Bagian 73 (Season 3)

1.2K 262 30
                                    

Aldrean terus melihat mobil hitam yang membawa Louis dan Kei menjauh dari pelataran rumah yang saat ini mereka tempati. Di sisi Aldrean ada Mary, kemudian di belakangnya ada Ron.

Untuk kali ini, Louis mempercayakan Aldrean pada Ron dan sebagai gantinya pria tua itu hanya membawa Kei dan Sion bersamanya.

Aldrean tidak bergerak dari tempatnya, dia masih menatap jalanan yang sempat dilalui mobil yang dinaiki Louis, mobil itu saat ini bahkan sudah tidak bisa lagi terlihat dalam jarak pandangnya.

Dalam benaknya, Aldrean secara sadar memutar kembali percakapan yang mereka lakukan di waktu sore.

"Kami akan pergi ke Negara T malam ini. Kamu tinggal saja selama semalam dan besok pagi, pesawat untuk kembali ke Negara N sudah disiapkan." Louis melihat Aldrean yang hanya mendengarkan.

"Ron akan menjagamu dan Mary juga akan ikut ke Negara N bersamamu." Lanjut Louis lagi.

"Aku ingin ikut." Tiba-tiba saja pemikiran ingin ikut pergi itu terlintas dibenaknya. Aldrean membuka mulutnya tanpa berpikir dan dia berakhir menerima balasan tepukan pelan di pundaknya oleh Kei.

"Kami pergi bukan untuk berjalan-jalan. Ini akan berbahaya." Ujar Kei.

"Benar Ze, menurutlah! Kami akan menyelesaikan urusan kami dengan cepat dan segera kembali." Louis ikut menambahkan.

Lagi, sebuah tepukan pelan Aldrean rasakan pada bahunya, menyadarkan lamunan singkatnya.

Aldrean menoleh ke sisi kiri dan dia bisa melihat Mary yang akan beranjak pergi dari tempatnya.

"Ayo masuk, udara malam tidak baik untuk tubuh, Al."

Sebelum ikut beranjak, Aldrean menyempatkan diri untuk bertanya. "Kak, kelompok Black Rose, apa mereka berbahaya?"

Langkah Mary terhenti, pun Ron yang ikut menatap Aldrean.

Mary kemudian menoleh untuk melihat Aldrean dengan senyuman manis diwajahnya.  "Mereka berbahaya. Tapi, papa dan kakak akan baik-baik saja." Jawabnya.

Sebenarnya, Mary tidak tahu dari mana Aldrean mendengar tentang nama kelompok itu, padahal sudah jelas-jelas selama ini mereka hanya membicarakan kelompok itu secara diam-diam. Tujuan mereka tentu saja agar Aldrean tidak mengetahui apa yang sedang mereka rencanakan.

Tapi, sepertinya mereka kecolongan. Aldrean tetap tahu apa yang seharusnya disembunyikan dari anak itu.

Aldrean mulai melangkah, dia menyusul Mary yang sudah beberapa langkah di depan untuk memasuki rumah. "Semoga yang kakak katakan itu benar." Ujar Aldrean.

Mary tersenyum tipis. "Tentu saja. Papa dan kakakmu yang satu itu jauh lebih berbahaya dibandingkan dengan orang-orang yang akan mereka hadapi nanti."

Ada rasa bangga dalam nada bicara Mary membuat Aldrean menatap Mary. "Tapi saat ini papa memiliki kelemahan."

Aldrean tidak ingin mengatakannya tapi dia adalah kelemahan Louis dan Kei saat ini.

Keputusan dua orang itu mendatangi Negara T juga hanya untuk dirinya. Untuk mendapatkan penawar racun ditubuhnya.

Jika orang-orang Black Rose justru memanfaatkan kepemilikan penawar untuk menekan Louis dan Kei... sebenarnya, Aldrean tidak ingin memikirkan kemungkinan terburuknya.

Tapi, bukan hal yang mustahil bagi orang-orang Black Rose itu untuk mendapatkan kesempatan dalam kesempitan.

Mary terdiam, papanya dan kakaknya-- Kei bukan tidak pernah memikirkan kemungkinan yang ditakutkan oleh Aldrean saat ini, Mary juga pernah memperingati papanya dengan hal yang sama seperti yang Aldrean pikirkan tapi, pada saat itu papanya hanya mengatakan bahwa 'papa akan mengurusnya', 'tidak perlu cemas' dan, 'semua akan baik-baik saja'.

ZEROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang