarm lo ganggu!" Kesal Anara seraya mendorong tubuh Zanetta dengan kakinya.
Kring~ Kringgg~
"ARGH ZANETTA!!"
"Iya sayang iya.." Gadis itu bangkit terduduk kemudian meraih ponsel di atas nakas dan mematikan alarm.
Ia melirik Anara yang kini menutup kepalanya dengan bantal kemudian menghela nafas dan turun dari ranjang. Berjalan tertatih memasuki kamar mandi dengan kedua mata yang masih setengah terpejam, gadis itu berdiri di bawah shower tanpa melepaskan piyama dan membuka air shower yang langsung menghujani seluruh tubuhnya.
"Akhh.. Brrrr~"
Kedua mata sayu itu kini terbuka sempurna, Zanetta dengan cepat melepaskan pakaiannya yang terlanjur basah dan menuntaskan mandi paginya.
Sementara di dalam kamar, Anara yang tidur tenangnya sempat terusik oleh alarm sang kekasih di buat frustasi.
Pasalnya, ia berniat bangun siang hari ini namun gagal karena tingkah Zanetta yang lupa mematikan alarm padahal hari ini hari minggu. Anara bangkit terduduk, tatapannya mendelik ke arah kamar mandi kemudian mengikat asal rambut panjangnya dan turun dari ranjang, menyiapkan baju untuk kekasihnya.
Telingnya menangkap suara tangisan bayi dari kamar sebelah, Anara mengernyit dan keluar dari kamar. Ia berjalan ke arah kamar si kembar, menempelkan telinga di daun pintu dan berdecak kesal.
"Ini si El sama Alice gak bangun?" Gerutunya, ia menekan kenop pintu dan tersenyum karena pintu tersebut tak terkunci.
Gadis itu membawa langkahnya masuk ke dalam kamar, sedikit kaget karena melihat punggung telanjang Alice yang memeluk Elcie yang juga telanjang. Anara menutup sebelah wajahnya dengan kedua tangan kemudian berjalan ke arah ranjang si bayi kembar.
"Cup.. cup.. sayang, kenapa?"
"Lona haus?" Ia mengusap kepala Willona, bayi itu menangis dengan posisi yang telah terduduk di atas ranjang.
"Kita bikin susu ya sama Onty.." Anara menggendong Willona keluar dari kamar setelah memastikan William masih terlelap.
Ia membawa Willona menuju dapur seraya mencoba membuatnya berhenti menangis. Beruntung Anara telah mendapatkan ilmu parenting dari Aurora, membuatnya mudah menenangkan Willona seraya membuatkan susu untuknya.
"Nih susunya, abisin ya.."
Tangan kecilnya tak sabar menarik botol susu dan memasukannya ke dalam mulut, Anara tersenyum lebar, ia mendaratkan kecupan di pipi sang anak kemudian membawanya ke ruang tengah. Terududuk di atas sofa seraya menyaksikan film kartun kesukaan si anak kembar. Willona nampak anteng dengan botol susu dan tontonannya, bayi itu menyandarkan kepala di dada si gadis yang kini malah memejamkan matanya kembali.
Hingga 30 menit kemudian, Zanetta keluar dari kamarnya, melirik kamar sang adik yang masih sepi kemudian melangkah turun. Langkahnya terhenti di ujung tangga saat mendengar suara dari ruang tengah, Zanetta mengernyit dan berbelok ke arah ruang tengah.
Senyumannya mengembang sempurna kala mendapati Anara yang tertidur bersama Willona yang juga kembali tertidur di pangkuannya dengan botol susu yang telah kosong. Ia melirik jam pada dinding yang menunjukkan pukul 6.30 pagi. Tak ingin mengganggu kekasihnya, Zanetta membalikkan tubuh ke arah dapur berniat menyiapkan sarapan untuk mereka semua.
Tepat pukul 7 pagi, Alice dan Elcie terbangun dari tidur lelah mereka karena pergumulan panas tadi malam hingga dini hari. Alice meregangkan kedua tangannya membuat Elcie tersenyum gemas dan menciumi wajah Alice.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lamoera's (GxG) (COMPLETED)
Teen FictionBukankah hidup harus terus berjalan? ya, sebuah perjalanan dan bukan pelarian. Tenanglah, aku disini membersamai-mu, melangkah bersamamu dan akan ku pastikan kita sampai pada garis akhir yang menjadi pelabuhan terakhir kita.