Asael 17

40 9 2
                                    

Setelah makan siang ketujuh sahabat itu pamit lebih dulu dan bersenang-senang dengan kegiatan air mereka sampai hampir malam,asael mandi hanya sebentar dan langsung pergi ke restaurant yang sudah ia pesan untuk dirinya dan kedua saudaranya.

Disana ternyata sudah ada koa,leon,dan asistennya,dan mereka sedang bakar-bakar seafood di atas meja pesanan mereka.

“Kaka!”

“Jangan berteriak adik,tenggorokanmu sakit nanti”

“Hehe,maaf kaka”

Asael mengangguk,ia mengelus surai adiknya dahulu baru mendudukkan diri di kursi yang masih kosong.

“Adik,mereka sedang menyiapkan daging merahnya,mungkin sebentar lagi datang”

“Kak,aku juga bisa makan ayam panggang,tidak harus daging”

“Dan ayam juga”

Mendengar pengakuan koa membuat asael menggelengkan kepalanya,walaupun semua itu bisa ia makan tanpa khawatir gendut,tapi akan mengundang tanggapan aneh dari orang-orang yang melihat mereka makan begitu banyak hal.

“Nona,nona ingin nasi atau roti saja?”

“Nasi saja”

“Baik nona”

Asisten asael pergi untuk mengambilkan nasi untuk asael,sistem direstaurant ini memang self service untuk nasi,roti,kentang,soup seafood,salad,bahan lauk segar,dan bisa juga memesan hal yang tidak tersedia di meja prasmanan.

“Adik sudah pamit pada teman-teman”

“Akan ku kabari mereka”

Koa menggelengkan kepalanya,adiknya selalu seperti ini,bahkan pada mereka saja ia suka lupa mengabari jika ingin keluar disaat mereka bersama.

“Kaka,cobalah”

Leon menyodorkan kerang bakarannya yang sudah di celupkan ke saus pada asael,asael membuka mulutnya menerima suapan itu.

“Gimana ka? Enak ga? Udah mateng?”

Asael tersenyum,ia mengunyah kerang itu dahulu sampai tertelan habis,menyecap rasanya,baru memberi penilaian.

“Enak,kematangan sudah pas,jika terlalu lama akan hanya terasa hangus dan keras. Sausnya tambahkan sedikit perasan lemon,kamu tidak akan suka rasa amis pada kerang bakar”

“Oke ka! Makasih”

Cup

Leon dengan cepat mengecup pipi asael,dengan semangat 45 mengangkat semua kerang yang ia panggang,memisahkannya dari kulit kerang dan di tumpuk di piring sedang.

“Jangan mengecup adikku!”

“Kaka tidak keberatan,wle”

“Kau”

“Ka,sudahlah”

Lerai asael,koa akhirnya mengalah,ia sibuk membulak-balikan cumi besar,udang,lobster,dan kepiting besar yang ada di atas panggangan.

“Nona”

Asistennya datang membawa nasi,salad,dan buah,serta minuman juga pada asael. Dengan telaten meletakannya di hadapan asael,lalu kembali duduk membantu koa dan leon memanggang makanan mereka.

“Guys,kok gue khawatir ya sama asael? Gue takut dia kembali ngelamun di pantai dan tenggelam terlalu jauh dalam kesendiriannya”

“Tapi kita juga gatau dia dimana,vier”

“Gue merasa sejak kemarin asael selalu menyendiri dan melamun,kalian ngerasa ga sih?”

“Ya”

“Gue waktu pertama nemuin asael ngelamun di balik bebatuan itu,gue liat dia begitu tenggelam,arahnya sih dari pantai resort. Gue ngerasa ada seseorang yang asael kenal disana,mungkin orang itu memiliki kenangan kelam di hidup asael,entahlah”

AsaelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang