Kelopak 21 - Paras Yang Terungkap

181 23 5
                                    

Babak empat besar adu silat akan segera digelar hari itu juga. Panggung itu semakin ramai ditonton para penduduk, diantara kerumunan penduduk itu satu lelaki berpakaian lusuh sederhana merangsak maju dengan susah payah, dia ingin berada paling depan agar bisa melihat pentas adu kanuragan itu dengan jelas. Lelaki itu adalah Dandi, untuk pertama kali dia menonton, dia ingin menyaksikan duel sengit yang akan terjadi antara Anggun dan Lintang.

Panglima Lesmana membuka babak empat besar itu dengan sedikit pengumuman mengenai aturan tambahan.
"Ada peraturan tambahan, para peserta dilarang menggunakan aji kesaktian yang bisa merenggut nyawa dan juga segala kepandaian beracun ganas"

"Satu lagi, Pangeran Esa sedang ada urusan mendadak, jadi dia tidak akan hadir menjadi saksi hari ini. Posisinya akan digantikan secara langsung oleh Yang Mulia Prabu Arya Dygta" tambah Panglima itu pula.

Penduduk pun bersorak mengelukan nama raja mereka. Begitu keriuhan penduduk itu reda, Panglima Lesmana segera memanggil Anggun dan Lintang agar naik ke atas pentas.

Dua pendekar muda itu saling berhadapan, terpisah jarak beberapa langkah. Gong pun dipukul sebagai aba-aba pertandingan telah dimulai.

Anggun pasang kuda-kuda jurus dengan satu tangan memegang selendang saktinya.

Di depan sana Lintang lakukan hal yang sama, membuka jurus dengan kuda-kuda, terus terang dia tak ingin melukai Anggun, namun dia harus melakukannya, bukankah secara pribadi mereka telah bertaruh, jika Lintang menang maka Anggun akan menjadi istrinya. Taruhan itu yang membuat semangat Lintang berapi-api, pemuda berkekuatan petir ini persiapkan jurus Totokan Jari Petir, ilmu yang sanggup membuat anggota tubuh yang kena totok menjadi kebas kesemutan dan sulit digerakkan. Sengaja dia pergunakan ilmu itu agar Anggun tidak mengalami cedera serius.

"Kenapa kau tak memulai menyerang?" Tegur Anggun, paras jelitanya bertambah cantik saat pasang mimik muka serius.

"Pantang bagi seorang lelaki menyerang seorang gadis terlebih dahulu. Apalagi gadis itu orang yang dicintai..." Jawab Lintang.

Sebelum Lintang semakin mengoceh, Anggun menyerang terlebih dahulu, diawali dengan teriakan silat Anggun kebutkan selendangnya, selendang itu laksana naga berputar-putar menderu ke tubuh Lintang.

Lintang ingin menangkap ujung selendang tersebut namun lelaki itu batalkan niat karena ujung selendang telah pancarkan sinar pelangi, Lintang melompat mundur ke belakang, sedang selendang terus mengejar. Begitu Lintang tiba di tepi batas pentas tiba-tiba tubuhnya melenting tinggi, laksana terbang tubuhnya melayang di udara.

Anggun mainkan tangannya untuk mengarahkan selendangnya agar terus mengejar Lintang ke udara.
Selendang itu melesat ke atas, bersamaan dengan itu pula Lintang hantaman lima jari tangan kanan.
Lima suara petir menggelegar mengiringi berkiblatnya lima sinar biru halilintar. Lima sinar itu menghantam lima bagian selendang. Dua menghantam kepala selendang, dua menghantam badan dan satu mengarah ke pegangan tangan selendang Anggun.

Anggun terpekik, dia terpaksa lepaskan selendang guna menghindari sambaran halilintar di tangannya. Dia menghindar dengan melompat berjungkir balik beberapa kali ke belakang. Sementara selendang merah muda teronggok mengepulkan asap karena kena hantam lima sinar sakti sekaligus.

Anggun kerahkan tenaga dalam untuk mengendalikan selendang saktinya dari jarak jauh namun sosok Lintang yang masih mengambang di udara tak memberi kesempatan, tubuhnya telah di kelilingi hamparan awan yang timbul berkat satu jurus sakti. Awan-awan yang membentang itu dengan cepat turun ke bawah menutupi panggung.

"Ini mirip seperti serangan Ringgita semalam. Lintang ingin mengelabui mataku" Anggun tersenyum, dia pejamkan mata, dengan satu aji kesaktian indra pendengar dan hatinya kin menjadi lebih tajam lima kali lipat. Namun Anggun terperangah karena hal itu justru keputusan yang salah. Semua itu karena ternyata di dalam lapisan awan yang menutupi panggung itu Lintang menyerang sambil tak henti-hentinya mengeluarkan suara geledek yang mengganggu liang telinga Anggun.

MAWAR DARAH & HALILINTAR BIRUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang