Kelopak 50 - Khianat Ratu Peri

196 21 8
                                    

Iblis Naga berjalan bertelanjang bulat, otot-otot pahanya bergerak jantan, pun demikian dengan otot-otot di kedua kakinya, begitu pula otot perut, dada dan tangan. Semua otot itu seakan saling berebut menebar pesona. Namun yang paling menarik tentu saja anggota tubuh khas lelaki yang bertengger di pangkal paha.

Dewi Ular dan Ratu Peri yang terkapar karena hampir terhantam cahaya sakti tadi sama-sama melotot menikmati pemandangan lelaki telanjang itu.

"Apa yang kalian kelahikan, Jalang!" Bentak Iblis Naga.

Dewi Ular lekas bangkit, Ratu Peri lekas mengikuti. Dewi Ular berjalan mendekati Iblis Naga dengan berlenggak-lenggok sambil mengibas-ngibaskan kain bawahnya hingga paha dan bokongnya terlihat.
Ratu Peri jengkel sekali melihat kejalangan Dewi Ular.

"Sayang, dia tiba-tiba muncul menghinaku! Dia itu bangsa peri, sayang! Dia musuh kita! Lekas tangkap dan bunuh dia!" Rayu Dewi Ular sambil membelai-belai dada dan bokong Iblis Naga.

Iblis Naga cuma menyeringai mendengar celotehan Dewi Ular itu.

Mendengar Dewi Ular memanggil Iblis Naga dengan panggilan sayang, Ratu Peri pun murka, "Byakta! Apa maksud ini semua? Siapa yang dimaksud dengan panggilan Sayang itu?' Ratu Peri langsung menegur dengan menyebut nama asli Iblis Naga, yakni Byakta.

"Tentu saja, dia. Dia adalah kekasihku. Kekasihku yang paling tangguh!" Dewi Ular sengaja pasang aksi memanasi, bahkan dia merabai kelamin Iblis Naga di depan Ratu Peri.

"Jahanam! Singkirkan tanganmu dari milik kekasihku!" Ratu Peri murka bukan main, dia siap lancarkan jurus Jarum Dewi Merajut Langit untuk melumpuhkan tangan jalang Dewi Ular, namun Iblis Naga cepat membentak.

"Diam! Kalian sama-sama jalang! Kalian sama-sama pelacurku! Sama-sama hadir buat menikmati pelirku! Buat apa ribut?!"

"Aku tidak sudi berbagi pelir dengan perempuan mesum itu!" Ratu Peri menuding kasar pada Dewi Ular.

"Hikhikhik," Dewi Ular cekikikan buat meledek, lalu lanjut berucap, "Ratu Peri, kupikir kau perempuan suci, ternyata kau juga ketagihan kontol sampai-sampai datang ke sini menjumpai kekasih orang. Pasti minta disetubuhi, iyakan?"

Merah legam wajah Ratu Peri dikatai seperti itu, "Setidaknya aku tidak sejalang kau, lacur! Sudah berapa banyak lelaki yang kau ajak tidur! Menjijikkan!"

"Halah, bilang saja kau iri padaku. Aku sudah merasakan banyaknya kenikmatan para lelaki tampan, sedangkan kau? Pasti tidak laku!" Cibir Dewi Ular. Perempuan ini semakin berani, dia telah melepas celana dalam di balik roknya, celana dalam itu dilemparkan kepada Ratu Peri.

Ratu Peri tudingkan jari, satu sinar biru melesat keluar menghantam kain kotor itu hingga hangus terbakar. Ketika dia melihat pada Dewi Ular, ternyata perempuan itu sudah menungging di depan selangkangan Iblis Naga ingin minta disenggamai.

Iblis Naga dengan satu hentakkan telah berhasil memasukkan miliknya ke liang persetubuhan. Untuk kesekian kali dalam waktu beberapa hari dia telah menggauli tubuh Dewi Ular.

Panas dingin Ratu Peri menyaksikan itu semua. Selama menjadi kekasih gelap Iblis Naga, belum pernah dia senekat itu minta disenggamai di halaman istana, di depan para prajurit.

"Murti! Kemarilah! Kau tidak ingin ku kent*t juga!" Ajak Iblis Naga tanpa mengurangi kecepatan sodokannya. Dewi Ular telah mengerang-ngerang keenakan.

"Jangan diajak peri munafik itu!" Ujar Dewi Ular dengan susah payah karena rasa nikmat yang luar biasa.

"Enak saja! Aku yang lebih berhak menikmati kelamin Byakta. Aku kekasih pertamanya!" Ratu Peri hilang akal, dia melesat, separuh jalan pakaiannya mendadak lenyap. Kini tubuh indahnya juga telah telanjang dan sampai di depan Iblis Naga. Dengan kasar dia mendorong Dewi Ular yang sedang disetubuhi hingga terpelanting.

MAWAR DARAH & HALILINTAR BIRUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang