Kelopak 43 - Munculnya Iblis Naga

176 22 3
                                    

Sebelumnya, telah terjadi pertarungan dahsyat antara Giri dan Dewi Ular. Kedua siluman tingkat tinggi ini melakukan duel antara hidup dan mati.

Ratu Kameswari tak bisa bergerak buat membantu Giri menghadapi Dewi Ular, karena dia sendiri telah dikeroyok oleh Ki Kamandaka, Dewi Kilti, Dewi Kala, dan Raja Kalong.

Dewi Ular menyumpah serapah saat Giri berhasil menghindari dua ekor ular hijau serangannya.

"Dewi Ular, apa kau tak punya jurus lain selain mengeluarkan ular-ular menjijikkan ini?" Ledek Giri seraya menangkap seekor lagi ular hijau dan menarik tubuh ular itu hingga putus.

"Jahanam!" Murka Dewi Ular karena diremehkan.

"Kau lupa? Ular adalah mangsa para Elang, mana mungkin bisa menang melawanku jika masih mengandalkan jurus menjijikkan itu." Giri terus memanasi.

"Tutup mulutmu itu, terimalah kematianmu, Giri!" Dewi Ular segera keluarkan satu jurus yang paling diandalkannya, jurus yang didapatkannya setelah berhasil menyedot sebagian kekuatan Bayi Setan, yaitu jurus mengerikan Sorot Iblis Mata Ke Tiga.
Sepasang mata Dewi Ular mendadak berubah merah menyala laksana terbuat dari bara. Di keningnya menyeruak keluar sebuah bini mata yang juga berwarna merah pekat.

Sepasang mata Giri sedikit menyipit melihat perubahan mata itu.

Dewi Ular tertawa cekikikan, "Bersiaplah Giri, sekali mata ini dikedip, maka tubuhmu akan pecah, sebenarnya sangat disayangkan pria ganteng dan segagahmu harus mati, tetapi kau sendiri yang tidak mau tunduk padaku!"

"Cih, tidak usah jual lagak, Ular Kadut! Lekas keluarkan jurusmu itu!" Tantang Giri.

"Jahanam! Laknat! Mampuslah!" Mats merah di kening Dewi Ular menyorot tajam.

Giri merasakan ada hawa panas yang tiba-tiba menggumpal di pertengahan perut, ketika dia melihat ke perut, terlihat pusarnya telah tertutup titik merah. Inilah kehebatan jurus Sorot Iblis Mata Ke Tiga, sekali saja Dewi Ular kedipkan mata maka bagian tubuh yang telah ditandai dengan titik merah tadi akan pecah hancur, bisa dipastikan Giri akan mati.

Giri sedikit pucat, namun dia tetap berusaha tenang. Dengan cepat dia kerahkan tenaga dalam.
"Apa boleh buat, terpaksa aku menggunakan jurus itu, padahal aku membencinya." Ucap Giri di dalam hati.

Jurus yang dimaksud bernama Cermin Peri. Jurus yang secara alami akan dimiliki oleh semua makhluk berdarah peri, seperti diketahui Giri itu separuh siluman separuh peri. Giri memang membenci para peri maka dia tak pernah menggunakan jurus satu ini.

Dewi Ular tertawa sepuas hati, lalu dip, dia pun kedipkan mata. Bersamaan dengan itu Giri kerahkan jurus Cermin Peri. Di depan tubuhnya mendadak memancar sinar putih bening yang langsung menjelma menjadi lingkaran cermin raksasa. Titik merah di pusarnya telah berpindah ke permukaan cermin.

Blarr! Prang!  Dewi Ular terkejut bukan main, yang pecah bukan perut Giri, melainkan cermin ghaib yang mendadak muncul di depan Giri. Bahkan dari cermin yang pecah itu menyambar seberkas sinar putih dengan daya hancur dahsyat.

Dewi Ular memekik menjerit, dia lekas melompat setinggi-tingginya ke udara. Sinar putih lewat dua jengkal di bawah kaki, namun karena daya serangnya yang dahsyat sosok Dewi Ular tetap saja terpental dan terbanting.

Adapun sinar putih itu terus melabrak ke arah sepuluh ular hijau raksasa yang saat itu sedang berusaha ditaklukkan oleh Elang Utara, Elang Selatan, Elang Barat dan Elang Timur.

Sepuluh Ular itu langsung musnah dari pemandangan mata tanpa bekas sedikitpun.

Melihat sepuluh ular telah lenyap tak tentu rimba, maka Empat Elang anak buah kepercayaan Giri itu bergegas membantu Kameswari yang terdesak hebat dikeroyok oleh Siluman Babi, Siluman Kalajengking, dan Siluman Kalong.

MAWAR DARAH & HALILINTAR BIRUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang