Maaf lama update, sudah dua minggu ini ide-ide terasa kosong. 🤣 Mau nulis tapi gak ada gairah. Kurang perangsang 😂. Maaf jika banyak typo, sekali ketik gak pakai edit ulang.
***Jauh dari padepokan Kembang Dewa juga perguruan Lingga Buana, di sebuah kaki gunung yang terpencil masih di wilayah negeri Rahuning ada sebuah padepokan lagi, namanya ialah Padepokan Cakar Sakti di bawah pimpinan Ki Kamandaka. Meski berusia hampir setengah abad namun masih gagah dan tampan, hanya rambutnya saja yang sudah berseling uban.
Ki Kamandaka berkulit kuning cerah dengan mata sipit, tidak lazim untuk potongan tubuh seorang pribumi Nusantara, tak salah memang, karena lelaki ini berasal dari Kutainegari (Tiongkok). Nama asli lelaki itu ialah Shang Juncheng, dia hidup bersama seorang perempuan luar biasa sakti yang pernah menjadi momok paling menakutkan di dunia persilatan, terutama bagi golongan putih. Perempuan itu ialah Dewi Ular yang setelah hidup bersama mengganti nama menjadi Dewi Soraya. Ciri khasnya ialah memakai pakaian serba hijau dan selalu mengenakan cadar hijau buat menutupi wajahnya agar tak dikenali para tokoh persilatan yang menjadi musuhnya.
Kedua pasangan inilah yang mendirikan Padepokan Cakar Sakti, muridnya cukup banyak. Dan jelas jika padepokan ini berhaluan hitam meski tidak melakukan kejahatan secara terang-terangan. Murid-murid hampir seluruhnya para lelaki, hanya ada beberapa yang perempuan.
Yang lelaki berparas cakap dan gagah, sedangkan yang perempuan cantik jelita.Seperti sang guru, para murid ini juga tak kalah kejam dan binal. Selain menjadi murid, para lelaki itu dijadikan budak pemuas nafsu Dewi Ular, pun begitu juga dengan murid perempuannya, menjadi pemuas nafsu Ki Kamandaka.
Malam berjalan begitu lambat, karena di kamar luas itu Dewi Soraya alias Dewi Ular sedang bergumul dengan empat lelaki bugil yang tak lain adalah para murid-muridnya sendiri. Sedangkan Ki Kamandaka terlihat acuh duduk diatas sebuah kursi sambil membaca serangkai lontar yang dikirimkan oleh seseorang tadi sore.
Suara desah binal Dewi Soraya yang bersetubuh di hadapannya tak membuat Kamandaka terusik, pemandangan itu sudah biasa baginya. Bahkan lelaki ini juga menyukai hal itu. Dia selalu bersemangat melihat sang istri dikeroyok nafsu banyak lelaki sekaligus. Tontonan itu secara tak langsung menjadi perangsangnya, jika para lelaki itu telah selesai, barulah Kamandaka akan ganti menyetubuhi Dewi Soraya dengan habis-habisan.
"Surat apa itu kakang?" Tanya Dewi Soraya sambil terengah-engah, maklum, anunya masih disodok seorang pemuda.
"Undangan adu kanuragan dari Pangeran Esa Kanagara" jawab Kamandaka.
"Oughh haruskah kita mengikutinya?" Tanya Dewi Soraya sambil meramas-ramas payudaranya.
"Sepertinya iya, buat melambungkan nama perguruan kita"
Dewi Ular tertarik dengan berita itu, dia memberi isyarat kepada empat muridnya yang menggagahinya untuk berhenti.
Seorang lelaki terpaksa mencabut kelaminnya dari lubang nikmat sang guru.
Dewi Ular alias Soraya merangkak mendekati suami dengan menungging.
"Saya punya dendam pribadi dengan Prabu Arya Dygta dan Danum Suarga, adu kanuragan ini menjadi awal yang baik bagiku untuk membalas dendam" ujar Dewi Ular.
"Kau benar Dewi, lagipula jika kita memenangkan sayembara ini maka nama padepokan kita akan menjujut tinggi. Orang-orang tidak akan pernah mengira keonaran-keonaran yang timbul selama ini disebabkan oleh kita. Kita akan runtuhkan Rahuning dan menjadi penguasa dunia persilatan"
"Kau benar sayang, aku akan menaklukkan Esa Kanagara, aku tak sabar membunuh pangeran itu agar kedua orang tuanya menangis darah" Dewi Ular menjawab sambil menggeol-geolkan pinggulnya yang menungging.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAWAR DARAH & HALILINTAR BIRU
Fantasy"Hridaya pravahita anugraha" Cinta adalah anugerah yang mengalir dari hati. Lintang Arganata seorang murid cekatan dari padepokan Linggabuana mendapatkan tugas memberikan undangan adu tanding Kanuragan ke Padepokan Kembang Dewa. Di sana Lintang Arg...