Asael

Asael 79

Pendekatan elio pada kedua orangtuanya hampir sama dengan yang asael katakan pada orangtua dan pamannya,yang beda hanya penjelasan mengenai keluarga istrinya yang dingin dan tidak berbasa basi. Mereka langsung pada intinya,itu kenapa pernikahan ini begitu mendadak tanpa ada pengenalan lebih dulu,karna mereka juga tidak bisa bebas turun dari alam atas disaat mereka sudah naik menjadi dewa dewi.

“Elio,kamu begitu jarang berada di istana ini nak. Ketika kamu kembali,kamu malah meminta izin menikah dan tidak bisa lama-lama karna kamu dan calon istrimu itu sudah naik ke alam atas”

“Apa kau menganggap kami tidak ada?!!”

“Suami”

Istrinya menegur sang suami yang tiba-tiba memotong ucapannya tadi dengan begitu keras,ia tidak ingin semakin jauh dengan putra tengahnya itu.

“Dia pikir kami ini apa? Kamu terus menanyakannya setiap hari. Tapi ini yang kamu dapatkan!!”

Elio hanya diam dengan wajah datar dan dinginnnya,tidak terganggu sama sekali dengan kemarahan ayah tidak tau dirinya ini.

“Ayahanda dan ibunda juga tidak pernah menganggap ku ada setelah memiliki anak yang ayahanda dan ibunda inginkan itu. Seharusnya kalian berpikir,aku masih menghargai ayahanda dan ibunda makanya aku turun dari alam atas untuk meminta izin menikah,tidak langsung melaksanakannya.”

Dengan dingin elio membalas ucapan ayahnya,bahkan menatap langsung mata yang memancarkan kemarahan itu.

“Elio,tidak seperti itu nak”

“Nyatanya begitu ibunda. Ibunda dan ayahanda menginginkan ku ada di sini hanya untuk membantu kalian menjadi pelayan putra ibunda dan ayahanda itu. Menjaganya,ketika anak itu terluka maka ayahanda dan ibunda bisa menyalahkan ku dan menghukum ku.”

Ibu dan ayah elio terdiam,mereka memang pernah memikirkan hal ini dengan hukuman mengurung elio didalam istana selama beberapa bulan,karna elio memang begitu jarang berada di istana.

Tapi pemikiran itu hilang ketika putri mereka mengungkapkan betapa mereka memihak putra bungsunya dan begitu ingin membuat putra tengahnya menjadi budak penurut,noel mengungkapkannya dengan kata yang kasar dan langsung. Menyadarkan mereka saat itu juga,makanya rasa bersalah mereka semakin besar setiap harinya karna putra tengah mereka tidak lagi pernah kembali selama 30 tahun.

“Elio,tidak nak,ibunda tidak bermaksud seperti itu..ibunda hanya merindukan putra ibunda,ibunda hanya ingin kamu lebih lama lagi di-”

“Itu hanya permbelaan ibunda dan ayahanda untuk mengusir rasa bersalah kalian,menggunakan alasan rindu padaku untuk meringankan hati kalian.”

Elio tidak membiarkan ibunya berucap sampai selesai,ia memotong dengan faktanya dan membuat keduanya kembali diam. Luca dan noel hanya diam sejak tadi,mereka terlihat marah saat ayahnya membentak elio,tapi mereka masih tenang karna kini elio bisa menanganinya sendiri dengan lebih banyak.

“Tapi aku tidak memikirkan hal itu,karna aku masih bisa berdiri dengan kaki ku sendiri dan hidup hingga saat ini. Kebebasan dan cinta dari kekasih dan kedua kakak ku,sudah lebih dari cukup untuk ku.”

“Aku kembali untuk memberi rasa hormat ku pada ayahanda dan ibunda yang telah memberi ku kehidupan,membiarkan ku lahir ke dunia,merasakan disayangi walaupun sebentar tapi aku menghargainya. Aku ingin mengenalkan ayahanda dan ibunda pada kekasih,calon istri ku serta keluarganya,sekaligus membahas mengenai pernikahan kami. Untuk persiapannya aku,kak luca,dan kak noel sedang melakukannya,jadi aku tidak akan merepotkan ayahanda dan ibunda dengan persiapan pernikahan ku bersama kekasih ku”

Sakit,itu yang dirasakan seorang ibu ketika putranya begitu jauh darinya,bukan karna jarak tapi karna batin mereka terlampau jauh dan semua ini penyebabnya adalah dirinya sendiri. Pernikahan ini hanya sekali untuk putranya,acara yang sakral,yang banyak orang tua tunggu untuk ikut terlibat menyiapkannya,melihat putranya melepas lajang bersama wanita pilihannya. Tapi kini putranya malah sudah begitu jauh,mempersiapkan segalanya sendiri,tidak pernah datang padanya dan sang suami untuk mengeluh atau meminta bantuan,tapi hanya datang untuk mengenalkan sekaligus meminta mereka menghadiri pernikahannya.