Anggun, Gunadi, Wiladi, Dharmaji dan Puspita tiba di kota raja setelah menempuh perjalanan panjang. Mereka dengan perasaan tidak enak karena masih terus menerus memikirkan nasib Dhanu dan Lintang yang amblas ke jurang.
"Jangan khawatir Anggun, aku yakin Dhanu dan Lintang baik-baik saja. Aku dapat merasakannya" ucap Gunadi sambil menepuk bahu Anggun dengan tangan kanan, sedangkan tangan kirinya menyusup ke balik bajunya buat menggenggam mawar merah kenangan. Lelaki itu merasa tentram saat menyentuh bunga itu, seolah-olah dia sedang menggenggam tangan Dhanu.
Anggun mengangguk, "Kita cari warung terlebih dahulu. Hari sudah mulai siang. Apa kalian tidak lapar?"
"Lapar Anggun, lapar sekali" sahut Wiladi.
Puspita walau membenci Anggun namun dia harus mengakui jika dia juga lapar. Untuk saat ini dia tak mau cari gara-gara dengan perempuan itu.
Kelima orang itupun melangkah bersama-sama menyusuri pasar di kotaraja guna mencari warung yang terbaik. Beberapa penduduk memandang takjub, dua gadis cantik dan tiga lelaki gagah tentu saja mengundang perhatian. Namun orang-orang itu tidak berani mengganggu, Kotaraja sedang dipenuhi para pendekar yang mulai berdatangan buat mengikuti lomba.
Anggun menemukannya, sebuah warung yang paling ramai dengan jajaan dagangan yang cantik dan bersih.
Anggun beri isyarat kawan-kawannya untuk masuk ke warung itu, namun baru saja mereka ingin memasuki pintu warung, langkah mereka terpaksa terhenti karena ada keributan di dalam warung."Pergi kau keluar dari warung ini, dasar pengemis bau busuk! Kau mengganggu selera makan tamu-tamuku!" Bentak seorang lelaki berpakaian bagus, agaknya dialah pemilik warung megah ini.
"Saya lapar tuan! Berilah saya sedikit derma" ucap seorang lelaki berpakaian compang-camping, wajahnya burik dan memiliki luka-luka kulit yang belum kering.
"Cihhh! Lebih baik saya memberikan makanan kepada seekor anjing daripada kepada gembel sepertimu! Penjaga! Seret gembel ini dan campakkan dijalan! Warung ini khusus buat tamu terhormat!" Perintah lelaki itu.
Empat orang pengawal gagah menyeret lelaki pengemis itu dan melemparnya keluar pintu warung diikuti gelak tawa para tamu yang sedang makan.
Anggun seketika jatuh kasihan, dengan jurus-jurus selendangnya dia berhasil menangkap tubuh pengemis yang di lempar itu, lalu ditarik hingga secara tak sengaja si pengemis jatuh ke pelukan si gadis.
Deghhh, jantung si pengemis seketika berdebar. Sepasang matanya membulat lebar begitu membentur wajah sang penolong, seorang gadis cantik luar biasa dengan wajah beraurakan kasih sayang.
"Dewikah ini?" Debar hati lelaki itu."Kisanak, kau tidak apa-apakan?" Tegur Anggun seraya melepaskan pelukannya. Gadis itu menepuk-nepuk pundak si pengemis guna menghibur dan memberi semangat.
Pengemis itu semakin berdebar-debar tak menentu, seumur-umur baru kali ini ada seorang gadis yang sudi menyentuhnya, cantik jelita pula. Benar-benar gadis berhati bidadari.
Namun pengemis ini lekas sadar diri, dia langsung jatuhkan diri berlutut.
"Terima kasih ni, terima kasih sudah menolong saya""Bangkitlah kisanak, saya bukan Dewi yang layak disembah" Anggun menarik lelaki itu agar berdiri.
Pemilik warung lekas mendekati karena tertarik akan kecantikan Anggun.
"Selamat datang nisanak, silahkan masuk ke warung saya. Untuk nisanak dan teman-teman akan saya hidangkan sajian terbaik kami, monggo" tutur lelaki paruh baya itu dengan ramahnya, berbanding terbalik dengan perlakuannya terhadap pengemis yang kini bersembunyi di belakang Anggun karena takut pada si pemilik warung dan para penjaganya."Setelah melihat ketidak perimanusiaan kalian, buat apa saya makan disini lagi?" Tegas Anggun.
Perempuan ini beri isyarat kepada kawan-kawannya untuk mencari warung lain.
"Mari kisanak, saya akan belanjakan makanan buat kisanak" Anggun menarik tangan si pengemis yang masih berdiri takut di belakangnya, si pengemis semakin rasakan hatinya melayang bahagia. Dia benar-benar jatuh cinta pada pandangan pertama.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAWAR DARAH & HALILINTAR BIRU
Fantasy"Hridaya pravahita anugraha" Cinta adalah anugerah yang mengalir dari hati. Lintang Arganata seorang murid cekatan dari padepokan Linggabuana mendapatkan tugas memberikan undangan adu tanding Kanuragan ke Padepokan Kembang Dewa. Di sana Lintang Arg...