"Syukurlah, operasi berjalan dengan lancar.."
Hembusan nafas lega terdengar dari bibir para manusia yang menanti selama lebih dari 12 jam di depan pintu ruang operasi. Hasil yang di terima tak mengkhianati sebuah penantian, untaian do'a mereka pun di dengar baik oleh Sang Pemilik Semesta. Mengakhiri dengan dekapan hangat penuh haru juga tetesan kristal yang mengisyaratkan bahagia, Alice dan Elcie menebar senyuman merekah pada sekelilingnya.
"W-Willona sembuh, Oma.." Gumam riang Alice, Emma menganggukkan kepala dan menyambut dekap si gadis dengan senyuman kasih sayang.
"Iya sayang, Lona anak yang kuat dan kamu Mama yang hebat"
Zanetta dan Anara memeluk Elcie, Aurora dan Jonathan pun saling membalas pelukan hangat. Sang dokter memperhatikan mereka dengan senyuman bangga dan helaan penuh syukur, ia menepuk pundak Aurora kemudian berbalik kembali masuk ke dalam ruang operasi guna mempersiapkan si bayi untuk di bawa ke ruang rawat lainnya.
Elcie melepaskan rangkulan Anara, menatap mereka dan Alice kemudiam berbalik dan berjalan menjauh. Tujuannya adalah William, gadis itu ingin menjadi orang pertama yang memberikan kabar bahagia tersebut pada anak laki-lakinya. Langkahnya melebar dengan senyuman yang tak urung hilang hingga sampai di depan ruangan William, ia masuk dan berdiri tepat di samping ranjang sang anak.
"Yaaah.. Will, kok tidur?"
"Bangun dong.. Kebo banget nih bocah" Elcie menekan-nekan pipi gembil sang anak membuat William menggeliat terganggu.
"Ihihi.. Ayo bangun Will.."
"Nghhh.. hiks.."
Elcie melebarkan mata, William terbangun namun akhirnya menangis, gadis itu sedikit panik kemudian menggendong William dan mengusap punggungnya lembut.
"Sstt.. Sayang, maafin Mommy.."
Berhasil, William meredakan tangisannya, Elcie meregangkan pelukan dan mendudukkan William di atas ranjang, terkekeuh melihat wajah merah sang anak dengan kedua tangan mungil yang mengepal dan mengusak matanya sendiri.
"Will, jangan di kucek, nanti matanya pindah ke tangan, mau?" Tanyanya bodoh seraya menarik kedua tangan William.
Si bayi menatap Elcie dengan ekspresi datar, entah karena masih mengantuk atau menunjukkan amarah pada Mommy-nya yang jelas ekspresi tersebut membuat Elcie membekap mulutnya dan menahan tawa.
"Gitu aja marah. Lagian kamu doyan banget tidur sih.."
"Mmom~ engg~" Celoteh lucu William, Elcie menarik kursi dan terduduk di hadapan sang anak.
"Maaf ya, Mommy kesini mau ngasih tau kabar bahagia. Kamu mau denger?" Elcie menanti jawaban sang anak namun William malah menatap lekat pada Elcie.
"Mau denger gak?" William menggerakan kedua tangannya membuat Elcie tersenyum lebar.
"Gitu dong excited"
"Kabar bahagianya, Lona udah sembuh sekarang.." Ujarnya dengan wajah sumringah, lagi, menanti reaksi William yang nampak bingung dengan ucapannya.
"Will, please. Willona sembuh, adik kamu sehat sekarang. Seneng kek.."
William terlihat membulatkan bibir mungilnya membuat Elcie mendesah karena tak sesuai dengan apa yang ia harapkan. Gadis itu menundukkan kepala dengan kedua lengan melingkar di tubuh William. Tanpa di duga jemari William meraih rambut Elcie, mencengkram dan menariknya membuat Elcie mengaduh dan mengundang gelak tawa si bayi.
"Aduh.. duh.. sakit Will.."
William semakin kencang tergelak membuat Elcie pun tersenyum lebar dan memutuskan untuk melanjutkan drama kesakitannya dengan wajah meringis pura-pura menangis. Setidaknya bisa membuat sang anak juga merasakan kebahagiaan yang ia rasakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lamoera's (GxG) (COMPLETED)
Teen FictionBukankah hidup harus terus berjalan? ya, sebuah perjalanan dan bukan pelarian. Tenanglah, aku disini membersamai-mu, melangkah bersamamu dan akan ku pastikan kita sampai pada garis akhir yang menjadi pelabuhan terakhir kita.