Kelopak 71 - Kepingan Masa Lalu

107 17 0
                                    

Giri meneruskan pekerjaannya memanggang musang, sesekali matanya melirik pada tumpukan daun tak jauh dari posisinya saat itu. Giri tersenyum lucu membayangkan sesuatu.
"Pasti si Hantu Gagak itu saat ini sedang kelimpungan."

Giri langsung pasang aksi serius saat dia mendengar langkah seseorang mendekat dengan kasar. Bahkan lelaki ini sesekali bersiul sambil mengipasi bara.

"Giri bangsat! Kau sembunyikan di mana pakaianku?" Bentak Hanggara yang baru tiba di sana. Lelaki ini tadi pamit mau mandi ke sebuah perigi. Begitu selesai mandi pria ini terkejut bukan main saat melihat pakaiannya telah raib.

Giri pura-pura terkejut, dia segera memasang wajah polos.
"Pakaianmu?" Heran lelaki itu sambil memandang pada Hanggara. Tawa pria ini langsung pecah melihat keadaan Hanggara.

Hanggara tegak hampir bertelanjang, hanya bagian bawah tubuhnya saja yang ditutupi daun keladi besar.
Lelaki ini kesal bukan main, ingin rasanya dia langsung menerjang pria yang mentertawainya.

"Hanggara, kenapa kau telanjang? Eh itu anumu apa tidak gatal jika ditutup daun keladi?" Ledek Giri lalu kembali tertawa.

"Kurang ajar!" Hanggara tak dapat lagi menahan amarah, dia langsung menerjang dan menyerang Giri dengan dua tendangan maut berturut-turut sedang kedua tangan digunakan untuk tetap memegangi daun keladi agar jangan sobek.

Giri berhasil mengelakkan tendangan pertama. Tendangan kedua Giri memilih untuk tidak mengelak, dia menangkap dan mencekal kaki Hanggara hingga Hanggara tegak dengan kaki sebelah. Giri dengan tetap memegang sebelah kaki Hanggara bergerak kian kemari hingga Hanggara kelabakan mengikuti.

"Giri, jangan bergerak!" Bentak Hanggara yang kelimpungan harus melompat-lompat mengikuti Giri yang tak mau melepaskan kakinya dari pegangan.

Namun bukannya berhenti, malah Giri mengajak Hanggara berputar-putar.

"Bangsat! Jangan bergerak! Lepaskan kakiku!"

"Tidak mau!" Tolak Giri sambil kedipkan mata.

Hanggara terpancing, dia geram bukan main, dengan nekat dia lepaskan pegangan pada daun keladi, kedua tangan dipakai buat menghantam ke depan hingga pegangannya pada daun keladi lepas, dua siur angin keras langsung menyerbu. Giri terpaksa lepaskan pegangan pada kaki karena menyadari sambaran angin itu bisa membuat bonyok wajah.

Angin pukulan menghantam sebuah pohon kecil hingga patah dan tumbang.
Tampak Hanggara tegak dengan kuda-kuda mantap siap melancarkan jurus baru. Namun,

"Wehhh, anumu semak sekali? Tak pernah dicukur ya?" Ujar Giri sambil melirik lucu pada selangkangan Hanggara.

Hanggara kaget, dia pun sadar kenekatannya melepaskan pukulan sakti membuat daun keladi terlepas, sosoknya kini benar-benar bugil tanpa penutup apa pun.

"Anjing!" Maki Hanggara, malunya bukan seolah-olah, dia nekat ingin melepaskan pukulan berkekuatan kabut sakti andalannya.

Namun tiba-tiba terdengar suara jeritan perempuan.
"Aaaa, kenapa kau bertelanjang?" Sri Kameswari ternyata sudah sadar, perempuan ini langsung terkejut saat melihat seorang lelaki bertelanjang bulat siap menyerang seorang lelaki lainnya.

Giri terkejut, terlebih lagi Hanggara. Pria yang dulunya berjuluk Iblis Kabut ini langsung kelabakan menggunakan kedua tangan buat menutup kemaluannya.

"Semua ini gara-gara kau! Tunggu pembalasanku!" Ancam Hanggara yang benar-benar malu luar biasa. Dengan sigap dia mendekat di mana daun keladi tadi terjatuh, dengan sebelah kaki dia memungut keladi itu yang dengan cepat dia pakai buat menutupi area pinggang.

Giri bukannya takut dengan ancaman Hanggara malah kembali tertawa. Hanggara semakin memandang benci padanya. Giri akhirnya mengalah.
"Pakaianmu ada di bawah tumpukan daun sebelah sana!" Giri menunjuk ke tumpukan daun di mana dia menyembunyikan pakaian Hanggara.

MAWAR DARAH & HALILINTAR BIRUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang