Alice, Fara dan Chika berada di dalam mobil yang terparkir di depan gerbang komplek perumahan mereka. Ketiga gadis tersebut tertawa terbahak-bahak melihat Zanetta, Elcie dan Anara yang tengah menari balet disana. Orang-orang berkerumun, menyaksikan mereka dan banyak juga yang mengabadikannya.
Jika bukan karena keinginan aneh Alice, ketiga gadis itu enggan mempermalukan diri mereka sendiri. Meskipun ketiganya memakai masker dan topi jerami yang menutupi wajah, namun tetap saja tawa para penonton terasa menghakimi mereka saat ini.
"Ini lagu kapan kelar sih anjing!" Gerutu Elcie pelan seraya terus saja menggerakan tubuhnya, padahal ia sama sekali tak tahu gerakan balet.
"Ya Tuhan, tolong hamba hiks.." Lirih Zanetta dalam hatinya saat melihat beberapa orang yang menonton bahkan merekam mereka.
"Ini seru, tapi ANJLOK HARGA DIRI GUE HUAAAAA" Jerit bathin Anara.
Ketiganya masih berusaha mempertahankan gerakan asal mereka, memejamkan kedua mata, agar tak menatap orang-orang yang mengerubungi. Hingga akhirnya musik tersebut berhenti, Zanetta dengan cepat berlari kearah mobil diikuti Elcie. Sedangkan Anara membungkukkan tubuh dengan elegan dan menyusul gadis lainnya.
Brugh!
"Puas lo? HAH?" Kesal Elcie, Alice bertepuk tangan riang sementara kedua gadis lain masih asik tertawa.
"Kalian keren banget, nanti lagi, ya?" Zanetta membelalak, ia menatap sang adik dan menggeleng tegas.
"Gak! Yang lain aja sih kalo ngidam, yang wajar.."
"Namanya juga orang ngidam kak" Timpal Chika berusaha menghentikkan tawanya.
"Kalo nanti Alice ngidamnya pengen kebab tapi langsung dari Turki, emang kakak sanggup?" Tanya Alice dengan senyuman mengejek, Anara yang sedari tadi diam kemudian menoleh.
"Sanggup, gue punya heli pribadi. Mending itu deh dari pada kek barusan.." Jawaban Anara membuat para gadis terdiam dengan wajah kagetnya. Anara mengedarkan pandangan.
"Ada yang salah?"
"Ekhem.. Udah yuk pulang.." Zanetta dengan cepat membawa mobilnya melaju menuju rumah yang jaraknya hanya 30 meter darisana.
Namun karena penampilan mereka kini teramat unik, Elcie mengusulkan untuk naik mobil saja agar tak begitu malu saat berpapasan dengan tetangga mereka.
"Hah.. cape banget.."
"Dasar remaja jompo!" Ledek Fara pada Anara yang terduduk lemas di sofa ruang tengah.
"Al, next time kalo ngidam. Suruh si Fara sama Chika ngepel pantai selatan!"
"Kok gue?" Protes Chika, Anara menatapnya malas.
"Giliran lah bego!"
"Baik kak baikk.." Timpal Alice santai, Chika dan Fara membelalak.
"Ini gimana konsepnya, laut di pel?"
"Punya otak di pake bukan jadi pajangan aja!" Ejek Elcie seraya bangkit dan berjalan kearah kamarnya. Fara masih terdiam dengan wajah bingung.
"Kak.."
"Apa?" Jawab Anara tak santai pada Fara, gadis itu cengengesan.
"Ehe.. Gak berniat nawarin kita makan? Gue kelaperan nih.." Ujarnya seraya mengusap perut. Anara menggulirkan kedua mata dengan malas.
"Lo kira gue babu lo? Sana masak sendiri, izin sama yang punya rumah!"
"Oke, tanggung jawab kalo istana Lamoera hangus tak bersisa!" Timpal Fara membuat gadis lain membelalakan matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lamoera's (GxG) (COMPLETED)
Teen FictionBukankah hidup harus terus berjalan? ya, sebuah perjalanan dan bukan pelarian. Tenanglah, aku disini membersamai-mu, melangkah bersamamu dan akan ku pastikan kita sampai pada garis akhir yang menjadi pelabuhan terakhir kita.