Di saat para gadis menikmati liburan sekolah mereka dan beberapa lainnya mengurus pendaftaran kuliah, Zanetta, gadis itu malah berkutat di depan laptopnya sedari pagi. Ia telah menentukan pilihan, melewatkan pendidikan dan mulai fokus pada karirnya, setidaknya ia harus bertanggung jawab tentang hidup kedua adiknya kelak.
Gadis itu masih berada di dalam kamar, enggan beranjak meskipun kedua adiknya mengajak untuk berjalan-jalan. Zanetta terlalu fokus pada pekerjaan dan pangkat CEO dadakannya.
Berbeda dengan sang kekasih, Anara yang justru terlihat bersantai di rumah megahnya. Gadis itu tak perlu repot-repot untuk mengurus pendaftaran kuliah karena kedua orang tuanya yang mengaturnya dan ia tinggal masuk saat tahun ajaran baru dimulai.
Anara menoleh, melirik ponselnya yang berdering di atas nakas kemudian meraihnya. Ia mencebikkan bibir dengan kesal karena kekasihnya sama sekali tak membalas pesan darinya sedari pagi. Anara lantas menaruh kembali ponsel tersebut dan kembali fokus pada drama korea-nya.
Beralih pada si kembar, kedua gadis itu berjalan-jalan mengitari pusat perbelanjaan besar di kotanya. Alice mengalungkan tangan dengan manja pada lengan Elcie seraya mengedarkan pandangan.
Gadis itu tiba-tiba menarik Elcie dengan cepat saat melewati toko yang menjual berbagai merk parfum.
"Jangan lari-lari, Al.."
"Bau banget, gue mual.." Balasnya seraya mengibaskan tangan di depan wajah, Elcie hanya mengangguk dan kembali berjalan santai.
"El.. Kita belum beli perlengkapan bayi.."
"Tapi kita belum tau jenis kelaminnya"
"Iya juga ya, tapi-- Kesana yuk.." Elcie hanya pasrah saat Alice menariknya masuk ke dalam toko perlengkapan bayi.
Keduanya nampak berbinar menatap deretan sepatu mungil nan lucu disana. Alice mengambil sepasang sepatu berwarna pastel dan menunjukkan pada Elcie.
"Ini lucu kan? Warna nya juga netral.."
"Ambil aja.." Balas Elcie dengan senyuman, Alice mengangguk dan menaruhnya ke dalam keranjang yang Elcie bawa.
Alice kembali menarik Elcie kearah rak lainnya, perlengkapan mandi, pakaian-pakaian yang lucu juga deretan aksesoris yang menggemaskan. Ingin sekali Alice membawa semuanya pulang ke rumah namun Elcie menolaknya dengan tegas.
Setelah beberapa jam berlalu, kedua gadis tersebut memutuskan untuk pulang dengan beberapa kantong belanjaan yang Elcie bawa.
Alice terlihat sangat bahagia, ia berceloteh tentang apa saja yang tertangkap pengelihatannya sementara Elcie menimpalinya dengan senyuman lebar dan anggukan kepala.
"Loh, darimana?" Tanya Anara yang baru saja keluar dari mobil dan berpapasan dengan mobil si kembar yang baru juga sampai di rumahnya.
"Shoping.." Timpal Alice riang, Elcie masih sibuk mengambil beberapa paperbag dari jok belakang mobilnya.
"Kok gue gak diajak?" Rengek Anara, Alice terkekeuh kemudian merangkulnya.
"Maaf ya, next time kita berdua aja.."
"Kok gitu?" Protes Elcie yang telah selesai dengan paperbagnya.
"Shoping sama lo gak asik, cuma manggut-manggut dan 'terserah, terserah'." Jelas Alice mengejek dan menirukan gaya bicara Elcie.
"Kalo sama kak Nara kan bisa sharing."
"Hah.. Iya, terserah.." Lemas Elcie seraya melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lamoera's (GxG) (COMPLETED)
Teen FictionBukankah hidup harus terus berjalan? ya, sebuah perjalanan dan bukan pelarian. Tenanglah, aku disini membersamai-mu, melangkah bersamamu dan akan ku pastikan kita sampai pada garis akhir yang menjadi pelabuhan terakhir kita.