Kelopak 47 - Bangkit Kembali

76 13 0
                                    

Malam ini dua chapter dulu, saya kedatangan tamu yang menginap lama. Jadi kurang waktu buat fokus menulis. Selamat menikmati, mohon maaf jika ada typo dan kesalahan.
***

Malam membungkus hari. Membuai setiap insan dengan hawanya yang dingin di dalam suasana pekat. Di wisma tamu agung, Anggun, Dhanu, serta Lintang telah masuk ke kamar, karena kelelahan ketiganya langsung pulas tertidur.

Kelana, suami dari Wisnu Dhanapala masih terjaga. Dia mencari-cari Wisnu yang menghilang dari kamar, ternyata Wisnu sedang memperhatikan Dhanu yang terpulas dari luar jendela. Saking lelahnya, membuat Dhanu lupa buat menutup pintu.

"Wisnu!" Tegur Kelana saat memergoki Wisnu yang memantau Dhanu dari luar jendela.

"Kakang! Bikin kaget saja!" Keluh Wisnu, dengan segera dia menarik tangan Kelana buat menjauhi kamar itu. Keduanya kembali ke kamar sendiri. Sampai di dalam kamar dua lelaki paruh baya ini duduk di atas ranjang sambil bercerita.

"Apa yang kau lakukan tadi?" Selidik Kelana, dia selalu heran melihat Wisnu yang selalu sering kepergok memperhatikan Dhanu secara diam-diam.

"Kakang curiga padaku?" Heran Wisnu.

"Sedikit cemburu," celetuk Kelana agak ketus. Wajahnya untuk sesaat begitu menggemaskan. Wisnu pun tersenyum lucu.

"Kamu! Aku sedang ngambek malah disenyumi," sewot Kelana.

"Kakang lucu sih, coba bayangkan, Dhanu itu umurnya masih delapan belas, masakan aku yang berumur kepala empat masih berminat sama pemuda seumur dia? Dia lebih pantas buat jadi anakku dibanding buat selingkuhan."

"Jangan sebut-sebut selingkuhan! Nanti dikabulkan Dewata."

"Kakang, Dewata tidak akan mengabulkan doa yang buruk dan jahat."

"Siapa tahu didengar setan?" Kelana mempertahankan pendapatnya.

Wisnu pun menghembuskan nafas, kemudian dia pun berkata, "Terus terang, aku memang memikirkan Dhanu. Tapi bukan karena aku jatuh cinta padanya tetapi...."

"Tapi apa?" Cecar Kelana saat dilihatnya Dhanu meragu buat cerita.

"Aku hanya berpikir kenapa sebahagian kesaktiannya saat dikuasai siluman mirip denganku? Dia memiliki ilmu yang bisa mengendalikan tumbuhan. Selain itu sewaktu di negeri sihir saat dia lepas kendali dia memiliki jurus Sorot Iblis Mata Ketiga. Padahal kita semua tahu jurus mengerikan itu hanya dimiliki oleh Dewa Iblis dan Dewi Ular."

"Mungkin hanya kebetulan, Wisnu. Kesaktian yang mampu mengendalikan tanaman itu ibaratnya adalah anugrah langka bagi seorang pendekar. Sama seperti kekuatan petir yang dimiliki oleh Lintang. Mengenai ilmu Sorot Iblis Mata Ketiga, bisa saja itu jurus utama andalan para siluman kasta tinggi." Pendapat Kelana.

"Tapi Ratu Kameswari dan Giri Prawara juga siluman kasta tertinggi, namun mereka tidak memiliki jurus itu."

"Dhanu itu anaknya Dewi Ular, wajar jika dia mewarisi jurus itu dari sang ibu." Timpal Kelana.

"Tapi dulu sewaktu kami bertempur melawan Dewa Iblis, Dewi Ular tidak memiliki jurus itu." Wisnu masih belum puas akan pendapat yang diberikan oleh Kelana.

Kelana pun lama kelamaan jadi jengkel, "Kau juga sewaktu dirasuki Bayi Setan memiliki jurus itu, siapa tahu Dewi Ular kebagian jurus itu dari Bayi Setan."

"Atau jangan-jangan..." Wisnu masih meragu.

"Sudah, kapan-kapan kita bahas lagi. Sekarang...." Kelana tersenyum manis, dia memegang kedua lengan Wisnu dan mengelus-elusnya dengan hangat.
"Aku kangen, kau meninggalkanku cukup lama kemarin. Bolehkan...?"

MAWAR DARAH & HALILINTAR BIRUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang