Everlasting (Chapter 11)

310 44 9
                                    

"Kau tau konsekuensinya Sarada! Dia bisa mati.." Penyihir hitam menatap marah pada putrinya.

"Aku tau.."

"Lalu kenapa kau melakukannya?"

Sarada mengangkat jari manisnya. Menunjukan cincin yang di berikan Minato padanya. Penyihir hitam memperhatikan dengan seksama.

"Ini—"

"Bagaimana aku harus menceritakannya?" Sarada menimbang-nimbang. "Eumm. Intinya Dia keturunan Uzumaki. Dan ternyata Keluargaku dan keluarganya sangat dekat dulu. Bahkan Otousanku ingin menjodohkanku dengan mereka sebelum tragedi itu."

"Dan itu cincin tunanganmu dari 100 tahun lalu yang di simpan mereka?" Tuduh penyihir hitam.

"Bukan." Bantah Sarada. "Ini cincin milik Otousanku. Ternyata dia juga pernah di kutuk sepertiku. Oleh seseorang yang terobsesi dengannya."

"Kau tau siapa orang itu?" Penyihir hitam mendekat pada Sarada. Tampak serius.

"Kenapa?"

"Kutukanmu dapat di batalkan jika kita melakukan ritual pada orang yang melancarkan kutukannya. Atau jika orang itu bukan dukun atau penyihir. Setidaknya orang yang menginginkan kutukan itu terjadi." Ujar penyihir hitam. Sarada baru tau tentang hal ini.

"Tapi.. bukankah orang itu sudah meninggal?"

"Jika dia terlahir kembali." Penyihir hitam mencoba berharap. 

"Akan susah jika dia memiliki wajah dan nama yang berbeda."

"KARENA ITU.. KENAPA KAU HARUS MENIKAH DAN MENCINTAINYA?!" Penyihir hitam berteriak frustasi. "Kau hanya akan menyakitinya dan dirimu. Kutukan itu. Bukannya Otousanmu juga mendapatkan hasilnya. Okaasanmu—"

"Itu karena dia kehilangan cincin ini."

"Apa maksudmu?"

"Cincin ini penangkal kutukan. Otousan mendapatkannya dari tetua desa. dia menikahi Okaasan karena yakin pada kekuatan cincin ini. Dan semua memang benar sampai cincin ini hilang. Saat di temukan oleh tuan Uzumaki dan ingin di kembalikan pada Tou-san, Semua sudah terlambat."

Penyihir hitam itu melihat cincin di jari manis Sarada dengan seksama. Memejamkan matanya. Sarada benar. Dia dapat merasakan aura penangkal yang kuat dan sihir kuno disana. Penyihir hitam terkejut.

"Aku tau siapa yang membuatnya." Pekiknya.

"Huh?"

"Sensei-ku." Ujar penyihir hitam sumringah.

"Kau punya sensei?" Sarada menautkan alisnya.

"Orang tuaku sibuk menerima pelanggan jadi tidak bisa mengajariku apapun tentang sihir. Dan Seorang temannya menjadikanku muridnya untuk menggali potensiku. Tapi sayangnya dia terbunuh saat mereka memburu penyihir. Aku tak menyangka dia bekerja dengan Uchiha. Sungguh menakjubkan."

"Ya.. Dan karena cincin ini juga aku berani menikahinya. Aku sungguh minta maaf karena tak meminta restumu terlebih dahulu."

Penyihir hitam terkekeh. "Kau sudah dewasa..Aku senang kau tidak sendiri lagi. Tapi.. kenapa kau terlihat murung bukannya bahagia? Kutukan itu seperti sudah berakhir walau belum benar-benar berakhir."

Sarada menunduk dalam. Ada satu hal yang masih mengganjal di hatinya. Yang membuatnya ragu untuk bebas merasa bahagia. Juga membuatnya takut apa bila Boruto mengetahuinya.

"Aku— masih seorang imortal."

Penyihir hitam menyimak, "Lalu?"

"Aku tidak ingin imortal." Ucap Sarada kalut. "Aku ingin menua bersamanya. lalu mati bersamanya. Aku tak ingin berpisah dengannya saat kematian tiba di hari tuanya."

21+ BorutoxSarada Fanfiction (Kumpulan Cerpen BoruSara)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang