Tepat pukul 2 siang, Elcie menghentikkan mobilnya di pelataran parkir kampus Anara. Ia keluar dari mobil dan menyandarkan tubuh pada kap depan mobilnya, seperti biasa, gadis itu menjadi pusat perhatian setiap manusia yang berlalu lalang disana.
Padahal Elcie hanya memakai stelan biasa menurutnya, celana jeans selutut dengan tshirt oversize putih polos dan kacamata hitam, rambut hitam panjangnya ia biarkan tergerai dan sesekali ia sibak ke belakang.
Dari kejauhan, ia telah melihat Anara yang berjalan santai namun nampak tak menyadari kehadirannya. Gadis itu menurunkan sedikit kacamatanya dengan sebelah alis terangkat kala melihat seorang gadis berlari kearah Anara dan menariknya pergi dari tempatnya.
Elcie berdecak kesal, ia bergegas mengejar Anara karena merasa Anara dalam keadaan tak baik. Ia mengedarkan pandangan sesaat dan kembali berlari saat melihat bayangan Anara yang di seret kearah rooftop gedung tersebut.
Brakk!
Elcie menendak pintu rooftop dengan kencang membuat 4 orang manusia dan Anara disana terperanjat. Gadis itu berjalan santai kearah Anara seraya menaikkan kacamata hitamnya keatas kepala.
"Woy, siapa lo?" Tanya seorang pria, Elcie menghentikan langkah kemudian menunjuk tangan seorang gadis yang mencengkram lengan Anara.
"Lepasin tangan kotor lo dari dia!"
"Ini, maksud lo?" Si gadis malah sengaja menaikkan genggaman tangannya.
Anara berusaha melepaskan lengannya namun sulit, ia melirik Elcie dan tersenyum miring padanya. Seakan ingin bermain-main dengan mereka.
"Mereka, temen lo?" Tanya Elcie menunjuk keempat orang disana, Anara mengedarkan pandangan dan mengangkat bahunya dengan acuh.
"Fans gue, keknya.." Elcie terkekeuh begitupun Anara.
"Kalian mau apasih? Cepet deh, disini panas" Ujar Anara tak sabar.
Salah satu gadis yang seharian ini mengganggu Anara kemudian berjalan kearahnya, mengusap kepala Anara dan tersenyum manis padanya. Elcie menatapnya lekat dengan raut wajah datar.
"Gue cuma pengen ngabisin waktu sama lo, gue suka sama lo.."
Sebelah alis Anara terangkat begitupun Elcie, gadis itu tertawa hambar membuat perhatian mereka teralih padanya.
"Gila lo?" Sarkas salah satu gadis yang sedari tadi mencengkram tangan Anara.
"Keknya temen lo yang gila."
"Gue gak punya waktu buat badut kek kalian!" Elcie berjalan kearah Anara, menatap tajam pada kedua gadis asing di hadapannya kemudian menarik Anara, membawanya pergi dari sana.
"JADI GINI KELAKUAN PEWARIS SAQHI? GODAIN CEWEK-CEWEK TAJIR?"
Anara dan Elcie terhenti di ambang pintu saat mendengar teriakan tersebut. Mereka saling pandang kemudian tertawa terbahak-bahak.
"Cewek aneh!"
"Emang ada yang lucu?"
Keempat manusia tadi menatap bingung pada Anara dan Elcie, saling pandang dan mengedikkan bahu.
"Siapa nama lo? Rega? Dan lo?" Tunjuk Anara pada pria yang baru saja berteriak.
"Gue?"
"Iya, lo boti. Siapa nama lo?"
"Alvin!" Balasnya kesal karena Anara menyebutnya Boti.
"Rega, Alvin dan lo berdua. Apapun yang kalian pikirin tentang gue itu bener. Jadi, nikmati aja topik ghibah kalian sebelum gue bungkam mulut-mulut kalian!" Gertak Anara dengan seringainya, Elcie menggelengkan kepala, merangkul Anara dan melanjutkan langkah pergi dari sana. Meninggalkan Rega dan kawan-kawannya yang terdiam kaku atas gertakan si gadis.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lamoera's (GxG) (COMPLETED)
Teen FictionBukankah hidup harus terus berjalan? ya, sebuah perjalanan dan bukan pelarian. Tenanglah, aku disini membersamai-mu, melangkah bersamamu dan akan ku pastikan kita sampai pada garis akhir yang menjadi pelabuhan terakhir kita.