Maaf cuma bisa update satu bab dulu, padahal biasanya perminggu sedikitnya saya update 2 bab, ide lagi macet. Semoga besok bisa update satu bab lagi.
***"Salam hormat saya persembahkan kepada Gusti Prabu Arya Dygta beserta permaisura Danum Suarga, sudah lama saya mendengar nama besar Gusti berdua namun baru kali ini mendapat kesempatan untuk bersua secara langsung," Rayu Ular Putih Sri Padami Kameswari membungkuk hormat tatkala Pangeran Esa membawa dirinya buat bertemu dengan orang tuanya.
Sri Kanti dan Sri Katon turut memberi hormat.
Prabu Arya Dygta menerima hormat itu dengan rendah hati namun berwibawa. Ruang pertemuan itu telah dipenuhi oleh para pendekar sahabatnya. Baik Arya Dygta maupun Danum Suarga memandang takjub kepada perempuan agung berpakaian indah itu. Keduanya belum mengenal gadis berbaju putih itu.
"Saya terima salammu itu sahabat, kalau boleh tahu siapakah kalian gerangan?" Tanya Arya Dygta sambil mempersilahkan tamu-tamunya untuk duduk.
Sri Kameswari tersenyum kecil sebelum menjawab, "Saya Sri Padmi Kameswari, Ratu penguasa kerajaan ghaib Siluman Ular Putih."
Arya Dygta dan Danum Suarga saling memandang dengan dahi mengernyit, mereka belum pernah mendengar kerajaan ghaib itu.
"Dewi Ular..." Sebut Arya Dygta begitu saja, mendengar perempuan ini memperkenalkan diri sebagai penguasa dunia ular ghaib maka tak salah jika Arya Dygta langsung menyebut nama Dewi Ular, perempuan paling jahat di dunia persilatan.
Sri Kameswari menunduk lesu, "Dia kakak hamba Gusti, sangat disayangkan dia harus terjerumus ke dalam jurang penuh dosa. Sejak dulu kakak saya itu memang berperangai buruk, makanya dia diusir dari kerajaan kami, tetapi bukannya menyesal dan bertobat, dia malah membuat onar di dunia luar."
Prabu Arya Dygta mengangguk mengerti.
"Senang bisa mengenalmu Ratu."Selanjutnya Pangeran Esa menceritakan apa yang terjadi barusan, yakni usaha Dewi Soraya dan Ki Kamandaka untuk menculik Indradhanu.
"Kita terkecoh, tanpa kita sadari ternyata Padepokan Cakar Dewa adalah perkumpulan jahat bentukan Dewi Ular. Yang terparahnya perempuan itu bisa muncul bebas dan muridnya mengikuti adu kanuragan hingga membawa korban." Jelas Pangeran Esa.
Prabu Arya Dygta terperangah, dia lekas memanggil panglima perang sekaligus kakak iparnya.
"Kakang Lesmana, kerahkan dua ratus prajurit, bawa juga para tokoh silat istana. Aku mau padepokan jahat itu dibumi hanguskan, tangkap dan selamatkan para pemuda yang sempat terpapar ajaran sesatnya!" Titah Prabu Arya Dygta.
Sang panglima membungkuk hormat siap melaksanakan tugas.
"Hati-hati kakang! Dewi Ular sangat sakti," Danum mengingatkan sang kakak sebelum berangkat pergi.
"Pantas saja Umbara begitu barbar, licik, jahat dan tak tahu aturan saat bertarung dengan lawan-lawannya," Nini Palupi, ketua padepokan Anggrek Jingga menimpali.
"Dan malangnya muridku, Gunadi menjadi korban," sebut Empu Bhumantara dengan suara bergetar.
Demi mendengar nama Gunadi disebut-sebut kembali, rasa sedih pun kembali memenuhi hati Dhanu. Lelaki bertopeng ini lekas menunduk berusaha sekuat mungkin agar tidak terhanyut dalam kenangan manisnya bersama Gunadi, hampir saja dia menangis, namun seketika itu juga ada tangan gagah yang singgah di bahunya, ternyata Lintang. Dhanu kembali mengangkat wajahnya dan kejap kemudian empat mata dua lelaki itu pun beradu.
"Anggun, bisakah kau mengajak Dhanu kembali ke wisma terlebih dahulu? Dia pasti lelah. Dia harus banyak beristirahat!" Perintah Nyai Jinggan pada anak perempuannya itu, sengaja dia menyuruh Dhanu buat kembali ke wisma secara halus karena berikutnya mereka akan membahas sesuatu yang berhubungan dengan rahasia latar belakang Dhanu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAWAR DARAH & HALILINTAR BIRU
Fantasy"Hridaya pravahita anugraha" Cinta adalah anugerah yang mengalir dari hati. Lintang Arganata seorang murid cekatan dari padepokan Linggabuana mendapatkan tugas memberikan undangan adu tanding Kanuragan ke Padepokan Kembang Dewa. Di sana Lintang Arg...