Asael 39 🥀

67 13 6
                                    

"Sudah kau kirim padanya?"

"Sudah nona"

Begitu jawaban itu asael dapatkan,hanya selang beberapa detik ponselnya berdering, itu dari vraxis.

"Elas?! Elas,kamu baik-baik saja?"

"Tuan vraxis,nona saat ini sedang di tangani oleh dokter. Nona berpesan jika tuan menelfon dan menanyakan nona,untuk menyampaikan bahwa nona baik-baik saja,di harap tuan tenang dan tidak menyusul ke agras karna disini ada keluarga Or Garett dan Ar Garett. Nona masih harus ditangani dan menjalani pengobatan,jadi nona tidak bisa melindungi tuan dari tuan besar Veridro,harap tuan mengerti"

Vraxis terdiam,ia baru akan mengatakan bahwa ia akan menyusul elas ke agras,tapi apa yang asisten elas ucapkan ada benarnya. Ia tidak mau ketika elas bangun,ia harus segera bergerak menyelamatkannya lagi dari genggaman mantan tuannya itu.

"Bagaimana bisa yara menembak elas?"

"Ada orang yang menangkap nona dan tuan yang sedang bersama di dalam mobil,yara melihat wajah nona dan mengingatnya. Ketika yara melihat nona yang harus memberikan saksi pada keluarga Or Garett atas apa yang terjadi di kediaman anda,yara menembak nona."

"Seharusnya itu mengenai jantung nona,tapi nona muda keluarga itu menyelamatkan nona dengan mendorong nona,sehingga hanya mengenai rusuk dan lengan nona."

"Yara ingin membunuh elas?!!"

"Ya tuan"

"...Sial! Bahkan dia mengirim pembunuh bayaran untukku,dia masih juga mengganggu elas!"

"Tuan,tolong tenang,jangan lakukan hal gegabah karna nona akan marah saat sadar nanti"

"Ya saya tau!"

Asael tersenyum remeh mendengar keputus asaan vraxis,axe,koa,dan tante bada yang mendengar harus menahan kesal karna asael berurusan dengan lelaki itu.

"Kabari saya jika elas sudah bangun,kabari apapun itu!"

"Baik tuan"

Ketika sambungan di putus,koa langsung mengumpat dengan keras dan mengeluh pada adiknya yang masih mempertahankan hubungan dengan vraxis.

"Aku hanya ingin memastikan dia tidak akan berhubungan lagi dengan ibu,kak. Aku ingin dia tetap berada di genggamanku,tergila-gila padaku,dengan begitu aku bisa memperlihatkan pada ibu bahwa kekasihnya yang dicintai itu lebih mencintaiku dan memilihku ketika ia dalam kesulitan."

Koa,axe,dan tante bada menatap asael dengan senyum di bibir mereka.

"Apa ayah masih belum sadarkan diri?" tanya asael.

Koa langsung merubah wajahnya menjadi datar,ia memalingkan wajah,axe tidak menjawab.

"Iya sayang,syaraf di belakang kepalanya masih dalam perbaikan dan kemungkinan sadar 2 hari lagi" jawab tante bada.

"Apa alat itu belum di kirim?"

"Baru akan sampai malam ini,nona"

"Jika sudah sampai,segera aktifkan agar bisa segera digunakan paginya,pastikan alat itu digunakan untuk ayah,baru orang lain."

"Baik nona"

Asael duduk,menggerakan tangannya yang membuat kedua kakaknya menahan asael,memesannya untuk tidak banyak bergerak dulu.

"Aku ingin lihat ayah"

Axe menatap mata adiknya dalam-dalam,seburuk apapun ayahnya menyumpahi asael,adiknya ini akan selalu mengkhawatirkan ayahnya.

"Kursi roda"

"Aku bisa jalan abang,yang luka tanganku bukan kaki"

"Kamu masih dalam penyamaran adik"

AsaelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang