Kelopak 28 - Keluarga Sejati

170 23 3
                                    

Duel yang terjadi antara Ratu Kameswari dengan Dewi Soraya benar-benar dahsyat, dua perempuan berkepandaian tinggi ini terlibat adu jurus yang mematikan. Adu tendang, adu tinju, sikut menyikut, semua dilakukan begitu sempurna karena diiringi dengan ilmu meringankan tubuh serta tenaga dalam yang mumpuni. Di tambah lagi keduanya sama-sama penguasa dunia ular, bahkan beberapa jurus mereka sama, yaitu melancarkan serangan yang melibatkan ular.

"Tak kusangka ilmumu maju dengan pesat Wari! Kau sanggup meladeniku dalam beberapa jurus pembuka. Namun jangan senang dulu, aku belum mengerahkan jurus-jurus simpananku yang tak pernah kau lihat," pujian sekaligus ancaman itu diucapkan Dewi Soraya tatkala melihat sang adik berhasil mengimbangi serangannya.

"Jangan sungkan-sungkan, yunda! Aku juga belum mengerahkan segenap kemampuanku!" Sambut Ratu Kameswari.

Di depan sana Dewi Soraya pasang kuda-kuda setengah mengangkang, kedua tangan melakukan gerakan mirip tarian ular, ketika sepuluh jari dikembangkan, sepuluh sinar hijau melesat keluar dari ujung jari itu.

Ratu Kameswari kibaskan lengan bajunya berkali-kali untuk menghimpun tenaga dalam, namun dia terperangah. Ternyata sepuluh sinar hijau itu tidak menghantamnya, melainkan menghantam sepuluh pohon ukuran besar.

Tanah bergoyang keras, lalu terdengar suara berkereketan. Ratu Kameswari terperangah, sepuluh pohon besar yang disambar sepuluh sinar hijau tadi telah berubah wujud menjadi sepuluh ekor ular hijau raksasa, begitu mulut dibuka terlihat bagian dalam rongga mulut binatang melata itu berwarna hitam sepenuhnya, cairan racun bercucuran jatuh dari mulut itu, setiap benda yang kena tetesi racun langsung meleleh, bahkan batu sekalipun.

Dewi Soraya tertawa keras melihat perubahan raut wajah Ratu Kameswari yang tampak terkejut.
"Hadapi jurus Sepuluh Ular Hijau Menabur Bisa Neraka milikku itu Wari! Kalau kau sanggup bertahan baru kau aku akui sebagai Ratu Ular yang hebat!"

Dewi Soraya julurkan lidahnya yang ternyata panjang dan bercabang dua, setelah lidah itu kembali masuk ke mulutnya, perempuan ini pun berteriak, "Bunuh ular putih kesasar itu!"

Sepuluh ular hijau raksasa keluarkan suara mendesis yang dahsyat, dan byurrr, sepuluh mulut binatang itu menyemburkan cairan racun yang teramat banyaknya laksana curahan hujan.

Sri Kameswari tak tinggal diam, dia takut racun-racun jahat itu melukai anak buahnya dan juga dua pemuda Yang sedang dilindunginya itu.

Ratu Ular Putih ini dengan cepat usapkan telapak tangan kanan ke wajah, begitu tangan itu turun tampaklah di kening wanita itu menempel sebutir berlian putih bening berkilauan.

Melihat benda di kening adiknya itu, Dewi Ular langsung tercekat, "Mustika  Agung Ular Khayangan." Dewi Soraya menyebut nama berlian itu.

Berlian di kening Ratu Kameswari tiba-tiba pancarkan sinar putih luar biasa menyilaukan membuat semua orang menutup mata masing-masing dengan telapak tangan, begitu sinar putih menyilaukan itu musnah, maka tampak cairan racun yang tercurah laksana hujan itu telah terkurung bebatuan berwarna bening laksana kaca. Batu-batuan bening itu langsung  luruh ke tanah.

Namun saat itu pula seekor ular hijau raksasa telah bergerak membelit sosok Ratu Kameswari. Sedangkan sembilan lainnya turut pula bergerak menyerbu perempuan itu.

"Ratu!" Seru Sri Kanti dan Sri Katon terkejut.

Kedua perempuan ini tudingkan jari untuk melancarkan jurus Gelugut Ular Putih.  Dua sinar putih panjang laksana pita menyambar. Seekor ular hijau raksasa untuk sementara berhasil dihentikan karena terikat oleh dua sinar putih itu.

Lintang sendiri turut membantu dengan jurus Jaring Halilintar Menjerat Gunung. Dari sepuluh jarinya berkeluaran barisan petir teramat banyaknya, lalu petir-petir itu saling menyilang dan bersatu membentuk sebuah jaring perangkap. Seekor ular berhasil di jirat jaring petir itu.

MAWAR DARAH & HALILINTAR BIRUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang