#56

441 34 1
                                    

Suasana ruang tengah kediaman Lamoera nampak terasa mencekam, ketegangan terjadi saat Jonathan dan Aurora datang beberapa saat lalu dan mengajak ketiga putri Lamoera juga Anara berkumpul. 

Alice telah menduga hal ini karena ia pun telah membicarakannya pada Elcie dan Zanetta tempo hari namun kedua gadis itu menolak dengan tegas, itulah mengapa Alice meminta kedua orangtua Anara untuk membantunya.

"Kenapa sih?" Semua mata tertuju pada Elcie yang sedari tadi hanya diam.

"Apanya, El?"

"Kenapa harus tiba-tiba ngebahas si bajingan itu? Hidup kita udah tenang dan lebih baik tanpa dia."

"Elcie!" Aurora mengusap lengan Zanetta yang berusaha menegur adiknya kemudian tersenyum manis pada Zetta.

"Bagaimana pun, dia ayah kalian."

"Sejak dia bunuh mama, saya gak punya lagi ayah!" 

"Silahkan kalo kalian mau kesana, jangan harap saya ikut!" Elcie berbalik dan pergi begitu saja dengan amarah yang telah sampai di puncaknya.

"Elcie!" Alice hendak mengejarnya namun Anara menahan dan menggelengkan kepala.

"Biarin dulu.." 

"Maafin Elcie, om, tante.." Sungkan Zanetta, keduanya menggelengkan kepala.

"Gapapa Zetta, kita paham apa yang Elcie rasakan."

"Memang berat jika harus dipaksa berdamai dengan sesuatu yang justru penyebab kita hancur. Tapi, jika kita masih memendam amarah dan dendam pun itu malah menjadi boomeng yang akan kembali pada kita, suatu saat nanti." Zanetta menatap lekat wajah Aurora.

"Maksud om begini, kita jenguk papa kalian, beritahukan dia bahwa kalian telah hidup dengan bahagia. Bagaimana pun, Haris juga pasti merindukan gadis-gadis cantiknya, sekalian kita kenalkan si kembar pada Haris." Jelas Jonathan kemudian menyentuh lutut Zanetta. 

"Kita gak akan biarin kalian pergi sendiri, om dan tante akan menemani kalian, kamu gak usah cemas." 

"Om, Tante.. Apa Zetta boleh minta waktu buat mikir dulu? Juga berusaha bicara sama Elcie.."

"Pikirkan saja dulu, kapanpun kalian siap, Om dan Tante akan meluangkan waktu untuk menemani kalian."

"Begitupun si cantik Anara ini, yang akan selalu ada bersama kalian.." Lanjut Anara penuh percaya diri, Zanetta meliriknya sesaat dan mendengus.

"Pede banget!"

"Lah emang gue cantik, gak terima lo?" Sungut Anara, Zanetta berkomat-kamit tak jelas, mengejek gadisnya.

"Mah, pah, liat si Zetta jadi dukun!" 

"Nara.." Jonathan menatapnya seraya menahan tawa.

"Mending jadi dukun dari pada lo, jadi cewek matre!" Celetuk Zanetta tak sadar membuat Anara, Alice dan kedua orang tua si gadis melebarkan mata, kaget.

"E-ehh.. Maaf om, tante, Zetta bercanda.." Sadar Zanetta dengan tak enak.

"Kenapa sih? kamu bertingkah lagi?" Kini Aurora mengalihkan pandangan penuh pada sang anak.

"Gak kok mah"

"Boong tante, Nara lagi deketin anak pemilik perusahaan.." Jelas Zanetta dengan senyuman miring, Anara mencubit lengan si gadis membuatnya mengaduh.

"Kak Nara selingkuh?" 

"Alice.." Anara menatap Alice dengan ekspresi wajah dramatis membuat Alice membekap mulut.

The Lamoera's (GxG) (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang