Kelopak 65 - Merebut Bunga Pahit Lidah (2)

81 14 4
                                    

Dewi Ular dapati dirinya terjebak di dalam satu ruang yang sangat kelam dan dipenuhi oleh kabut. Jangankan buat melihat ke kejauhan, melihat telapak tangan sendiri saja dia tak mampu.

"Setan alas! Setahuku jurus ini tidak sedahsyat ini, dulu masih bisa melihat, tapi kenapa sekarang tidak? Sial, kesaktian Iblis Kabut benar-benar sudah meningkat pesat!" Gerutu Dewi Ular. Sebagai mantan sekutu, Dewi Ular tahu betul kehebatan Iblis Kabut di masa lalu. Dulunya, dari tiga sekutu utama Dewa Iblis, yakni Iblis Kabut, Iblis Batu, dan Iblis Bunga memang Iblis Kabut yang paling rendah kemampuan silatnya.

Namun melihat kenyataan sekarang, terlebih lagi setelah Iblis Kabut berhasil menyudutkannya, Dewi Ular mau tak mau merasa gentar.
"Ini jurus Jalur Kabut Menelan Alam, setelah ini akan disusul jurus pasangannya, Di Balik Kabut Menyiksa Dewa, aku benar-benar terjebak." Dewi Ular tak bisa banyak berpikir lagi karena tahu-tahu dia merasa ada sesiur angin yang bertiup dari belakang. Dewi Ular balikkan badan siap menghantam namun pukulannya tak mengenai apapun.

Saat itu pula suara Hanggara menggema, "Ha ha ha, jangan mimpi kau bisa membunuhku di dalam kabut ini, Dewi Ular! Tentunya kau pasti tahu, di dalam kabut ini aku tak terkalahkan."

"Keparat! Hanggara pengecut! Lekas munculkan dirimu! Ayo kita bertarung secara jantan!" Maki Dewi Ular, tenaga dalam di lipat gandakan dan dialirkan ke seluruh tubuh guna sebagai perlindungan dan pertahanan.

"Hahahah, Dewi Ular tolol! Aku sudah menampakkan diri sedari tadi, kau saja yang tidak dapat melihatku di mana," ejek Hanggara.

Dewi Ular menyumpah serapah, dia putarkan tubuh sambil tak henti-hentinya melepaskan pukulan sakti. Namun dia cuma bisa gigit jari, tak satu pun pukulan sakti yang dilepas mengenai lawan.

"Hahaha, sia-sia usahamu, Dewi Ular." Hanggara terus-terusan mengejek.

"Jahanam! Suaranya berasal dari mana-mana, aku tak dapat menebak di mana si Asap Kentut ini berada!" Maki Dewi Ular dalam hati. Dewi Ular tampak menghimpun tenaga baru, nafas disedot kuat-kuat, begitu perut penuh oleh udara, maka perempuan ini menyembur dengan dahsyat. Dari mulutnya menyembur ular-ular begitu banyak dan sangat berbisa. Tak hanya dari mulut, ular-ular itu juga turut keluar dari pusar, lubang kemaluan dan dubur.

"Percuma, Dewi. Sejuta ular pun kau panggil, di dalam kabut milikku ini mereka hanyalah onggokan sampah." Gaung Hanggara.

Dewi Ular tak tahu apa yang terjadi, yang dia dengar adalah seperti ada benda tajam melesat yang menebas ular-ular panggilannya.
"Gila, aku yakin saat ini Iblis Kabut membantai ularku dengan bulu-bulu gagak senjatanya."

"Aku sudahi main-mainnya. Sekarang aku akan menyerangmu, bersiaplah!" Hanggara beri peringatan.

Dewi Ular kalut, dua hantamkan tinju dan tendangan ke segala arah untuk menangkis serangan rahasia, namun mendadak Dewi Ular tak dapat bergerak, tubuhnya laksana diikat erat di sebuah tiang.
"Lepaskan!" Teriak Dewi Ular.

Namun teriakan garang utu berubah menjadi jerit kesakitan saat dia merasa ada benda runcing menancap di paha kiri, ternyata Iblis Kabut menjadikan tubuhnya sebagai bidikan senjata bulu-bulu gagaknya.
Setelah paha, Hanggara mengincar tangan, perut, dada, dan kaki. Dewi Ular menjerit kesakitan.

"Byakta! Tolong aku!" Teriaknya ketakutan.

"Mulutmu cerewet! Akan ku akhiri semua ini. Bersiaplah menyedot kabut racunku. Kau akan kekurangan udara, lalu mati kehabisan nafas." Hanggara bukan sekadar mengancam, tetapi benar-benar meniupkan kabut beracun.

Dewi Ular keluarkan suara seperti tercekik, tenggorokannya terasa panas dan kering. Dia mulai menghirup kabut beracun itu.
*****

Kita beralih pada Giri Prawara yang saling berhadapan dengan Byakta si Iblis Naga. Pertarungan keduanya tak kalah seru, meski tampak cukup berimbang namun kenyataannya Giri mulai sedikit jerih, dia tahu kemampuan silat dan tenaga dalam Byakta lebih tinggi darinya. Byakta belum mengeluarkan segenap kemampuannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 2 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MAWAR DARAH & HALILINTAR BIRUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang