Zanetta berjalan lemas memasuki rumah megahnya. Kepalanya masih terasa sakit akibat pukulan helm tadi siang dari gadis sakit jiwa di sekolahnya.
Gadis itu menghentikan langkahnya tepat di depan pintu kamar adik kembarnya. Berniat menanyakan keadaan mereka namun ia urungkan. Sudah terlalu malam dan Zetta tak ingin mengganggu waktu istirahat si kembar.
Cklek!
"Kak Zetta.."
Zetta tersenyum saat tanpa di duga pintu bercat putih itu terbuka.
"Belum tidur?"
"Al haus kak, lupa bawa air tadi" Ia mengangguk pelan kemudian berbalik dan berniat menuju kamarnya.
"Kak Zetta gapapa?"
"Gapapa, tidur lagi Al" Balasnya tanpa menoleh,
Alice menatap tubuh sang kakak yang nampak menahan rasa sakit, langkahnya lebar kemudian memapah tubuh Zetta memasuki kamar meski kini Zetta menatapnya bingung.
"Jangan terus bilang gapapa, Alice tau kakak sakit!"
"Kamu ngomelin kakak?"
"Hah.. iya!" Zetta mengulum senyuman tipisnya, sang adik kini tengah mengeluarkan beberapa pakaian untuknya.
"Mau Alice gantiin bajunya?"
Grep!
Tanpa di duga Zetta menariknya dalam pelukan, Alice tersentak sesaat namun dengan cepat membalas pelukan tersebut.
"Tolong jangan pernah nyembunyiin apapun dari kita kak"
"Iya .."
"Alice gak mau kehilangan lagi"
"Iya"
"Jangan iya-iya aja!" Zetta terkekeh, ia melepaskan pelukannya dan menatap lekat wajah cantik adiknya.
Keduanya terdiam, saling menatap tanpa sepatah kata yang keluar dari bibir mereka. Banyak yang ingin Zetta sampaikan pada adiknya namun ia tak tahu dari mana harus memulai.
Gadis itu mengecup kening Alice dengan penuh kasih sayang."Tidur lagi gih, kakak mau bersih-bersih"
"Iya kak.."
Alice mengangguk patuh, berjalan pelan keluar dari kamar sang kakak. Sebenarnya ia ingin menemani dan merawat kesakitan Zetta namun ia merasa kakaknya membentengi diri darinya.
Alice hanya bisa pasrah dan mengikuti apapun yang Zetta pinta agar tak membuat sang kakak semakin terluka olehnya.
Pagi harinya, Zetta telah bersiap dengan seragam sekolahnya. Gadis itu keluar dari kamar dan berjalan melewati kamar si kembar menuju ruang makan. Senyumannya mengembang melihat kedua adiknya tengah tertawa di meja makan.
"Pagi.." Sapanya datar, Alice dan Elcie seketika menghentikan tawa mereka.
"Pagi kak Zetta.."
"Kak?"
"Hmm?" Timpal Zetta yang mulai sibuk melahap makanannya tanpa menatap kedua adiknya.
"Elcie minta maaf, kak.." Gugup Elcie saat Zanetta kini menatapnya dengan tatapan datar.
Gadis itu menggenggam tangan Alice di bawah meja.
"Abisin makanan kalian!"
"Iya kak"
Zetta tersenyum tanpa mereka sadari, ia pun kembali menyantap makanannya sesekali melirik kedua adiknya yang tertangkap basah tengah menatap kearahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lamoera's (GxG) (COMPLETED)
Teen FictionBukankah hidup harus terus berjalan? ya, sebuah perjalanan dan bukan pelarian. Tenanglah, aku disini membersamai-mu, melangkah bersamamu dan akan ku pastikan kita sampai pada garis akhir yang menjadi pelabuhan terakhir kita.