Beberapa waktu berlalu, kehidupan keempat gadis semakin terasa tenang. Tak ada lagi gangguan yang mereka terima dari para gadis centil yang tiba-tiba saja bertaubat.
Benar juga, tentang alasan mengapa pintu hidayah terbuka untuk Zudith dan teman-temannya adalah karena keluarga mereka yang mengalami kesulitan yang di sebabkan oleh orang-orang yang dekat dengan Jonathan Hilman Saqhi, yang tak lain adalah ayah kandung dari Anara.
Anara lah yang meminta kedua orangtuanya untuk memberikan mereka pelajaran agar anak-anak mereka tak terus mengganggu Zanetta dan si kembar.
Jonathan dan Aurora dengan mudah menyetujuinya karena memang mereka pun tahu kelakuan Zudith dan kawan-kawannya yang keterlaluan.
Beralih pada Anara dan Zanetta yang kini berada di halaman belakang rumah Zanetta. Keduanya terduduk di pinggir kolam dengan kedua kaki yang terjulur masuk ke dalam air, berbincang ringan tentang hari-hari sulit yang mereka hadapi namun dengan mudah terlewati.
Zetta menoleh kearah dalam rumah, ia mengeryit kemudian menatap Anara.
"Alice sama Elcie mana?"
"Tadi sih masih di kamar.." Timpal Anara kemudian menatap kearah balkon kamar si kembar, pintunya terbuka namun tertutup tirai.
"ALICE, ELCIE .." Panggil Anara berteriak,
"ALICE, ELCIEEE..!!"
Sementara di dalam kamar, Elcie terkesiap mendengar teriakan Anara. Ia lupa bahwa kedua kakaknya menunggu mereka di halaman belakang. Gadis itu mengalihkan pandangan pada Alice yang masih memunggunginya.
"Al, udah dong marahnya, itu kak Nara manggil.."
"Ya udah sana pergi. Dan jangan harap bisa masuk kamar ini lagi!"
Elcie menghela nafas lelah, ia bangkit dari tepi ranjang dan berjalan kearah balkon.
"Iya kak.."
"Kalian ngapain??" Tanya Zetta, Elcie menggeleng pelan.
"Alice ngambek kak, El lagi bujukin dia.."
"Hah? kenapa?" Bingung Zetta yang merasa bahwa kedua adiknya tadi baik-baik saja.
Berbeda dengan Anara yang kini tertawa kecil seraya menggelengkan kepalanya mengingat Alice yang masih saja merajuk pada Elcie.
Elcie kembali masuk ke dalam kamar, ia mendudukkan tubuh di tempatnya semula.
"Al, maafin gue.."
"Buat?"
"Gue salah"
"Salah apa?"
"Karena meluk cewek tadi.."
Flashback On.
Alice, Anara dan Zetta tengah menunggu Elcie yang mengantri memesan makanan untuk mereka, keempat gadis itu berada di sebuah restoran cepat saji.
Alice menggulirkan kedua bola matanya, jengah melihat Anara yang kini merebahkan kepala di bahu Zetta dengan manja.
Belum lagi kedua gadis tersebut mengeluarkan kalimat-kalimat cinta yang membuat Alice mual mendengarnya, dunia serasa hanya milik mereka berdua.
"Iya-iya, Alice ngontrak!" Kesalnya membuat Zetta dan Anara menatap ke arahnya.
"Apasih jomblo? iri ya?" Ejek Anara diakhiri dengan kecupan tipis di pipi Zetta.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lamoera's (GxG) (COMPLETED)
Teen FictionBukankah hidup harus terus berjalan? ya, sebuah perjalanan dan bukan pelarian. Tenanglah, aku disini membersamai-mu, melangkah bersamamu dan akan ku pastikan kita sampai pada garis akhir yang menjadi pelabuhan terakhir kita.