Asael 26

35 8 3
                                    

Sorry ya kemarin ga up,soalnya lagi wisuda 😅
.

“Sayang,kamu tidak kesekolah? Hari ini bukannya final basket? Tidak mau menonton sahabatmu tanding?” tanya tante era lembut.

“Bisakah aku tidak pergi?”

“Tidak princess,keempat sahabatmu akan bertanding,kamu harus mendukung mereka dengan menonton pertandingannya”

Itu jawaban dari paman hart,asael menghembuskan nafasnya panjang,ia bergulung di kasur kakaknya dailo yang hanya bediri melihat kelakuannya.

“Siang saja,mereka tanding siang”

Asael menenggelamkan wajahnya di lipatan lengannya,tante era menahan suaminya yang akan mengatakan sesuatu,ia duduk di sisi ranjang dekat dengan tubuh asael.

“Asael lelah? Ingin istirahat?”

“Hanya sebentar”

“Tante ngerti,kalau begitu asael istirahat saja,tapi siang harus kesekolah untuk menemani sahabat-sahabatmu,oke?”

Asael menganggukkan kepalanya,tante era tersenyum,ia mengelus surai asael yang masih berwarna hitam.

“Tidurlah,nanti tante bangunkan saat waktunya hampir tiba”

“Terimakasih tante”

“Tentu sayang”

Tante era mengecup kepala asael dahulu sebelum membawa suami dan kedua ponakannya keluar dari kamar dailo,membiarkan asael tidur di kasur dailo.

“Tante aku ingin di kamarku”

“Kamu hanya akan mengganggu adikmu,kalian dilarang masuk kedalam kamar ini sampai asael bangun. Jangan membantah!”

Ketiga lelaki itu menurunkan ujung bibirnya,mereka mengangguk pasrah dan memilih mengikuti tante era turun ke lantai dasar untuk menghampiri omah.

“Kenapa dengan mereka?” tanya omah.

“Aku melarang mereka mengganggu asael yang ingin istirahat lebih”

Omah mendengus,memberi ketiganya piring berisi kue manis.

“Asael baik-baik saja? Tidak panas?”

“Tidak mah,aku sudah periksa,asael hanya ingin tidur lebih”

“Syukurlah,biarkan asael tidur lebih. Dia tidak pernah tidur dengan tenang lagi akhir-akhir ini,entah apa yang membuat mimpi sialan itu mengganggunya lagi”

“Apakah karna pertemuannya dengan elio saat itu sampai membuat asael harus bertemu perempuan jalang itu,walaupun perempuan itu tidak bertemu asael”

Pertanyaan yang seperti pernyataan hart membuat mereka juga memikirkan hal itu,dan semua itu bisa saja mungkin.

“Aku tidak tau apa yang terjadi malam itu,tapi adik tidak mungkin langsung bertatap muka dengan dia karna dia terlihat baik-baik saja tanpa emosi menggebu ketika pulang. Jika memang seperti itu,adik hanya bertemu dengannya begitu tapi memicu traumanya kembali buruk,entah apa yang akan terjadi jika keduanya bertemu dan bertatap muka langsung”

“Koa,dia ibumu,sebut ibu” tegur era.

“Tidak tante,aku tidak sudi menyebutnya ibu lagi semenjak aku tau dia begitu kejam pada adik perempuanku dan menginginkan kematian adikku. Aku membencinya,tapi aku harus menahan diri karna yang pantas mengungkapkan benci pada perempuan itu lebih dulu adalah adik perempuanku”

Koa terlihat begitu emosi saat menyinggung sosok wanita yang adalah ibunya,omah mengelus kepala koa dengan sayang.

“Omah rasa adikmu mulai membenci perempuan itu,setelah mengetahui ayahnya di celakai oleh perempuan itu dan selingkuhannya. Tidak akan lama kami akan melihat kebencian asael pada perempuan monster yang telah begitu kejam menyiksanya,dan ayahmu”

AsaelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang