"Kita akan bersenang-senang, sayang..."
Brak!
Saat Antonio menikmati waktunya, dia dikejutkan dengan suara dobrakan pintu dari luar.
"Bajingan!"
Louis adalah pelakunya. Pria itu menatap marah pada Antonio yang masih dalam posisi mengukung Aldrean. Tangan pria itu bahkan menyentuh, sial, tatapan Louis berubah dingin dan tajam.
"Lepaskan dia bajingan!"
Antonio masih terkejut. Dia belum bisa merespons saat tubuhnya tiba-tiba dihempaskan sejauh dua meter.
Sosok Aldrean sendiri yang berbaring di atas kasur tampak tidak terganggu dengan keributan itu. Pakaian ditubuhnya hampir terlepas sepenuhnya dan kondisinya benar-benar kacau.
Seluruh tubuhnya tampak memerah akibat sentuhan orang lain sementara matanya menyorot kosong ke depan. Dia tak merespons apa lagi bergerak.
Flashback end
...
Aldrean saat ini kembali berada dikamar yang ditempatinya sejak pertama kali bangun di Villa Louis.
Tempat itu memang sebuah Villa, berada di sekitar pegunungan dan memiliki pemandangan sekitar yang indah.
Aldrean tak mau tahu bagaimana dengan cara Louis menyelamatkannya yang berada ditangan Antonio semalam, dia tidak terlalu peduli. Pria itu juga tidak mengatakan banyak hal dan hanya mengatakan telah menyelamatkannya.
Satu hal tentang Louis, ingatan tentang pria itu muncul di kepala Aldrean baru saja, karenanya kepalanya menjadi sakit saat ini.
Itu kejadian sekitar setahun yang lalu.
Aldrean yang baru kembali dari sekolah tidak sengaja melihat pria yang mengalami pencopetan. Pria itu tampaknya belum mengetahui lingkungan sekitar dan karena semua barang-barangnya hilang, dia tidak bisa berbuat apa pun atau menghubungi siapa pun. Aldrean membantunya untuk menghubungi kerabat orang itu bahkan juga membelikannya roti dan minuman di minimarket untuknya.
Saat itu langit sudah hampir gelap dan cuaca juga buruk seperti hujan akan turun. Louis, pria yang ditolong oleh Aldrean itu tidak akan pernah melupakan kejadian hari itu.
Hari itu adalah hari pertama kedatangannya ke Negara N. Louis sengaja bepergian sendiri tanpa membawa pengawal satu pun, niatnya ingin menikmati waktu santai seorang diri menjadi kacau karena dia yang lengah mengakibatkan dirinya menjadi korban pencopetan. Orang-orang yang merampas tasnya itu menggunakan sebuah motor, dan dia yang berlari tidak bisa mengejar kecepatan mereka.
Saat itu, dompet dan ponsel miliknya berada di tasnya. Louis bahkan rasanya ingin membunuh pencopet kecil itu tapi dia tidak bisa melakukan apa pun saat pencopet kecil itu sudah hilang dari pandangannya.
Tentu saja Louis bisa mendapatkan barang-barangnya kembali sehari kemudian. Hanya saja dia tidak pernah bisa melupakan jasa Aldrean dalam membantunya.
Remaja yang terlihat kecil dan lemah itu mengulurkan tangan untuknya, bahkan melontarkan kata-kata nasehat yang memintanya untuk lebih berhati-hati lain kali.
"Om, bukan orang sini ya?" Tanya Aldrean saat keduanya duduk bersama di depan minimarket. Louis sendiri sudah menghabiskan roti miliknya karena dia sebenarnya juga lapar.
"Saya baru pindah hari ini." Louis mengatakan yang sebenarnya.
Mendengar jawaban itu Aldrean mengangguk mengerti. Pantas saja pikirnya. "Lain kali hati-hati, Om. Disini emang rawan pencopetan kayak gitu. Untung aja mereka ga ngapa-ngapain, Om."
KAMU SEDANG MEMBACA
ZERO
Teen FictionDia Zero. Sosok spesial yang akan hadir setelah kematian seseorang. [On Going]