Anara, Zanetta, Alice dan Elcie turun bersamaan dari mobil, berjalan santai seraya mengedarkan pandangan dan membalas senyum ramah dari para siswa dan siswi yang mereka lewati. Alice menggandeng lengan Elcie yang kini mulai berjalan menggunakan sebuah kruk, ia menundukkan wajah dan nampak enggan menatap sekitarnya, entahlah Alice kehilangan kepercayadiriannya.
Zetta dan Anara menghentikan langkah di sebuah pertigaan koridor, menatap kedua gadis lainnya yang ternyata telah menanti kedatangan si kembar dan langsung memeluk lengan Alice juga Elcie, membantu mereka masuk ke dalam kelas.
Alice melambaikan tangan pada kedua kakaknya sesaat sebelum memasuki kelas, Zetta dan Anara membalas lambaian tersebut dengan senyuman manis kemudian membalikkan tubuh dan berlalu menuju kelasnya.
"Thanks, Far, Chika.." Ujar Elcie tulus saat mendudukkan tubuh di bangkunya. Kedua gadis itu mengangguk dan berjalan menuju bangku mereka sendiri.
"Alice?" Alice menoleh dengan sebelah alis terangkat.
"Kenapa?"
"Gapapa hehe.." Alice ikut terkekeuh mendengar tawa renyah Elcie kemudian menegakkan tubuh dan mengeluarkan buku pelajarannya.
Sepanjang pelajaran, Elcie menatap kegusaran dari gerak tubuh sang kembaran, bahkan kini Alice terlihat membekap mulutnya dengan buliran keringat dingin yang tercetak di keningnya. Ia melirik Fara dan Chika yang kebetulan keduanya juga melirik kearahnya kemudian mengalihkan pandangan pada sang guru seraya mengangkat tangan.
"Maaf pak.."
"Kenapa Elcie?"
"Alice kayaknya sakit, boleh minta izin ke Uks? Fara dan Chika yang antar.." Si guru menghampiri Alice dan menatap wajah pucatnya, ia mengalihkan pandangan pada Fara dan Chika.
"Kalian bawa Alice ke Uks ya.."
"Baik pak.." Kedua gadis itu membenahi alat tulisnya dan bangkit menghampiri meja si kembar.
"El.."
"Nanti gue nyusul, ya.." Bisik Elcie seraya mengusap keringat di wajah Alice. Alice mengangguk dan bangkit dari kursinya di bantu Fara dan Chika dan berjalan pelan keluar dari kelas.
"Al, lo butuh apa?" Tanya Chika sesaat setelah mendudukkan tubuh Alice di atas ranjang.
"Gak tau, mual banget gue.."
"Gue beliin teh manis anget ya, bentar.." Fara bergegas keluar dari Uks dan berlari menuju kantin.
Chika terduduk di kursi depan Alice manatap lekat wajah pucat sang gadis.
"Emang kek gini ya, kalo hamil?" Tanya Alice sedikit berbisik, Chika bangkit dan mengusap keringat di wajah sahabatnya.
"Gue gak tau Al, tapi yang gue tau tuh fase ngidam nya."
"Ngidam?"
"Iya, itu fase dimana lo pengen sesuatu yang pengen banget dan gak boleh engga. Nyokap gue dulu gitu pas hamil adik gue, kadang tengah malem minta yang aneh-aneh sama bokap.."
"Contohnya?"
"Nih ya lo bayangin, tengah malem Al, nyokap gue tetiba pengen makan junk food."
"Itumah gak aneh.." Sela Alice, Chika menatapnya dan melanjutkan kalimatnya.
"Di Bandung!"
"Hah?" Kaget Alice
"Iya, nyokap pengen makan junk food di resto yang ada di Bandung, resto itu emang langganan bokap nyokap pas mereka pacaran."
"Di turutin?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lamoera's (GxG) (COMPLETED)
Teen FictionBukankah hidup harus terus berjalan? ya, sebuah perjalanan dan bukan pelarian. Tenanglah, aku disini membersamai-mu, melangkah bersamamu dan akan ku pastikan kita sampai pada garis akhir yang menjadi pelabuhan terakhir kita.