Anara tengah memainkan ponselnya seraya menyandarkan kepala di bahu Zetta yang terlihat serius membaca buku di tangannya. Kedua gadis itu tengah berada di perpustakaan yang lumayan sepi karena murid lainnya kini tengah meramaikan area kantin.
Anara mengangkat kepalanya tiba-tiba, menegakkan tubuh dan menatap lekat pada layar ponselnya. Ia membelalak kemudian menepuk-nepuk lengan Zetta.
"Apasih?" Tanya Zetta dengan nada sedikit kesal karena terganggu. Anara menoleh kemudian memperlihatkan ponselnya pada Zetta.
Zanetta yang semula tak peduli kini memfokuskan pandangan pada layar ponsel kekasihnya. Iris matanya membesar tiba-tiba, ia menatap Anara kemudian bangkit terburu keluar dari perpustakaan bersama Anara yang mengikutinya.
Suasana ramai lengkap dengan desas-desus yang terdengar memenuhi area lapangan outdoor sekolah. Pelakunya tiada lain adalah para gadis pembuat onar, Zudith dan teman-temannya yang kini terlihat menertawakan seorang gadis yang berlutut di hadapan mereka di tengah-tengah lapangan.
Byurrr!
Zudith tersenyum menang setelah menumpahkan sebotol air pada kepala sang gadis. Ia melempar botol kosong di tangannya tepat mengenai wajah gadis di hadapannya.
"Coba ulangin, lo ngomong apa tadi?" Tanya Zudith dengan senyuman miring.
"Gue minta maaf dan tolong jangan libatin saudari gue dalam kasus kemarin!"
"Menurut lo, gue bakal cabut tuntutan gue?"
"Lakuin apapun yang lo mau sama gue, lepasin mereka!" Zudith tersenyum penuh kemenangan. Ia mengedarkan pandangan pada siswa dan siswi yang mengerumungi mereka. Ia kembali mengarahkan pandangan pada gadis di hadapannya.
"Apapun?"
"Apapun!"
Gadis itu melirik temannya, yang di lirik nampak paham kemudian menarik kerah seragam si gadis membuatnya menoleh padanya dan tanpa aba-aba langsung menamparnya.
Plakk!
Zudith kembali melirik teman lainnya, mereka hanya mengangguk kemudian melakukan hal yang sama, menampar pipi kanan dan kiri gadis tersebut.
Plak!
Plakk!
Zanetta bersama Anara sampai di kelas sang adik. Ia masuk dan melihat Alice, Fara dan Chika yang tengah berbincang di belakang kelas.
"Kak Zetta? tumben.." Tanya Fara, membuat kedua gadis lainnya menegakkan tubuh.
"Kenapa kak?"
"Elcie mana?" Tanya Zetta tak sabar, Alice, Fara dn Chika mengedarkan pandangan bingung.
"Loh, gue baru ngeeh si El gak ada" Ujar Chika diangguki Alice.
"Ke toilet mungkin kak!" Zetta menggelengkan kepala, ia melirik Anara kemudian berlari keluar kelas.
"Kak.. Kak Zetta, ada apa?" Teriakan Alice tak di tanggapi oleh Zetta maupun Anara.
"Perasaan gue gak enak!" Gumam Fara kemudian menarik lengan kedua temannya dan berlari mengikuti Zetta dan Anara.
Langkah mereka terhenti melihat banyaknya siswa-siswi yang berkerumun di lapangan outdoor. Chika menghampiri temannya yang berada disana.
"Apaan sih? rame banget?"
"Lo gak tau?" Chika menggelengkan kepala, gadis tersebut melirik Zetta, Anara dan Alice di belakang Chika.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lamoera's (GxG) (COMPLETED)
Teen FictionBukankah hidup harus terus berjalan? ya, sebuah perjalanan dan bukan pelarian. Tenanglah, aku disini membersamai-mu, melangkah bersamamu dan akan ku pastikan kita sampai pada garis akhir yang menjadi pelabuhan terakhir kita.