Asael 19

29 7 2
                                    

Selamat malam guys 😅 sorry ya malem up-nya
.

“Ini beneran rumahnya asael?”

“Tadi kan penjaga di pintu udah bilang asael didalam,nungguin kita”

“Tapi ini..bukan rumah”

“Mansion”

Mereka mengangguk membenarkan ucapan darlind,melihat betapa besar dan luasnya mansion itu,catnya berwarna putih berpadu dengan hitam,belum lagi tadi halamannya begitu luas dari gerbang utama ke halaman depan mansion saja sekitar 500 meter.

Pintu utamanya begitu besar sampai mereka bisa menebak 2 mobil bermuatan 7 penumpang bisa melewati pintu tersebut secara berdampingan,ketika mereka sedang tenggelam dalam kekaguman,pintu utama terbuka sebelah dan menampakan asael yang menggunakan pakaian casual.

“Selamat datang di kediaman omah dan opah,ayo masuk”

Asael memimpin jalan untuk sahabat-sahabatnya masuk kedalam mansion,mereka melewati ruang tamu yang begitu luas dengan sofa-sofa besar dan terlihat begitu mahal. Dindingnya bercat cream terang,pencahayaan matahari di dalam mansion begitu banyak dan nyaman,ada banyak pajangan guci,foto dan lukisan terkenal mahal,masuk ke ruang keluarga ada foto-foto sepasang suami istri dari muda sampai tua.

“Duduk dulu,nyamankan diri kalian,aku akan panggil omah”

Asael memastikan dahulu mereka duduk,baru ia beranjak menuju dapur untuk memanggil sang omah.

“Kalian siapa?”

Keenamnya langsung menoleh keasal suara,mereka melihat seorang wanita paruh baya yang begitu cantik berjalan menghampiri mereka,mereka langsung berdiri.

“Maaf nyonya,kami teman asael”

Wabita itu tersenyum,ia menghampiri mereka dan duduk di sofa single.

“Duduk”

Mereka saling pandang lebih dulu,baru duduk di tempat masing-masing.

“Perkenalkan saya omahnya asael,Earta Omer. Omah tadi sudah di beritahu kalian akan datang”

Mereka terlihat terkejut mengetahui wanita di hadapannya adalah omah dari sahabat mereka,meru tidak bisa menahan diri lagi.

“Omah,perkenalkan aku meru,teman pertama asael waktu masuk kelas. Aku cucunya kakek maru,asael bilang beliau adalah dokter yang pernah membantu asael menyembuhkan seorang perempuan lumpuh karna racun” cerocos meru.

“Meru.”

Vierxa menyenggol paha meru,tapi tidak dihiraukan oleh sang empu karna begitu fokus menatap omah asael.

“Maru sahabat kecil opah asael”

Mendengar hal ini membuat meru terkejut,ia menatap omah asael dengan mata membelalak tidak percaya,yang lainnya juga terkejut.

“Asael sepertinya tidak pernah mengatakan hal ini pada kalian,bukan?”

Meru dengan kaku menganggukkan kepalanya membenarkan pertanyaan omah,meru melirik kemana tadi asael pergi tapi belum ada tanda-tanda asael kembali.

“Omah,apakah asael tau kalau kakek maru bersahabat dengan opahnya?”

“Ya,asael tau. Kamu dan kalian jangan salah faham,asael bukannya ingin membohongi kalian,tapi ia tidak pernah bisa menceritakan kehidupan dan kisahnya pada orang lain. Ada begitu banyak alasan yang membuat asael tidak bisa terbuka pada kalian,nanti akan omah ceritakan jika kalian main lagi kesini dalam waktu senggang”

Mereka menatap meru,menganggukkan kepalanya ketika menerima sinyal dari teman-temannya.

“Kita senggang kok omah,kita juga ingin tau asael lebih banyak lagi agar kami bisa menjaga asael dengan lebih baik”

AsaelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang