Beberapa waktu berlalu tanpa terasa, semua masih baik-baik saja dan berjalan dengan lancar. Kehidupan keempat gadis pun nampak dalam kondisi yang harmonis, apalagi setelah Alice dan Elcie menyelesaikan ujian kenaikan kelas mereka dan Zanetta juga Anara yang juga selesai dengan masa SMA mereka.
Alice menepati janji untuk melanjutkan pendidikannya di rumah saja, Home Schooling, karena kini usia kandungannya telah menginjak 5 bulan dan ia takkan lagi bisa memaksakan masuk sekolah.
Elcie selalu bersamanya dimana pun ia berada, gadis itu masih dan semakin dalam mode over-protectifnya pada Alice.
Seperti sekarang, Elcie sedari tadi menatap Alice yang tengah berbincang bersama Fara dan Chika. Padahal hanya berbincang dan menikmati cemilan namun mata elang Elcie tak bisa lepas dari gadis berwajah identik dengannya itu.
"Mau kemana?" Tanya Elcie cepat membuat ketiga gadis tersebut kaget.
"Ke dapur" Timpal Alice seraya mengangkat gelas kosong di tangannya.
"Tunggu, biar gue aja yang ambil.." Gadis itu menarik gelas dari tangan Alice dan berjalan kearah dapur.
Fara, Chika dan Alice masih menatapnya dengan kedua alis yang bertaut.
"Jujur, gak nyaman banget sama Elcie mode guard itu.." Keluh Alice, Fara dan Chika terkekeuh.
"Lah enak, lo jadi gak harus gerak. Ada Elcie yang siap siaga haha.." Canda Fara seraya membusungkan dada.
"Ck! Gue mandi, makan ampe buang air pun di tungguin. Lo kira gue narapidana?"
"Anjirr, segitunya?" Kaget Chika, Alice mengangguk lemas.
"Terimain aja Al, Elcie takut lo kenapa-napa.."
"Ya tapikan-.."
Ucapannya terhenti kala melihat Elcie yang kembali dengan 3 gelas minuman. Ia menaruh gelas-gelas itu di atas meja dan kembali duduk tenang.
"Buat kita?" Tanya Chika, Elcie menggeleng.
"Refil buat Alice.."
"Astagaa.."
"Haha.."
Elcie menatap kedua temannya yang tertawa sedangkan Alice mendelik pada mereka, gadis itu tak paham dan hanya mengedikkan bahu kemudian memainkan ponselnya.
Di tempat lain, Anara tengah terduduk di sebuah sofa di ruangan kerja sang ayah. Gadis itu tak melepaskan pandangan dari kekasihnya yang kini tengah belajar tentang bisnis dari sang ayah.
Zanetta nampak fokus dan serius mendengar arahan dari Jonathan, ia melirik sekilas pada Anara dan mengedipkan sebelah mata dengan senyuman manis.
Anara menggelengkan kepala dan menyandarkan tubuhnya dengan tangan yang terlipat di depan dada.Gadis itu menoleh saat pintu ruangan sang ayah terbuka dan Aurora masuk bersama 2 orang office boy yang membawa nampan berisikan makanan.
"Makasih mas.." Ujar Anara saat pria tersebut menaruh makanan di atas meja di hadapannya.
Aurora berjalan kearah meja Jonathan, menatap lekat Zanetta yang sibuk dengan layar laptopnya, wanita itu tersenyum bangga pada si gadis yang nampaknya mulai paham dengan cara kerja dan sistem perbisnisan.
"Mah, Pah.." Panggil Anara, kedua orang tuanya menoleh dan mengangguk paham dengan isyarat yang Anara berikan.
"Zetta, kita makan siang dulu.." Ajak Aurora dengan tepukan di bahu Zanetta.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lamoera's (GxG) (COMPLETED)
Teen FictionBukankah hidup harus terus berjalan? ya, sebuah perjalanan dan bukan pelarian. Tenanglah, aku disini membersamai-mu, melangkah bersamamu dan akan ku pastikan kita sampai pada garis akhir yang menjadi pelabuhan terakhir kita.