Kelopak 10 - Menuju Kotaraja

123 17 0
                                    

Beberapa hari kemudian, Empu Bhumantara ayah dari Lintang Arganata, ditemani beberapa muridnya mengunjungi Padepokan Kembang Dewa, tentu saja kehadiran salah satu tokoh persilatan yang termasyhur ini mendapat sambutan yang hangat dari Ki Cipta Reksa dan istrinya, Nyai Jinggan.

Tamu kehormatan itu langsung dijamu di pendopo rumah utama. Tak seberapa lama kemudian Lintang dan teman-temannya langsung datang menghadap ke hadapan gurunya itu.

"Kalian ini, cuma disuruh mengantar undangan tapi kenapa tidak pulang-pulang?" Tegur Empu Bhumantara.

"Anu guru, sebenarnya saya sudah mengajak kakang Lintang buat pulang, tetapi katanya nanti sehari lagi, eh malah keterusan" Puspitaloka yang menjawab.

"Oh itu karena ananda sangat betah dengan padepokan ini, orang-orangnya baik dan ramah" kilah Lintang yang tak ingin dipojokkan.

Kebetulan saat itu Anggun hadir pula sambil membawa hidangan sederhana buat jamuan tamu. Lintang melirik kepada gadis itu dengan tatapan penuh kagum.

Melihat sepasang mata anaknya yang berbinar cerah melihat Anggun, tentu saja Empu Bhumantara yang sarat akan pengalaman hidup langsung mengerti.
"Hmmmm, pasti dara putri sahabatku ini telah menarik perhatian anakku" tutur lelaki tua itu di dalam hati.

"Reksa, gadis ini..." Bhumantara berpura-pura menerka sosok Anggun.

"Masakan kau lupa? Dia Anggun putriku satu-satunya. Dulu sewaktu istriku melahirkan kau dan mendiang istrimu datang buat melihat" jawab Cipta Reksa.

"Tak ku sangka waktu cepat bergulir, anakmu sudah tumbuh menjadi gadis perawan yang cantik jelita" puji Empu Bhumantara.

"Syukurlah, hidupku terus terang sudah sangat cukup kakang Bhumantara. Apalagi yang diinginkan orang tua seperti saya selain hidup tenang sambil menyaksikan kedua anak saya tumbuh kembang dengan baik"

"Dua? Kau punya anak lain?" Selidik Empu Bhumantara.

"Ada, seorang lelaki" Nyai Jinggan menyela.

"Dimana dia? Saya ingin kenal, anakmu juga sudah saya anggap seperti anakmu sendiri" senang Empu Bhumantara. Diam-diam lelaki ini sedikit iri melihat keberuntungan sahabatnya itu, keluarganya lengkap. Tidak seperti dirinya yang kehilangan istri saat melahirkan Lintang.

"Adi Dhanu sedang ke hutan Paman, katanya mau mencari jamur buat makan malam. Gunadi turut menyertainya" Anggun yang menjawab dengan hormatnya, sehingga membuat Empu Bhumantara semakin menyukai gadis itu, diam-diam dia langsung mengatur rencana untuk menjodohkan Lintang dengan Anggun.

"Agaknya Adi Reksa memperlakukan murid-murid saya jauh lebih baik sehingga mereka jadi tidak ingat pulang" kelakar Empu Bhumantara.

Puspita cemberut, dia ingin membantah ucapan sang guru itu, dia tidak betah di padepokan ini, apalagi dia tak suka melihat Lintang yang seperti menaruh hati pada Anggun.

"Kalian pergilah bantu saudara-saudara yang lain di bawah, ayah ingin bicara hal serius pada Ki Reksa" Empu Bhumantara menyuruh murid-muridnya pergi, ketiga orang itu patuh dan turun ke bawah.

Anggun juga telah diminta undur lewat isyarat sang ibu.

"Agaknya ada hal penting yang ingin kakang sampaikan?" Tanya Ki Reksa pada Empu Bhumantara setelah di pendopo itu tinggal dia, sang istri dan sang tamu.

"Aku tertarik pada anak gadismu itu, bagaimana kalau kita jodohkan dengan anakku, Lintang. Ini akan semakin mempererat persahabatan kita, Adi" Empu Bhumantara langsung mengutarakan niat yang tiba-tiba muncul tadi.

"Kalau saya sih setuju saja. Tapi tergantung anaknya. Anggun bukanlah wanita yang gampang ditentukan masa depannya" celetuk Nyai Jinggan.

"Kita lihat saja kedepannya. Memang akhir-akhir ini putriku dan Lintang sudah mulai sering ngobrol berdua" ujar Ki Reksa.

MAWAR DARAH & HALILINTAR BIRUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang