"Alice, lo cape gak jadi seorang ibu?" Tanya Elcie seraya mengusap lembut wajah Alice dalam pelukannya.
"Cape dikit tapi selebihnya bahagia.."
"Apa perlu kita nyewa babysitter?"
"El.. William sama Willona gak rewel kok, mereka anteng dan nangis kalo laper atau karena buang air aja." Jelas Alice seraya memainkan kancing piyama sang adik kembar.
"Lo gak bohong kan?"
"Buat apa?"
"Gak tau.." Alice terkekeuh, ia mengalihkan pandangan pada tirai kamar di hadapannya.
"Gue pikir jadi seorang ibu semudah itu tapi ternyata gue salah. Apa lagi gue diberikan 2 malaikat sekaligus."
"Semuanya gak segampang itu, gue harus jadi pelindung, guru sekaligus cenayang yang harus peka tentang arti tangisan mereka."
"Tapi setelah gue jalani, tidak sesulit itu juga. Si kembar gak pernah rewel, mereka sehat dan anteng" Elcie tersenyum, ia mendaratkan kecupan pada kening Alice dan melirik ranjang buah hatinya.
"Mereka anak-anak yang cerdas, Al. Willona dan William mengerti keadaan kedua orang tuanya dan gak mau bikin kita tertekan."
"Hebat banget bayi-bayi gue.." Candaan Alice berhasil membuat Elcie terkekeh.
"Tapi ini fakta, kata orang kalo bayi masih di bawah 3 bulan itu pasti bikin kita stres, apalagi lo yang belum punya pengalaman sama sekali."
"Gue setuju karena gue sering baca komenan kek gitu di sosmed. Tapi gue beruntung punya si kembar yang sama sekali gak bikin gue stres."
"Itu karena gue yang selalu bangun tengah malem buat bikinin mereka susu!" Elcie mengeratkan pelukan dengan gemas atas tingkah Alice yang memang enggan membuka mata dan memberikan asi pada kedua anaknya di tengah malam.
"Lo gak ikhlas? Mereka anak lo juga ya!"
"Yang bilang gak ikhlas siapa?"
"Terus kenapa di ungkit?" Elcie menghembuskan nafas pelan, ia baru tersadar atas ucapannya dan siapa lawan bicaranya.
Gadis itu menarik dagu Alice membuat tatapan mereka bertemu, ibu jarinya mengusap lembut bibir tipis Alice.
"Gue cemburu!"
"Hm? Kenapa?" Tanya Alice dengan suara yang semakin parau, menahan hasrat yang tiba-tiba membakar.
Tangan Elcie perlahan turun ke arah dada Alice, menelusup masuk dan menyentuh puting payudara Alice yang memang tak memakai bra.
"Gue harus berbagi ini sama si kembar.."
"E-El.." Alice menggigit bibir bawahnya saat telunjuk Elcie memainkan puting payudaranya hingga mengeras.
"Gue juga mau, Alice.."
Sekujur tubuh Alice menegang dan meremang mendengar suara berat Elcie. Ia menggeliat saat tangan Elcie sepenuhnya menangkup payudaranya dan meremasnya sedikit keras.
Elcie masih menikmati ekspresi wajah nikmat Alice, ia tersenyum melihat bibir Alice sedikit terbuka.
Lidahnya terjulur dan melesak masuk ke dalam mulut Alice."Mphhh.."
Desah Alice tertahan seraya menghisap lidah hangat Elcie. Elcie menarik lidahnya, menggantikannya dengan pagutan rakus pada bibir atas dan bawah Alice, tangannya masih setia meremas dan memilin puting payudara Alice bergantian.
Alice dengan cepat membalikkan posisi mereka, ia menindih tubuh Elcie dan kembali menyatukan peraduan saliva yang sempat terlepas. Kedua tangan Elcie bergerak melepas seluruh kancing piyama Alice dan kembali memainkan kedua payudara sintal tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lamoera's (GxG) (COMPLETED)
Teen FictionBukankah hidup harus terus berjalan? ya, sebuah perjalanan dan bukan pelarian. Tenanglah, aku disini membersamai-mu, melangkah bersamamu dan akan ku pastikan kita sampai pada garis akhir yang menjadi pelabuhan terakhir kita.