Kelopak 51 - Budak-Budak Nafsu (1)

64 7 0
                                    

Lintang senyum-senyum sendiri menyaksikan tubuh Dhanu yang tegak karena tertotok aliran darah. Dhanu kaku mematung dengan tubuh tanpa sempat berpakaian.

"Kampret! Lekas lepas totokanmu!" Maki Dhanu saat melihat Lintang cuma senyum-senyum.

Lintang cuma nyengir, dia berjalan mengelilingi tubuh bugil itu. Tak ada satu ruas pun bagian tubuh Dhanu yang lolos dari sorot matanya. Ketika dia ada belakang tubuh Dhanu, Lintang rasakan darahnya berdesir tatkala sepasang matanya melihat paha belakang dan bokong Dhanu, begitu bersih dan kenyal. Hatinya mulai menggelegakkan birahi, namun sebisa mungkin Lintang menindih rasa itu. Dia tak mungkin melakukan pemaksaan, Dhanu sepertinya belum memiliki rasa padanya.

"Pantatmu indah, ya!" Celetuk Lintang sambil mengeplak bokong Dhanu.

Karuan saja Dhanu kembali memaki panjang pendek. Lintang cuma ngakak, sumpah melihat wajah ganteng Dhanu saat sedang kesal begitu menggemaskannya.

Tawa Lintang terhenti tatkala matanya menatap aurat kelelakian Dhanu. Sepasang Dhanu langsung melotot melihat Lintang yang memperhatikan kelamin miliknya.

"Manusia otak mesum! Apa yang sedang kau lihat?!" Bentak Dhanu.

"Itu!" Lintang menunjuk kelamin Dhanu dengan monyongan bibir, "Sudah tahu nanya?!"

"Jangan kau lihat-lihat milikku!" Maki Dhanu.

"Oh, jadi maunya dipegang terus seperti tadi?" Lintang ulurkan tangan untuk membelai daging lunak menjulur itu.

"Kurang ajar! Lihat saja kalau totokanku lepas! Aku akan menghajar burungmu sampai remuk!"

"Jangan, nanti siapa yang mau mengawinimu?" Lintang masih sempat bercanda. Dia ingin menggelitiki perut Dhanu namun saat itu terdengar suara Wiladi dan saudara-saudara seperguruan Dhanu memanggili Dhanu.

Dhanu ingin berteriak minta tolong pada kakak seperguruannya itu, namun cepat sekali Lintang menutup mulutnya dengan tangan. Lintang sarangkan kembali satu totokan untuk membuat Dhanu tidak bersuara, cepat-cepat Lintang memungut pakaian Dhanu lalu dia menyambar tubuh Dhanu membawanya pergi dari tenpat itu. Menuju ke hulu sungai yang dikelilingi hutan lebat.

Keduanya tiba di tempat sepi. Lintang turunkan tubuh Dhanu kemudian melepaskan totokan yang mymebuat Dhanu tidak dapat bersuara.

"Ayolah Lintang! Lepas totokanmu! Aku sudah pegal sekali! Kakiku kebas!" Mohon Dhanu begitu bisa bicara kembali.

"Tidak mau! Nanti kau menghajar burungku sampai remuk!" Lintang ingat ancaman Dhanu tadi, Lintang duduk santai di atas sebuah batu sambil memperhatikan Dhanu.

"Tadi aku cuma bercanda!" kata Dhanu.

"Kalau ku lepas aku dapat apa?" Tawar Lintang untuk ajukan syarat melepaskan totokan.

"Aku akan memberimu uang!" Sahut Dhanu cepat.

"Tapi aku tak butuh uang."

"Terus kau maunya apa?" Tanya Dhanu dengan sedikit keras. Dia sudah jengkel sedari tadi.

"Aku butuh cintamu.."

Deghhh! Hati Dhanu berdegup sejenak, cinta? Benarkah Lintang sungguh-sungguh padanya? Tapi Dhanu hanyalah menganggap Lintang sebagai teman, di hatinya masih ada bayang-bayang Gunadi dan juga Giri.

Lintang dapat melihat keraguan lewat sorot mata Dhanu, Lintang pun kecewa. "Ternyata aku hanya bertepuk sebelah tangan." Batin lelaki itu.

Lintang melompat turun dari batu dimana dia duduk, dia pun melepaskan totokan Dhanu.

Dhanu mengerang sejenak, hampir saja tubuhnya jatuh karena terlalu lama mematung, untuk sesaat dia menggeliat meregangkan otot guna melancarkan kembali aliran darahnya. Namun sepasang matanya melihat Lintang yang berjalan gontai menjauh.

MAWAR DARAH & HALILINTAR BIRUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang