Asael 1

95 12 0
                                    

“Asael cepat mandi nak,axe bantu ibu pilihkan baju adikmu asael”

“Baik bu”

Asael yang berada di kamarnya segera masuk kedalam kamar mandi,ia mandi di bawah guyuran shower,dengan hati-hati menyabuni diri,menggunakan shampoo. Anak berusia 5 tahun itu bisa mandi sendiri dengan bersih,tanpa ada drama main sabun atau shampoo,bahkan bisa terbilang cepat untuk anak seusianya jika dibiarkan mandi sendiri.

“Asael,sudah selesai?”

“Sudah”

“Ini pakaiannya,perlu abang ambilkan pakaian dalamnya?” tanya si abang.

“Tidak bang,terimakasih,aku bisa mengambilnya sendiri”

Si abang tersenyum,ia suka dengan adiknya yang ini,bicaranya yang sopan dengan kosakata yang formal.

Asael kembali masuk kedalam kamar mandi untuk menggunakan pakaian dalamnya dan pakaiannya,keluar lagi dengan tubuh yang sudah menggunakan pakaian. Si abang menariknya duduk di depan meja rias,rambut panjangnya dikeringkan dengan hair dryer sampai benar-benar kering,di sisir,baru keduanya keluar dan turun ke ruang keluarga di lantai dasar.

“Putri ayah sudah cantik dan wangi,sini peluk ayah”

Sang kepala keluarga merentangkan tangannya siap menerima putrinya masuk kedalam pelukan,asael berlari pada ayahnya dan masuk kedalam pelukan hangat itu.

Hmm~ wangi banget putri ayah”

“Asael baru selesai mandi ayah,itu kenapa asael wangi”

“Benar,putri ayah memang pintar”

Asael tersenyum,senyumnya begitu manis dan menggemaskan,dan hal itulah mengundang ayahnya mengecupi pipinya sampai sang istri menghentikan aksi sang suami.

“Adik,liat! Kaka tadi belajar sesuatu loh di sekolah,mau liat ga?”

Asael menoleh ke kiri,ia melihat kaka keduanya yang menengadahkan selembar daun dan ada jarum juga di tangannya.

“Mau”

Ayah asael menurunkan asael dengan perlahan,membiarkan asael mendekati sang kakak yang sudah bersiap menunjukkan hasil belajarnya di sekolah tadi.

Ternyata yang ditunjukkan oleh kakak asael adalah penunjuk arah dari daun dan jarum yang di letakan di atas air,daun berputar bulak-balik mencari titik yang pas, sampai akhirnya berhenti. Si kakak memperlihatkan catatan perhitungannya tadi di sekolah,lalu membandingkan dengan kompas modern agar adiknya mengerti,dan asael mampu mempelajari hal itu hanya dengan sekali di ajarkan.

“Adik sangat pintar”

Kepala kecil asael di elus oleh sang kakak dengan tatapan bangga,asael tersenyum manis mendapatkan pujian itu,ia kemudian kembali fokus mengulang apa yang tadi kakaknya ajarkan.

“Asael jangan main air!”

Asael terperanjat karna intonasi cukup tinggi dari ibunya,ia langsung melepas daun dan jarum itu hingga jatuh kedalam air yang ada di tempat,asael langsung menurunkan kedua tangannya di kedua sisi tubuhnya.

“Maaf ibu”

“Bu,kaka yang bawa airnya kesini dan ngajak adik belajar,adik ga main air bu”

“Tetap saja,asael harusnya tau dia udah mandi,jangan main air yang bikin kotor pakaiannya lagi!”

“Sayang,pelankan suaramu,asael masih kecil”

“Bela aja terus putri kamu itu! Tiap di tegur minta maaf doang!”

AsaelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang