"Bisma... Aldrean..."
Seolah merasa terpanggil, dua sosok yang memang merupakan Bisma dan Aldrean itu serentak menoleh ke arahnya.
Itu membuatnya sedikit terkejut.
Jarak mereka lumayan jauh dan mereka tampaknya bisa mendengar gumamannya dengan jelas.
"Kamu sudah datang?" Sosok Aldrean yang melihat ke arahnya tersenyum manis sambil bertanya dengan suaranya yang ringan dan riang.
Seolah-olah kedatangannya memang telah ditunggu.
Keningnya mengerut.
Kedua sosok itu mulai menghampirinya dengan sosok Aldrean yang tampak menarik Bisma untuk menghampirinya bersama-sama.
Keduanya berhenti tepat di depannya. Mereka menatapnya dengan pandangan yang berbeda.
Sosok Aldrean yang menatapnya ramah dan Bisma yang tampak mengerutkan kening melihat ke arahnya.
Satu orang jelas mempertanyakan tentang kehadirannya.
Dia sendiri juga tidak tahu mengapa bisa berada di sana.
Jadi, dia hanya mengabaikan tatapan dari sosok Bisma itu yang menatapnya seolah-olah meminta banyak penjelasan darinya.
Dia tidak ingin mengatakan apa pun.
Dia hanya diam memperhatikan dua sosok di depannya dan menunggu apa yang sebenarnya akan mereka lakukan.
"Bis, sekarang lo ikut dia." Aldrean tampak berbicara pada Bisma.
"Ogah. Enak di sini maen sama lo, ngapain gue harus ikut dia?" Tolak Bisma dengan wajahnya yang mencebik tak suka. Dia juga melayangkan tatapan yang sama saat mengalihkan pandangannya ke arahnya.
"Ngga. Lo harus ikut dia! Lo harus balik." Kekeuh Aldrean.
"Kok lo maksa sih?"
"Di sini bukan tempat lo."
Bisma tampak menatap Aldrean dengan ragu. "Kalo gue pergi lo bakal sendirian."
Mendengar lirihan itu senyum manis Aldrean kembali terlihat. "Gue baik-baik aja. Gue udah bahagia kok. Sekarang lo ikut dia, lo harus balik karena banyak yang nungguin lo, Bis."
"Gue..." Bisma masih ragu. Dia tidak ingin meninggalkan Aldrean. Meninggalkan sahabatnya itu sendirian. Aldrean mungkin akan kesepian jika dia pergi. "Kenapa lo ngga ikut?" Tanyanya.
"...karena sekarang ini tempat gue." Senyum manis Aldrean berubah sendu tapi dia menatap Bisma dengan yakin. "Lo harus balik, Bis."
Melihat Aldrean yang tiba-tiba melihat ke arahnya, dia hanya membalas tatapan pemuda itu.
"Maaf ngerepotin kamu. Tolong bawa Bisma sama kamu ya." Ucap Aldrean sambil tersenyum. Bahkan nada bicara dan kata-katanya terdengar lembut, berbeda saat dia berbicara pada Bisma.
Aldrean jelas tengah memohon.
"Kenapa?" Dia tidak tahan untuk bertanya dan akhirnya mengeluarkan suara itu.
Ah, dia baru sadar jika dia berada dalam wujud aslinya.
Melihat pada sosok Aldrean di depannya, dia yakin akan satu hal.
Sosok itu adalah jiwa Aldrean asli.
Jadi, apa saat ini dia sedang berada di alam bawah sadar?
Terserah, dia tidak terlalu peduli.
Dia hanya sedikit penasaran.
Dia melihat ke arah sosok Bisma. Kenapa anak itu ada di sini?
"Tubuhku memang jelek tapi anggap aja itu sebagai bayaran untuk menggunakannya. Tolong jaga Bisma, jaga juga yang lainnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
ZERO
Подростковая литератураDia Zero. Sosok spesial yang akan hadir setelah kematian seseorang. [On Going]